Deadpool 2 menjadi salah satu film yang paling ditunggu-tunggu tahun ini. Beberapa trailer yang beredar di internet, bahkan kehadiran sosok Wiro Sableng (Vino G. Bastian) dan Anggini (Sherina Munaf) pada salah satu trailer-nya membuat kita semakin nggak sabar menyaksikan tingkah kocak dan keren sang antihero yang satu ini. Namun dibalik kelucuan film tersebut, ternyata ada fakta yang belum banyak diketahui orang tentang aktor pemeran Deadpool, Ryan Reynolds.
wikimedia.orgSuami dari aktris Blake Lively dan ayah dari kedua putrinya, James Reynolds (3) dan Ines Reynolds (1), ini dikenal memiliki pribadi yang humoris. Ryan dan Blake bahkan disebut-sebut sebagai salah satu pasangan paling harmonis di Hollywood. Tapi ketika berada di belakang layar, Ryan selalu berhadapan dengan kecemasan. Kelainan kejiwaan ini sudah dia miliki sejak muda dan selalu menganggunya, bahkan hingga dirinya telah menjadi bintang besar seperti sekarang.
Mantan suami Scarlett Johansson ini beberapa kali menjawab pertanyaan media seputar kecemasan yang ia miliki. Melansir dari This Is Insider, Ryan mengenang awal mula kecemasannya muncul. “Ayahku adalah sosok yang keras. Beliau nggak bersikap lembut kepada siapapun, termasuk dirinya sendiri. Kupikir kecemasanku bermula dari sana, mencoba untuk menemukan cara mengontrol orang lain dengan mencoba mengontrol diriku sendiri. Saat itu, aku belum menyadarinya. Aku hanyalah anak yang mudah gugup,” tuturnya kepada Variety.
popsugar.co.ukMengakui bahwa hubungannya dengan mendiang ayahnya nggak baik sepertinya nggak berdampak banyak pada kondisi kejiwaannya kini. Bahkan, Ryan mengaku semakin panik dan stres saat masa promosi film terbarunya, Deadpool 2. Kesuksesan film pendahulunya, meskipun membuat Ryan bahagia, juga menyimpan kesan menegangkan tersendiri. Ryan selalu cemas ketika melihat para penggemar film Deadpool menaruh harapan tinggi terhadap filmnya, cemas ketika harus tampil di berbagai acara live atau wawancara, bahkan berbicara di atas panggung. “Ketika berhadapan dengan ekspektasi yang tinggi, otakku memprosesnya sebagai sebuah bahaya.”
etonline.comMemahami bahwa suaminya memiliki kecemasan, Blake yang selalu berada di sisi Ryan. “Blake membantuku melewati ini semua. Aku merasa beruntung berada di sisinya dan membuatku tersadar,” tutur Ryan. Padahal, sang istri juga sering berhadapan dengan kecemasannya sendiri. Blake cemas bagaimana sikap media terhadapnya. “Apa yang kamu lihat di media bukanlah kehidupan nyata. Semalam sebelum melakukan wawancara, saya cemas: Bagaimana dia akan memperlakukanku?”
Sama-sama berjuang menghadapi kecemasan, Blake dan Ryan sering berbagi satu sama lain dan saling memahami bagaimana kondisi pasangannya. Inilah yang membuat mereka tetap solid dan harmonis. Bukankah seperti itu yang selayaknya dilakukan pasangan suami istri?
