Kehadiran buah hati atau anak menjadi suatu anugerah terbesar bagi pasangan suami istri. Maka tak heran bila usai menikah, banyak pasangan memilih untuk langsung merencanakan kehamilan. Selain itu, anak pun sering kali dianggap sebagai pelengkap keluarga yang mampu menambah kebahagiaan rumah tangga.
Namun sebenarnya, memiliki anak dan merencanakan kehamilan bukanlah perkara mudah. Hal ini tak bisa dianggap sepele karena berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan si buah hati. Maka, diperlukan diskusi dan rencana matang sebelum memutuskan untuk memiliki anak.
Berikut Popbela hadirkan ulasan lengkap mengenai topik diskusi sebelum merencanakan kehamilan yang umumnya berkaitan dengan kesiapan kamu dan pasangan. Yuk, simak!
1. Kesiapan memiliki anak dan mengorbankan kebebasan pribadi
Pertama, kamu dan pasangan harus mendiskusikan tentang kesiapan diri kalian berdua sebelum memiliki anak. Tak hanya itu, kalian juga harus siap untuk mengorbankan kebebasan pribadi. Sebab, saat memiliki anak nanti, ada banyak hal dari hidup kalian yang akan berubah.
Kalian mungkin jadi tak punya waktu untuk berkencan, kumpul bersama teman, menggeluti hobi dan passion, atau sekadar menghabiskan waktu untuk me time. Seluruh waktu dan tenaga kalian nantinya akan digunakan untuk mengurus anak dengan segala kebutuhannya yang tak terduga.
Tak perlu khawatir, kesiapan diri sebelum memiliki anak ini bisa dipersiapkan dan dilatih kok, Bela! Apalagi, sekarang ada banyak ilmu dan informasi parenting yang bisa kamu akses di internet. Jadi, jangan sampai punya anak sebelum siap, ya!
2. Mengatasi dan menghilangkan kebiasaan buruk
Setiap orang sejatinya memiliki kebiasaan buruknya masing-masing, begitu pun kamu dan pasangan. Setelah menikah, mungkin kamu sudah terbiasa dengan kebiasaan buruk pasangan, dan dia pun juga melakukan hal yang sama.
Namun tidak demikian dengan anak kalian nanti, karena anak tentu belum bisa mengetahui mana yang baik dan buruk. Jangan sampai kebiasaan buruk kamu dan pasangan ditiru oleh anak hingga memengaruhi pertumbuhannya.
Jadi, lebih baik mulailah diskusikan tentang cara mengatasi dan menghilangkan kebiasaan buruk sebelum merencakan kehamilan. Sebab nyatanya, mengatasi dan menghilangkan kebiasaan buruk ini bukanlah hal yang mudah dan butuh waktu lama.
3. Kondisi finansial keluarga selama beberapa tahun ke depan
Topik diskusi sebelum merencanakan kehamilan yang paling penting adalah tentang kondisi finansial keluarga, terutama selama beberapa tahun ke depan. Sebab, kehamilan dan memiliki anak membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga membutuhkan kondisi finansial yang stabil.
Kamu dan pasangan harus pikirkan matang-matang mengenai rencana keuangan jangka panjang. Selain itu, tentukan pula langkah yang bisa diambil untuk menjaga bahkan meningkatkan kondisi finansial keluarga, seperti misalnya menabung, investasi, membuka usaha dan lain-lain.
Bila kondisi finansial dirasa belum memungkinkan, maka jangan paksakan untuk segera hamil dan memiliki anak, ya, Bela! Selain dapat memicu pertengkaran, finansial yang tak stabil juga akan mengganggu tumbuh kembang buah hati kamu nanti.
4. Pola mengasuh anak yang disetujui bersama
Selanjutnya, kamu dan pasangan juga perlu mendiskusikan pola mengasuh anak yang akan diterapkan nantinya. Pastikan pula pola pengasuhan ini disetujui bersama agar kamu dan pasangan bisa nyaman ketika menjalaninya, tanpa harus menganggu kehidupan satu sama lain bahkan memicu pertengkaran.
Ingatlah untuk menentukan pola pengasuhan terbaik karena ini akan dilakukan untuk waktu yang lama. Ingatlah bahwa ada konsekuensi dari setiap pilihan, jadi kamu dan pasangan tak bisa anggap sepele hal ini. Tak hanya itu, menentukan pola pengasuhan akan lebih baik bila ada alternatif sebagai tindak pencegahan.
5. Pengaruh kehadiran anak terhadap pekerjaan
Tentu sudah bukan rahasia lagi bila kehamilan dan memiliki anak juga akan berdampak pada pekerjaan. Jika kamu adalah wanita karier, maka hamil dan melahirkan nantinya akan sedikit menganggu pekerjaan kamu.
Begitu pun bagi pasanganmu, ia juga punya tanggung jawab besar pada istri yang hamil dan saat memiliki anak nanti. Jadi, sebelum merencanakan kehamilan, baik kamu maupun pasangan harus sudah mengerti konsekuensi dan pengaruh kehadiran anak terhadap pekerjaan ya, Bela!
Jangan sampai anak menghambat pekerjaan, serta jangan sampai pekerjaan menganggu tumbuh kembang si buah hati. Nantinya, mungkin kamu dan pasangan perlu mengeluarkan tenaga ekstra agar kedua hal ini berjalan baik bersamaan.
6. Pembagian tanggung jawab yang adil dan setara
Merencanakan kehamilan dan memiliki anak harus dibarengi dengan pemahaman akan tanggung jawab sebagai orang tua. Kamu dan pasangan harus bisa menentukan peran serta tanggung jawab sesuai porsinya masing-masing.
Tujuannya, agar keluarga bisa tetap harmonis dan anak tumbuh dengan bahagia. Ingatlah bahwa membesarkan anak tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan butuh kerja sama antara kamu dan pasangan.
Walaupun terkesan terlalu jauh, pembagian tanggung jawab yang adil dan setara ini lebih baik didiskusikan sejak dini. Tak hanya itu memastikan kesiapan, namun juga untuk mengurangi potensi konflik.
7. Mengatasi situasi saat tidak bisa langsung hamil
Terakhir, kamu dan pasangan juga harus mendiskusikan tentang cara mengatasi situasi saat rencana kehamilan belum berhasil. Sebab, tak bisa dipungkiri bahwa kenyataan tidak bisa selalu berjalan sesuai harapan. Mungkin saja kalian harus melalui beberapa kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil memiliki buah hati.
Mendiskusikan hal ini dilakukan agar kalian tidak tidak menyalahkan satu sama lain, serta tidak berlarut-larut dalam kekecewaan dan kesedihan. Ingatlah bahwa saat rencana kehamilan belum berhasil, kamu dan pasangan harus saling menguatkan, kemudian perlahan-lahan memikirkan tentang langkah selanjutnya.
Itulah dia beberapa topik diskusi sebelum merencanakan kehamilan yang wajib kamu dan pasangan ketahui, agar bisa lebih siap menyambut kehadiran buah hati. Semoga bisa membantu ya, Bela!