Tanggal 7 Januari 2017 menjadi hari yang sangat membahagiakan bagi pasangan Andien Aisyah dan Ippe. Anak pertama mereka yang diberi nama Anaku Askara Biru lahir di dunia dengan kondisi yang sehat. Proses persalinan Andien pun juga berjalan dengan lancar dan sangat singkat. Karena merasakan kontraksi mendadak, Andien memutuskan untuk melahirkan dengan bantuan bidan di rumahnya. Proses persalinan juga menggunakan sistem water birth atau melahirkan di dalam air. Meski cara ini terlihat mudah dan terlihat nggak terlalu menyakitkan, water birth juga memiliki risiko yang nggak banyak orang tahu. Buat kamu yang masih penasaran seperti apa melahirkan dalam air, inilah beberapa hal yang harus kamu perhatikan.
Keuntungan
Bisa dilihat sendiri bagaimana proses persalinan yang dilalui Andien berlangsung jauh lebih cepat. Membutuhkan waktu sekitar 3 jam, si kecil sudah berhasil dikeluarkan dari rahim sang ibu. Hal tersebut tentu sangat menggiurkan bagi mereka yang akan melahirkan untuk pertama kalinya, berbeda dengan persalinan normal yang bahkan bisa berlangsung belasan jam.
Hal lain yang membuat water birth layak untuk dicoba adalah bisa mengurangi sakit yang dirasakan ibu. Hal tersebut disebabkan karena udara dan gas bisa membantu meringankan sakit saat kontraksi ketika berada di dalam air. Namun seperti yang dilakukan Andien, sang ibu baru akan masuk ke pool yang berisi air hangat ketika mendekati pembukaan akhir.
Dengan merendam diri di air yang sedikit hangat akan membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi bisa menyebabkan kecemasan dan ketegangan yang berlebihan pada ibu. Di samping itu, air juga diyakini bisa membantu melepaskan hormon-hormon yang berkaitan dengan stres sekaligus meningkatkan produksi hormon endorfin yang berfungsi untuk mengurangi rasa sakit.
Risiko
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Royal College of Obstetrician and Gynecologists, ada kemungkinan air akan masuk ke dalam aliran darah sang ibu. Meski British Medical Journal menyatakan bahwa 95% dari proses melahirkan dengan cara water birth berlangsung aman, mereka juga nggak menampik akan adanya risiko yang muncul dari metode ini.
Jika sang bayi mengalami stres saat proses keluar dari rahim atau tali pusar terlilit di dalam, dia akan berusaha untuk menarik napas dan menghirup udara. Alih-alih udara yang masuk, bayi mungkin justru akan menelan atau menghirup air. Namun hal ini merupakan hal yang jarang terjadi karena bayi biasanya nggak akan menarik napas dengan cara yang normal sebelum dia berada di luar rahim.
Seorang ibu yang memiliki penyakit tertentu seperti herpes sama sekali nggak disarankan untuk mencoba water birth karena penyakit tersebut akan dengan mudah menular melalui perantara air. Begitu juga dengan ibu yang mengandung bayi kembar, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menjalani water birth. Bayi yang akan lahir sebelum waktunya (prematur) juga sebaiknya nggak melalui water birth.
Gimana Bela, tertarik untuk mencobanya?