Kemandirian yang kami tunjukkan bukan semata-mata menunjukkan kehebatan kami. Saat ini, kami justru tengah berjuang demi mewujudkan masa depan yang baik untuk keluarga kami, pasangan kami dan tentunya, anak-anak kami.
Pikiran kami penuh dengan perencanaan dan mimpi. Kami ingin sukses sejak dini, agar kelak kami bisa lebih fokus menjalankan tanggung jawab sebagai seorang ibu dan istri.
Kami mengerti bahwa kami adalah sekolah pertama bagi anak-anak kami. Meskipun nantinya kami hanya menjadi ibu rumah tangga sekalipun, kami meyakini bahwa tidak akan ada ilmu yang sia-sia dipelajari. Lagipula, bagi kami cantik saja tidak cukup. Cantik dan cerdas adalah satu paket mumpuni yang wajib kami miliki.
Di sisi lain kami begitu mengenali diri kami sendiri. Kami benar-benar tahu bagaimana sosok seseorang yang pantas mendampingi kami. Kami percaya, ia akan datang tepat pada saatnya.
Bukan hanya sekedar semangat dalam bekerja dan berprestasi, relasi yang kami bangun dapat menjadi media kami untuk menjadikan diri ini lebih baik lagi.
Ya, bahkan hal ini terjadi secara alami. Kami butuh mereka yang satu visi dengan kami dalam membangun hidup, itu saja.
Adakah yang salah dengan kami? Selama bisa saling mendukung mimpi satu sama lain, sepertinya tidak akan ada masalah dengan hal ini. Kami pun akan menyadari, setinggi-tingginya derajat kami, kami tak pernah melupakan kodrat untuk menghormat laki-laki.
Ya, setidaknya ini bisa membantu meringankan beban orangtua kami. Namun ada kalanya, kami ingin menyelesaikan visi-misi kami terlebih dahulu. Sembari menunggu seseorang yang juga sama sedang menjemput mimpinya sendiri, yang nantinya bersedia menyatukan mimpinya dengan mimpi-mimpi kami.
Dicintai bukanlah persoalan perlakuan seseorang untuk diri kami sendiri, melainkan juga perlakuan terbaiknya untuk keluarga kami. Kami, seorang wanita mandiri, tentu tidak akan pernah rela jika keluarga kami kecewa karena kami salah memilih.
Setelah pencapaian-pencapaian itu selesai, tugas dan tanggung jawab kami akan berubah. Saat kami memutuskan untuk menikah dengan orang yang tepat, itu artinya kami bersedia menjalankan tanggung jawab tersebut dengan sepenuh hati.
Kami hanya sedang mempersiapkan yang terbaik untuk masa depan. Hingga tiba harinya nanti, kami bisa merasakan hasil jerih payah kami sendiri untuk melanjutkan mimpi bersama seseorang yang mendampingi kami.
Sekiranya, sosok tersebut ialah sosok pengganti ayah kami. Yang selalu mendampingi, menyemangati, dan mengarahkan, tanpa membatasi mimpi-mimpi kami.
Kami mengerti, menjadi sosok ibu dan istri yang siap siaga 24 jam 7 hari bukanlah hal yang mudah. Kami akan terus belajar untuk memaksimalkan potensi kami, agar keluarga yang kami bangun nanti dapat memberikan banyak inspirasi.
Namun, tetaplah terima kekurangan kami. Semandiri apapun kami, kami hanya bisa lebih tangguh, bukan berarti bisa hidup sendiri.
Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.