Kamu mungkin kurang familiar mendengar istilah marriage burnout atau kelelahan dalam pernikahan. Marriage burnout merupakan kelelahan yang dialami seseorang dalam kehidupan pernikahan yang dijalaninya, baik kelelahan secara mental dan emosional, maupun secara fisik.
Hal ini dapat mengakibatkan efek buruk bagi orang tersebut maupun hubungan rumah tangga yang dijalaninya. Saat seseorang mengalami marriage burnout, kemungkinan dia tidak mengetahuinya secara sadar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, penting bagi kamu mengetahui seperti apa tanda-tanda dari seseorang yang mengalami marriage burnout dan bagaimana cara mengatasi. Oleh karena itu, simak deretan penjelasan berikut ini.
1. Kehilangan harapan dan kurang motivasi
Salah satu tanda kamu mengalami marriage burnout adalah kamu dapat merasa putus asa mengenai masa depan hubunganmu, maupun ketidakpastian atas segala hal dalam hidupmu. Kamu juga merasa seperti kehilangan harapan.
Kamu mungkin kesulitan untuk mendapatkan mood dalam bekerja, bersosialisasi, menghabiskan waktu bersama pasangan, mengerjakan tugas, dan melakukan hobi. Tanda umum lainnya pada tingkat kelelahan yang tinggi dalam pernikahan adalah tidak adanya motivasi untuk melakukan suatu hal dengan pasangan.
Kamu merasa tidak ingin berpenampilan terbaik lagi, kamu tidak memiliki ide kegiatan yang harus dilakukan, serta hilangnya keinginan untuk berkunjung ke tempat yang diimpikan. Kamu merasa benar-benar tidak memiliki keinginan menghabiskan banyak waktu bersama pasanganmu.
Namun, hal ini tidak berarti pernikahanmu berakhir dan cintamu untuk pasangan hilang. Kurangnya motivasi menunjukkan masalah yang lebih dalam yang belum kamu dan pasanganmu selesaikan.
2. Masalah tidur dan kesehatan
Sebagian orang mengalami ketidakmampuan atau kesulitan untuk tertidur, dan beberapa lainnya cenderung bangun terlalu dini. Ini tentunya sudah jelas menjadi tanda dari stres dan kekhawatiran yang berkepanjangan.
Terkadang, stres yang berkepanjangan dapat juga menyebabkan munculnya gejala fisik yang menyakitkan. Kamu mungkin akan mengalami sakit kepala kronis, seperti pusing atau bahkan migrain.
3. Lebih suka sendirian dan menarik diri
Saat kamu sudah menginvestasikan energi dan emosi ke dalam hubungan romansamu, lalu kamu mengalami pengabaian dari pasanganmu, maka kamu cenderung akan bertindak serta merasa apatis dan sinis.
Saat seseorang ingin menyendiri sepanjang waktu, itu adalah tanda kelelahan secara emosional dalam pernikahan yang dijalaninya. Saat kamu lebih suka menghabiskan waktu sendirian daripada berada di ruangan yang sama dengan pasangan, ini mengartikan bahwa energimu terkuras secara emosional.
Marriage burnout juga membuatmu selalu mencari waktu untuk menyendiri dan ini menjadi sebuah pelarian dari masalah rumah tangga yang sedang kamu hadapi.
4. Merasa linglung dan ketidaknyamanan yang tidak dapat dijelaskan
Salah satu masalah terbesar dalam marriage burnout adalah kurangnya kesadaran di awal. Kamu mungkin merasa ada yang tidak beres, tetapi tidak yakin apa hal tersebut. Ini terjadi karena dalam tingkatan yang lebih dalam, kamu tidak ingin mengakui bahwa ada sesuatu dalam pernikahan yang tidak berhasil.
Kamu mengabaikan beberapa masalah begitu lama sehingga tidak menyadarinya. Meski kamu berpura-pura masalah tersebut tidak ada, tetapi pengaruh emosional yang ditimbulkan tidak hilang dan terwujud dalam bentuk lain.
Kegelisahan dan ketidaknyamanan adalah tanda krusial dari marriage burnout yang tidak boleh diabaikan. Cobalah untuk mengungkap akar masalahnya. Setelah kamu mengidentifikasi alasan di balik ketidaknyamanan dalam dirimu, maka kamu akan merasa jauh lebih baik.
5. Gugup dan terus-menerus merasa burned out
Meski kamu mengatakan bahwa kamu baik-baik saja, tetapi kamu bisa terlihat gugup dan gelisah saat dekat pasangan atau orang lain. Tingkat stres yang menumpuk karena masalah yang belum terselesaikan dalam pernikahan, dapat membuatmu merasa kewalahan dan kelelahan.
Apa yang tidak boleh kamu lakukan adalah mengabaikan stres dan kelelahan dan menemukan cara sederhana untuk memulihkan energi dan merasa lebih baik.
6. Tingkat percaya diri yang rendah
Pernikahan yang kuat memungkinkan dua orang untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Tetapi, jika harga diri kamu merasa rendah akhir-akhir ini, bisa jadi karena kelelahan emosional dalam pernikahan.
Singkirkan penyebab potensial lain dari harga diri rendah, seperti depresi, kecemasan, dan pekerjaan. Jika tidak ada satu pun dari tanda ini yang berlaku untuk kamu, kemungkinan penyebabnya adalah pasangan. Tidak jarang orang merasa tidak aman tentang diri mereka sendiri karena perilaku pasangan mereka. Tetapi, kenyataannya adalah pasangan kamu mungkin tidak menyadari hal ini, jadi penting untuk berkomunikasi dengan baik dan jelas mengenai hal tersebut.
7. Selalu merasa bad mood
Suasana hati yang cenderung tidak stabil, seperti naik dan turun atau bahkan suasana hati yang buruk dalam waktu lama dalam pernikahan, menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam dan negatif dan rumah tangga. Ciri-ciri itu adalah tanda masalah emosional yang mendalam atau energi yang terkuras.
Ini disebabkan oleh masalah yang belum terselesaikan antara kamu dan pasangan. Untuk mengatasi marriage burnout, perlu adanya komunikasi bersama pasangan. Kamu bisa duduk berdua lalu membicarakan hal-hal mengenai hubunganmu dengan pasangan. Cari tahu akar permasalahannya dan cobalah selesaikan berdua.
8. Merasa dikendalikan
Pernikahan bukan merupakan penjara dan seharusnya tidak mengekang dirimu. Merasa tidak enak atau khawatir tentang reaksi pasangan saat kamu berkumpul dengan teman, membeli sesuatu untuk diri sendiri, atau bahkan berbicara dengan teman dan keluarga di telepon dapat menyebabkan kelelahan emosional.
Perasaan di bawah kontrol menyebabkan stres dan kecemasan, yang dapat memiliki konsekuensi negatif pada kesehatan kamu dan bahkan menurunkan produktivitas dirimu di tempat kerja. Ada baiknya untuk segera menyelesaikan permasalahan dalam rumah tanggamu.
9. Selalu berpikir untuk bercerai
Apakah kamu sering memikirkan perceraian? Mungkin kamu sudah dalam fase kelelahan dalam pernikahan. Bersumber dari Marriage.com, masalah rumah tangga yang menumpuk dan tidak terselesaikan memicu kelelahan dalam rumah tangga.
Akibatnya, kamu sering memikirkan perceraian sebagai solusi masalah pernikahan kamu. Ini menjadi masalah yang serius yang perlu kamu atasi sesegera mungkin.
10. Cara mengatasi marriage burnout
Berikut merupakan beberapa tips dan cara untuk mengatasi marriage burnout yang kamu alami, di antaranya adalah:
- Jagalah dirimu.
Berhati-hatilah dan perhatikan kesehatan fisik dan mental kamu. Curahkan waktu untuk mengembangkan kekuatan dan potensi dalam dirimu. Dengan melakukan ini, kamu akan lebih mungkin untuk membangun ketahanan terhadap tantangan di masa depan. - Jangan lupa untuk komunikasikan suatu permasalahan.
Komunikasi adalah kunci untuk menyelesaikan situasi sesulit apa pun. Percakapan yang terbuka dan jujur, tanpa menyalahkan orang lain, akan menjelaskan jalan apa yang harus diambil sebagai pasangan. Dengan cara ini, kamu akan dapat mengenali di mana kamu berada dalam hubungan, apakah kamu terikat karena trauma, dan bagaimana cara untuk melangkah maju. - Berlatih mendengarkan seseorang secara aktif.
Tentunya, kamu akan berada pada situasi di mana kamu mendengarkan apa yang dikatakan oleh pasanganmu. Namun, jangan mengira bahwa kamu memahami segalanya dan apa yang kamu maksud sama persis dengan apa yang dimaksud pasanganmu. Cobalah untuk dengan hati-hati memparafrasekan apa yang dikatakannya dan secara terbuka bertanya, "Apakah aku telah memahamimu dengan benar?". - Percaya satu sama lain.
Keintiman dan kerahasiaan adalah beberapa prinsip terpenting dalam kehidupan pernikahan. Beberapa orang cenderung mencari dukungan dari teman, anggota keluarga, dan anak-anak mereka ketika merasa terkuras secara emosional. Meskipun mungkin baik-baik saja untuk memiliki beberapa dukungan di luar pernikahan kamu, tetapi menjaga rahasia kamu dari orang pasangan dapat menciptakan suasana ketidakpercayaan. - Jujur mengenai kebutuhan dirimu.
Cobalah untuk jujur pada diri sendiri dan pasangan saat membicarakan kebutuhan kamu, baik itu membutuhkan banyak ruang pribadi, lebih banyak quality time bersama, atau apakah kamu membutuhkan lebih banyak dukungan dalam hal berbagi tugas rumah tangga dan peran sebagai orang tua. - Tunjukkan apresiasi
Kamu mungkin mencoba menunjukkan bahwa kamu menghargai pasanganmu, tidak hanya dengan kata-kata. Menunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli satu sama lain meskipun ada rintangan, dapat membantu kamu mengatasi kelelahan dan mengisi ulang energi dirimu. Cara ini akan dapat menunjukkan bahwa kamu tidak saling menerima begitu saja. - Perkenalkan variasi dalam kehidupan pernikahanmu.
Jika kamu merasa muak dan frustasi dengan beberapa rutinitas, bicarakan dengan pasangan dan cobalah melakukan sesuatu yang baru dan menarik. Mulailah hobi baru, temukan tempat favorit baru, cobalah makanan baru, hentikan rutinitas, dan berikan kejutan pada pasanganmu. - Seimbangkan kegembiraan dan kepercayaan.
Untuk memulihkan dan menghidupkan kembali hubungan kamu setelah mengalami marriage burnout, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menemukan keseimbangan yang baik antara gairah dan kegembiraan di satu sisi dan kepercayaan, keamanan, dan komitmen di sisi lain.