Aku belum pernah menjalani hubungan jarak jauh sebelumnya. Aku merasa bahwa hubungan jarak jauh atau yang biasa disebut LDR itu sangat menyiksa. Aku bahkan meyakini bahwa ketika aku bertemu dengan seseorang yang memiliki jarak yang jauh denganku, mungkin mengakhiri hubungan adalah cara terbaik. Namun itu semua harus aku hadapi ketika aku memiliki suami dengan pekerjaan yang menuntutnya untuk berjauhan dariku.
1. Bukan risiko melainkan sebuah tantangan yang harus dihadapi
Bukan salah siapa-siapa jika kami harus dipisahkan oleh jarak karena pekerjaannya. Sebelum menikah, kami bahkan sudah membahas bagaimana komunikasi yang akan kami lakukan saat dia harus bertugas. Aku sebagai perempuan yang sudah bersumpah untuk selalu setia menemaninya harus bisa diandalkan, apalagi kini ketika kami telah memiliki momongan. Aku harus merawatnya seorang diri dan harus menjadi figur yang kuat untuknya.
2. Aku berusaha menutup telinga terhadap apa kata orang
Karena kesendirianku ini, tidak sedikit tetangga bahkan kerabat yang mulai menunjukkan perhatiannya kepadaku. Tapi aku tidak ingin mereka terus melontarkan komentar tentang diriku yang kesepian atau apakah pasanganku yang sedang berada di suatu tempat juga khawatir tentang diriku. Pada akhirnya, semua perkataan mereka menjurus pada satu titik, yaitu sampai kapan aku akan bertahan dengan hubungan yang seperti ini. Bisakah mereka berhenti untuk mencampuri urusan rumah tanggaku?
3. Kadang aku berpikir negatif tentang dirinya
Aku tidak sendiri. Aku yakin bahwa hampir semua perempuan yang memiliki suami seorang abdi negara atau mereka yang dinas dalam waktu yang lama tentu sering dihampiri pikiran negatif. Mulai dari cemburu dengan pekerjaan hingga rasa takut jika belahan jiwa yang tengah mencari uang di sana tergoda dengan perempuan lain, seseorang yang mungkin selama ini ada di sampingnya di saat sang suami membutuhkan kasih sayang seorang wanita.
4. Apa yang dia lakukan adalah untukku juga
Tak ada habisnya jika aku selalu berprasangka buruk terhadapnya. Yang bisa aku lakukan adalah tetap menjaga komunikasi dan percaya kepadanya. Toh, apa yang dia lakukan juga demi aku dan anak-anaknya. Aku percaya dengan istilah bahwa dibalik pria hebat ada wanita yang hebat yang mendampinginya. Maka dari itu, aku harus kuat dan bisa membuktikan kepada diri sendiri dan orang lain bahwa dia tak salah telah memilihku.
Pada akhirnya, aku yakin bahwa dirinya telah mempercayaiku untuk mengatur semuanya dari sini seorang diri karena dia tahu akulah wanita yang tepat dan kuat untuk dia andalkan.