Setiap wanita maupun pria memiliki jodoh masing-masing yang sudah digariskan Tuhan. Tampan, jelek, baik, buruk, sehat, sakit, pelit, murah hati, pemarah, rendah hati dan senang memberi, semua itu sudah tergariskan. Menjalani kehidupan rumah tangga bukanlah hal yang mudah, semua butuh proses, pendewasaan diri, emosional dan rasa yang terkadang tercampur aduk dengan kondisi jiwa. Apalagi jika dirasakan bagi beberapa pasangan yang menikah di usia muda karena keterpaksaan,
1. Antara cinta atau emosi
Awalnya cinta, mungkin saja di kemudian hari akan menjadi sebuah rasa pertemanan, tidak lagi ada rasa cinta. Emosional yang selalu mewarnai jalannya kehidupan yang kita nggak akan pernah tahu kapan rasa lelah dari emosi kita ini berakhir.
2. Berkaca dari pengalaman hidup
Bela, kalian tahu ada pula salah satu di antara kita merasa menyesal ketika sudah menikah? Agak sedikit sinis terdengar, namun itulah kenyataannya. Bahwa ada juga yang justru menyesali pernikahannya karena mengaku belum sama sekali mengenali watak bahkan sifat asli pasangannya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.
3. Pernikahan di usia muda yang tak selamanya indah
Setelah bersama dengan pasangan, tak ada rasa bahagia yang dirasakan. Harus terpaksa menikah muda karena “kecelakaan”, ternyata memang terancam tidak akan merasakan kebahagiaan. Orang yang mengalami hal seperti ini, hanya bisa berpura-pura bahagia di depan pasangan.
4. Menjadi motivasi
Tetapi, sebagai istri, meski sering mengeluhkan sikap sang suami, perasaan yang tak bahagia dan pikiran lainnya yang mengganggu, justru membuat mereka lebih termotivasi untuk membahagiakan buah hatinya, Bela. Karena mereka menganggap kegagalan adalah motivasi untuk berubah menjadi lebih baik.
Kesimpulan yang bisa kamu ambil, menikahlah ketika kamu sudah siap, jangan menikah karena terpaksa dan jauhkan dari pergaulan bebas yang bisa menjeratmu dalam pernikahan yang tidak bahagia, Bela.
photo credit: Berlin Syndrome/Aquarius Films/www.imdb.com
Info lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.
