Ini 7 Alasan Mengapa Korban KDRT Sulit Meninggalkan Hubungannya

Cinta, anak, hingga keyakinan akan berubah

Ini 7 Alasan Mengapa Korban KDRT Sulit Meninggalkan Hubungannya

Akhir-akhir ini ramai kasus KDRT maupun hubungan toxic lainnya yang dialami oleh sejumlah orang. Salah satunya yang sedang hangat dibicarakan adalah selebgram sekaligus mantan atlet anggar, Cut Intan Nabila.

Selama 5 tahun pernikahannya, ia kerap mendapat kekerasan dalam rumah tangga. Tak sanggup untuk memendam lagi, Intan akhirnya mengunggah video KDRT yang dilakukan sang suami ke media sosial dan viral. Kini sang suami, Armor Toreador, sudah ditangkap oleh polisi dan ditetapkan sebagai tersangka kasus KDRT. 

Belajar dari hal tersebut, Cut Intan Nabila hanya satu dari sekian banyak perempuan yang berani speak up tentang KDRT yang dialami. Beberapa lainnya mungkin memilih diam dan mempertahankan hubungan yang tidak sehat tersebut. 

Alasannya pun beragam, penelitian mengungkapkan kalau hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh anak, cinta, hingga keyakinan bahwa pasangannya bisa berubah. Berikut beberapa alasan mengapa korban KDRT sulit meninggalkan hubungannya, merangkum dari beberapa penelitian.

1. Merasa sayang kalau pisah karena emosi sesaat

Ini 7 Alasan Mengapa Korban KDRT Sulit Meninggalkan Hubungannya

Mengutip dari penelitian yang dilakukan penelitian Heron, Eisma, dan Browne pada tahun 2022 yang berjudul Why Do Female Domestic Violence Victims Remain in or Leave Abusive Relationships? A Qualitative Study, beberapa perempuan merasa sayang kalau hubungan atau pernikahannya harus kandas karena emosi yang mungkin sesaat. Apalagi bagi mereka yang merasa menikah bukanlah hal yang mudah. 

2. Bertahan karena anak

Salah satu alasan populer dan paling kuat yang membuat orang sulit keluar dari hubungan penuh kekerasan adalah bertahan demi anak. Seperti hasil penelitian yang dilakukan Sichimba, Nakazwe, dan Phiri (2019) dalam jurnal berjudul Untold Stories of Women Living in Violence: Lived Realities of Why Women Stay: A Case Study of Ngombe and Kanyama Compounds in Lusaka, mayoritas responden perempuan memilih bertahan dalam hubungan karena anak-anak mereka.

Para perempuan ini lebih mengutamakan kebahagiaan dan keamanan anak-anaknya terlebih dahulu daripada kebahagiaan dan keselamatan diri sendiri. Mengutip dari National Domestic Violence Hotline, banyak korban KDRT mungkin merasa bersalah jika bercerai atau bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan keluarga mereka. 

3. Yakin pasangannya akan berubah

Masih melansir dari penelitian yang dilakukan Sichimba, Nakazwe, dan Phiri, para responden juga menjawab alasan mereka tak meninggalkan hubungan tak sehat tersebut karena yakin pasangannya akan berubah dan menjadi lebih baik.  

Mengutip dari Very Well Mind, orang tersebut mungkin masih peduli dengan pasangannya atau memiliki harapan bahwa keadaan akan menjadi lebih baik. Pasangannya mungkin telah berjanji bahwa ia akan berubah dan meminta kesempatan lagi. 

Hal-hal red flag ini biasanya terdiri dalam sebuah fase. Mungkin beberapa waktu pasangan tersebut akan berada di fase bulan madu, namun setelah fase itu habis akan kembali ke fase toksik. Jadi, jangan sampai kamu terkena tipu daya itu, ya.

4. Masih cinta dengan pasangan

Penelitian lain yang dilakukan Estrellado dan Loh (2014) dalam jurnal Factors Associated with Battered Filipino Women’s Decision to Stay in or Leave an Abusive Relationship mengungkapkan bahwa salah satu alasan korban kekerasan tak bisa meninggalkan hubungannya karena mereka masih punya perasaan cinta yang kepada pasangannya.

Para peneliti menemukan, rasa cinta tersebut membuat para korban yang adalah perempuan menunjukkan sifat-sifat seperti rela berkorban, tunduk, dan pasif. Sifat-sifat ini membuatnya lebih rentan terhadap pelecehan karena cenderung diam, toleran, dan berkorban terlepas dari rasa sakit yang dialami.

5. Merasa tidak berdaya dalam mental, fisik dan materi

Hal lain yang membuat orang sulit meninggalkan hubungan kasar walau telah jadi korban KDRT, yaitu ketidakberdayaan. Tidak berdayanya sang korban mungkin dipicu karena mereka takut, diancam, diintimidasi, diisolasi dari pertemanan dan keluarga, atau karena dimanipulasi dan memiliki harga diri yang rendah.

Mereka yang memiliki masalah kesehatan baik mental dan fisik juga mungkin akan lebih sulit keluar dari hubungan tersebut mengutip dari National Domestic Violence Hotline dan Very Well Mind. Ini karena mereka mungkin menggantungkan kesejahteraannya pada sang pasangan.

Masalah finansial juga bisa jadi faktor atau alasan. Korban KDRT tersebut mungkin tidak memiliki penghasilan atau tabungan yang cukup untuk menghidupi dirinya kelak ketika akan berpisah. Bisa juga pasangannya mungkin memiliki kendali atas keuangannya, sehingga ia mungkin tidak memiliki uang tunai, kartu, atau rekening bank sendiri.

6. Punya trauma masa lalu

Mengutip dari Very Well Mind, orang yang pernah mengalami trauma atau pelecehan seumur hidup dapat mengalami respons disosiatif, di mana dia mati rasa dan tidak dapat memproses apa yang terjadi. 

Para korban KDRT ini mungkin ada yang memiliki trauma masa lalu dengan hal yang sama sehingga ia lebih sulit untuk menjadi responsif ketika hal tersebut terjadi lagi dalam kehidupan rumah tangganya.

7. Pengaruh lingkungan dan norma budaya

Jika seseorang tumbuh di lingkungan di mana pelecehan atau kekerasan adalah hal yang biasa, ia mungkin tidak tahu seperti apa hubungan yang sehat itu. Akibatnya, ia mungkin tidak menyadari bahwa perilaku pasangannya tidak sehat atau kasar.

Orang tersebut mungkin melihat kekerasan yang ia alami sebagai hal yang normal dalam sebuah hubungan, padahal tidak. Tak hanya itu, pengaruh norma, budaya, atau keyakinan mungkin membuatnya memilih bertahan daripada berpisah. 

Entah karena tak ingin melanggar ajaran agama, tak ingin malu karena pernah mengalami kegagalan rumah tangga atau dinilai salah dalam memilih pasangan. Hal-hal tersebut menjadi ketakutan yang menghambat seseorang untuk lepas dari hubungan tak sehat. 

Itulah alasan mengapa korban KDRT sulit untuk meninggalkan hubungan yang tidak sehat dan kasar dengan pasangannya. Bagaimana menurut kamu?

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved