Nikah siri atau istilah lain yang sering kita dengar sebagai nikah bawah tangan, masih sering dipraktikkan hingga saat ini. Beberapa alasan seseorang memilih nikah siri, antara lain supaya lebih mudah, karena tak perlu mengurus surat-surat perkawinan, tapi pernikahan tetap sah secara agama. Alasan lainnya, menikah siri kerap dijadikan alternatif bagi para pria yang hendak melakukan poligami.
Sayangnya, praktik nikah siri, meski memang ada yang hubungan rumah tangganya baik-baik saja, tapi seringnya kita mendengar banyak masalah. Dan biasanya yang paling dirugikan adalah pihak perempuan.
Karena itu, sebelum kamu memutuskan untuk menerima dinikahi siri oleh pasanganmu, ada beberapa kerugian dari nikah siri yang patut kamu jadikan bahan pertimbangan. Apa saja?
1. Status pernikahan tak tercatat di KUA
Sisi negatif pertama dari nikah siri adalah meski pernikahanmu sah secara agama, namun tak diakui negara. Sebab, status pernikahanmu tak tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA). Tentu hal ini akan sangat merugikan bagi kamu dan anakmu kelak. Bila ada hal-hal yang berkaitan dengan hukum, posisimu jadi tidak kuat karena tak ada bukti tertulis bahwa kamu dan suami telah menikah.
2. Suami tak ada kewajiban memberi nafkah
Meski hanya selembar kertas, tapi akta perkawinan itu penting. Ketiadaan akta perkawinan saat menikah siri membuat posisi kamu dan anakmu sangat riskan. Walaupun secara agama, mau nikah siri atau nikah resmi, suami tetap punya kewajiban untuk memberi nafkah, tapi kita lihat fakta di lapangan.
Sudah berapa banyak anak yang dibiarkan begitu saja oleh para pria tak bertanggung jawab karena anak tak punya landasan hukum akibat hasil dari pernikahan di bawah tangan. Ia tak bisa menuntut ayahnya untuk memberi nafkah dan terpaksa harus mengandalkan pada ibunya. Kamu pun terpaksa harus berjuang jadi single parent tanpa ada kontribusi sama sekali dari pria yang dulu sempat membuatmu terbutakan cinta olehnya.
3. Status anak jadi lemah
Kerugian lain dari menikah siri adalah risikonya terhadap anak. Karena tak memiliki legalitas hukum, posisi anak jadi lemah. Ini yang kerap membuat anak sering tak diakui oleh ayah atau keluarga dari pihak ayah. Tak masalah kalau jalannya keluargamu baik-baik saja. Tapi kalau bermasalah, kasihan anakmu karena jadi ditelantarkan oleh ayahnya dan tidak mendapat pengakuan.
4. Berpengaruh buruk bagi psikologis anak
Risiko lain yang akan dihadapi anak ketika kamu memutuskan untuk menikah siri adalah anak jadi merasa tak diakui oleh sekitarnya. Ia merasa seperti anak buangan saat kehadiran ayahnya antara ada dan tiada.
Apalagi jika pernikahanmu itu disembunyikan dari pihak istri pertama. Seolah-olah kamu menjalani hubungan terlarang dan anak pun merasa seperti tak diinginkan atau posisinya jadi seperti aib dalam keluarga.
Dampaknya, anak jadi tidak percaya diri, merasa dirinya tak cukup berharga untuk dicintai, serta perasaan insecure lainnya yang bisa merusak masa depannya nanti.
5. Sulit untuk mendapatkan hak waris
Hanya segelintir pasangan yang poligami bisa berjalan dengan harmonis antara keluarga dari istri pertama dengan kedua. Yang biasa terjadi, cekcok dan tak akur akibat keluarga dari istri pertama menganggap bahwa istri kedua hanyalah perusak rumah tangga orang.
Dan imbasnya, hal ini sering memicu perdebatan hak waris. Karena tak punya akta perkawinan, maka kamu dan anak akan sulit untuk menuntut apa-apa. Sebab, di mata negara, pernikahanmu dengan suamimu itu tak diakui.
Setiap orang memang berhak menentukan pilihan hidupnya. Tapi, untuk perihal nikah siri ini, ada baiknya jangan gegabah. Karena yang nantinya berdampak pada pilihanmu nggak cuma kamu sendiri, tapi anak juga ikut kena getahnya jika ternyata keputusanmu itu salah.
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan di laman IDN Times dengan judul "5 Risiko yang Menghantui Kalau Kamu Nikah Siri"