Sering Tak Disadari, Ini 7 Tanda Pernikahan Sudah Terlanjur Hancur

Tandanya sudah jelas, tapi sayangnya sering tak disadari.

Sering Tak Disadari, Ini 7 Tanda Pernikahan Sudah Terlanjur Hancur

Tidak mudah untuk memutuskan perceraian. Tak sedikit pasangan yang terus berusaha mempertahankan pernikahannya, meskipun tanda-tanda pernikahan yang sebenarnya sudah hancur sangat jelas.

Faktanya, menurut penelitian dalam sebuah artikel oleh Divorce Mag, perempuan umumnya telah memutuskan untuk bercerai hingga dua tahun sebelum benar-benar melakukannya. Biasanya ini terjadi karena perempuan ingin memperhatikan terlebih dahulu apakah pernikahannya benar-benar telah berakhir atau tidak.

Jika saat ini kamu berada dalam posisi tersebut dan masih ragu dengan keputusan yang akan diambil, berikut ini adalah 7 tanda pernikahan sudah terlanjur hancur yang sering tidak disadari pasangan, menurut terapis perempuan, pasangan, dan keluarga, Dr. Stephanie Azri.

1. Perbedaan sudah tidak bisa ditoleransi lagi

Sering Tak Disadari, Ini 7 Tanda Pernikahan Sudah Terlanjur Hancur

“Memiliki perbedaan bukanlah hal yang buruk, tetapi menurut pengalaman saya, ada beberapa sikap dan nilai yang seiring waktu tidak dapat ditoleransi lagi,” ujar Dr. Stephanie.

Misal saja, seorang introvert menikah dengan ekstrovert yang selalu mengundang teman-temannya setiap malam, tanpa mempertimbangkan perasaannya. Kira-kira apakah si introvert bisa terus-menerus tahan dengan apa yang dilakukan pasangan ekstrovertnya?

Sang dokter melanjutkan, “Saya tidak mengatakan bahwa negosiasi tidak bisa menyelesaikan masalah, tetapi ada beberapa hubungan yang sejak awaldibangun di atas perbedaan mendasar dan sulit untuk diperbaiki.”

2. Kekerasan dalam rumah tangga alias KDRT

Ini adalah masalah besar dan tanda jelas bahwa mungkin sudah waktunya untuk bercerai dengan pasangan. Beberapa pasangan bersedia untuk berubah, tetapi tidak mampu. Ada juga yang sebenarnya mampu berubah, tetapi tidak mau.

Jika pasangan mau mencari bantuan, Dr. Stephanie percaya bahwa hubungan itu dapat diperbaiki. Namun, pastikan kalau dia memang benar-benar bertanggung jawab, mampu, dan mau mencari bantuan.

3. Kurang komunikasi, negosiasi, dan kompromi

Ketika salah satu atau kedua pasangan berhenti menggunakan sopan santun, berbicara dengan nada tinggi, atau bahasa tubuh yang mengintimidasi, maka itu semua bisa menjadi tanda bahwa pernikahan sudah terlanjur hancur.

Hal yang sama berlaku untuk pasangan yang tidak lagi dapat bernegosiasi dan berkompromi tentang aspek-aspek penting dari hubungan. Tanpa adanya kedua hal tersebut, hubungan akan sulit atau bahkan tidak bisa lagi untuk dijalani bersama.

4. Tidak ada lagi tujuan bersama

Penting bagi pasangan untuk memiliki tujuan yang sama. Walaupun tidak 100%, tetapi pasangan tanpa tujuan bersama adalah pasangan tanpa kompas.

Kamu dan pasangan jadi sulit menyatukan pendapat dalam berbagai hal, mulai dari yang sepele seperti jalan-jalan ke suatu tempat, hingga ke hal krusial semisal membeli rumah atau memiliki anak.

Jadi, coba pikirkan lagi. Apakah kamu dan pasangan masih memiliki tujuan bersama? Atau jangan-jangan selama ini kamu sudah memiliki tujuan sendiri yang tidak sejalan dengan pasangan?

5. Kurang kesetaraan dalam hal pekerjaan dan pengambilan keputusan

“Misalnya, sebagai seorang istri dan lima anak, saya mendapati diri bertanya-tanya mengapa saya mengerjakan empat pekerjaan selain mengasuh anak, serta harus membuat dan mengatur 100% keputusan keluarga. Baru dua tahun yang lalu saya bertanya pada diri sendiri: Apakah ini normal?” ujar Dr. Stephanie yang sudah bercerai dari pasangannya.

Menurutnya, tidaklah normal untuk mendapati diri dalam suatu hubungan di mana kamu merasa tidak dapat berbagi, mendiskusikan dan/atau menegosiasikan peran, pekerjaan, dan tanggung jawab dengan pasangan. Jika kamu berada dalam situasi ini, dia sarankan untuk membicarakannya dengan serius.

6. Kehidupan seks tidak memuaskan atau bahkan sudah tidak ada

Dr. Stephanie bilang, “Sebagai seksolog terakreditasi, saya cukup sering melihat ini. Pasangan yang tidak berhubungan seks dalam beberapa dekade, bertanya-tanya mengapa mereka tidak lagi merasa terhubung.”

Bagi laki-laki, mereka bisa langsung merasa lebih dekat dengan pasangannya setelah melakukan hubungan intim. Namun, untuk para perempuan, diperlukan perasaan terhubung secara emosional untuk merasa bahwa seks bisa kembali mendekatkannya dengan pasangan.

Seks adalah bagian penting dari suatu hubungan dan jika ini tidak terpuaskan atau bahkan tidak terjadi, itu bukanlah hubungan romantis atau percintaan. Dikombinasikan dengan tanda bahaya lainnya, kurangnya kehidupan seksual bisa menjadi tanda bahwa pernikahan mungkin sudah terlanjur berakhir.

7. Malas berada di rumah

Jika kamu justru merasa tegang atau berat saat akan pulang ke rumah, mencari alasan untuk lembur, lebih baik lama di rumah tetangga, atau bahkan lebih suka menyibukkan diri dengan komputer, handphone, atau gadget lainnya, ini juga merupakan tanda-tanda besar.

Rumah seharusnya menjadi tempat berlindung paling nyaman, apalagi jika ada pasangan di sana. Namun, jika kamu sudah tidak lagi merasakannya, bukan tidak mungkin pernikahan kamu sebenarnya sudah hancur.

Seperti yang disebutkan di atas, tidak ada pasangan yang mengharapkan perceraian menjadi akhir kisah mereka. Namun, perpisahan yang sehat lebih baik daripada pernikahan yang buruk.

Dr. Stephanie meminta semua orang yang memutuskan bercerai untuk menerima bahwa perceraian bukanlah kegagalan, melainkan kedewasaan untuk mengakui bahwa kebutuhan diri telah berkembang dan sudah cukup kuat untuk melangkah keluar untuk menatap masa depan.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved