Nggak terasa sudah H-1 sebelum penyanyi bersuara emas Raisa dipersunting oleh kekasihnya, Hamish Daud. Acara yang diselenggarakan pada 3 September 2017 ini adalah puncak dari rangkaian prosesi pernikahan. Karena Raisa dan keluarga berasal dari Sunda, maka Raisa melaksanakan beberapa prosesi pra nikah seperti pengajian, siraman atau ngebakan dan ngeuyeuk seureuh. Buat kamu yang penasaran tentang pernikahan adat Sunda, atau kamu orang Sunda yang berniat menikah secara tradisional, ini dia beberapa hal yang perlu diketahui dari pernikahan adat Sunda.
1. Neundeun Omong
Bila kalian sudah serius dan siap melangkah ke jenjang berikutnya, maka pertama-tama perlu melakukan neundeun omong. Keluarga atau wali dari pihak laki-laki berkunjung ke kediaman keluarga perempuan untuk silaturahmi. Di tahap ini, orangtua atau wali pihak laki-laki dan orangtua perempuan bertemu untuk berbicara tentang status si perempuan. Meski terkesan santai, di tahap inilah titik permulaan di mana pihak perempuan dan laki-laki harus sama-sama serius sehingga kedua belah pihak bisa menentukan hari lamaran.
2. Narosan
Tahap kedua yaitu narosan atau yang disebut juga ngalamar. Di tahap inilah prosesi lamaran berlangsung secara resmi. Biasanya, pihak laki-laki akan membawa makanan, cincin, sirih dan pakaian perempuan di mana masing-masing barang memiliki makna tersendiri. Setiap keluarga juga memilih seseorang yang dianggap sudah berpengalaman sebagai juru bicara. Di prosesi ini, mereka akan mendiskusikan kapan acara pernikahan akan diselenggarakan. Sekadar info saja nih, Bela. Jika proses lamaran sudah selesai, bukan berarti kalian sudah sah dan boleh melakukan hubungan suami istri. Lamaran hanya untuk mengikat kedua belah pihak supaya nggak menerima pinangan dari pihak lain. Sayangnya, masih banyak orang yang salah kaprah dengan makna lamaran dan menganggap diri mereka sudah sah.
3. Seserahan
Tahap seserahan atau nyandakeun adalah tahap di mana pihak laki-laki akan membawa beberapa bingkisan cantik berisi uang, perabotan rumah tangga, pakaian, dan kebutuhan lainnya untuk diserahkan kepada pihak perempuan. Sebagai balasan, pihak perempuan juga menyerahkan seserahan kepada pihak laki-laki. Acaran seserahan ini bisa dilakukan sehari, tiga hari bahkan seminggu sebelum akad nikah.
4. Ngaras
Di tahap ini yang biasanya paling mengharukan, di mana kedua belah pihak akan meminta izin kepada orangtua mereka untuk mencuci dan membasuh kaki mereka. Prosesi ini adalah simbol atau ungkapan hormat dari anak kepada orangtua dengan tujuan mendapatkan berkah setelah berumah tangga nanti.
5. Siraman
Prosesi siraman atau yang disebut dengan ngebakan adalah memandikan calon pengantin perempuan untuk membersihkan jiwa dan tubuhnya supaya suci sebelum menikah. Ngebakan biasanya dilakukan tiga hari sebelum pernikahan dan menggunakan air yang dicampur bunga tujuh rupa. Kalau yang menikah adalah pasangan Muslim, biasanya prosesi ngebakan diawali dengan pengajian terlebih dahulu.
6. Ngeuyeuk seureuh
Masih ada satu tahap lagi sebelum akad nikah, yaitu ngeuyeuk seureuh. Acara ini dipimpin pleh pangeuyeuk, yaitu orang yang akan membimbing dan menjelaskan tujuan prosesi ini. Kedua calon pengantin akan meminta izin dan do’a restu kepada orangtua mereka atau disebut ngaras. Sedangkan ngeuyeuk seureuh yaitu orangtua memberikan restu serta memberikan nasihat yang dilambangkan dengan benda-benda yang sudah disediakan. Dalam beberapa acara, prosesi ngaras (mencuci kaki orangtua) dijadikan satu dengan prosesi ini.
7. Akad nikah
Setelah serangkaian prosesi pra nikah selesai dilaksanakan, tibalah saatnya untuk melangsungkan akad nikah. Seperti akad nikah pada umumnya, prosesi ini disertai tukar cincin dan saling memberikan seserahan. Prosesi akad nikah biasanya dilakukan di kediaman pihak perempuan, namun kini akad bisa dilakukan di masjid atau tempat-tempat sesuai kesepakatan.
8. Saweran
Tradisi pernikahan adat Sunda belum selesai nih, Bela. Satu lagi hal yang nggak kalah penting yaitu tradisi saweran atau melempar beberapa barang termasuk uang, beras, kembang gula dan kunyit. Masing-masing barang memiliki filosofinya sendiri, di mana uang melambangkan rezeki, beras melambangkan kemakmuran, kembang gula melambangkan rumah tangga yang harmonis dan kunyit yang melambangkan kejayaan.
Setelah saweran, kadang ada keluarga yang masih melanjutkan beberapa prosesi. Namun di zaman modern ini, pernikahan adat yang dilakukan secara lengkap sudah mulai jarang. Untuk mempersingkat waktu dan menghemat biaya, beberapa prosesi adat dijadikan satu atau bahkan ada beberapa yang dihilangkan. Kalau kamu sendiri gimana, tertarik mengadakan pernikahan adat atau pernikahan modern saja?