Tidak ada orang yang mau diselingkuhi, apalagi seorang istri yang diselingkuhi suaminya. Jika ini terjadi padamu, pasti rasanya sangat menyakitkan dan bisa membuatmu merasa sedih berkepanjangan.
Salah satu cara untuk mengeluarkan perasaan sedih, kesal, marah, dan berbagai perasaan campur aduk lainnya adalah dengan membuat atau membaca puisi berisi curahan hati istri yang diselingkuhi.
Jika kamu ingin mengunggah puisi seperti ini, tetapi tidak bisa membuatnya sendiri, ini adalah beberapa contoh puisi curahan hati istri yang diselingkuhi.
1. “Selingkuh Jiwa”
Masih sering kuingat kalimat darimu
Menyuburkan padang tandus belantara
Setelah usai kau merumputi kota
Membawa sisa letih bercampur noda
Menumpahkannya di pangkuanku
Dengan hati jernih kupunguti ratapanmu
Kutata dengan sabar jadi mozaik
Satu persatu kubasuhi kasih sayang
Tanpa pernah ku mencuriga
Kau taburkan racun sianida
Belum begitu lama jarak terbentang
Sejak kau pelintir kalimat di ujung dusta
Menempatkanku layaknya boneka
Padahal kau menari-nari tepat di pelupuk mata
Sejujurnya saat itu aku terjerembab tak berdaya
Kutulis sajak ini mewakili seribu luka
Entah kenapa begitu sulit melunturkan cahaya
Barang kali inilah karma atas selingkuh jiwa
2. “Kau yang Mendua”
Hatiku terluka
Rasa sakit ini begitu dalam
Suamiku yang kucintai
Telah membuatku terhina
Bertahun-tahun kumiliki rasa percaya
Namun kau telah menghancurkannya
Tanpa ragu dan tak berperikemanusiaan
Kau telah membuatku merasakan kesepian
Sekarang, kau harus menanggung
Akibat dari dosa yang kau lakukan
Meninggalkan aku sendirian
Dengan luka yang tak kunjung sembuh
Kini aku merasa seperti orang yang terbuang
Merasakan perihnya sebuah pengkhianatan
Aku merasa sendiri
Terasingkan dari dunia yang dulu kukenal
Rasa sakit ini tak kunjung mereda
Bahkan setelah semua air mata telah kering
Hatiku masih terluka dan rasa sakit tak bisa dihindari
Kau telah merusak kepercayaanku pada cinta
Kau telah membuatku merasa seperti tak berguna
Membuatku meragukan semua yang pernah kupercayai
Mungkin aku takkan pernah bisa melupakan
Tapi aku harus memilih untuk memaafkanmu
Karena aku tahu bahwa rasa sakit dan kesedihan
Takkan pernah bisa membawa kebahagiaan yang sejati
Suamiku yang selingkuh…
Kau telah merusak segalanya
Namun aku masih tetap berdiri tegak
Karena aku tahu
Bahwa cinta sejati
Tak pernah menyerah
Dan aku akan menemukan
Kebahagiaan lagi di suatu hari nanti.
3. “Cinta yang Pergi”
Melangkah jauh dalam setiap kenangan
Terbenam dalam lautan kesedihan
Kasih yang pergi takkan mungkin kembali
Hilang terbawa, hampa, tak bertepi
Derita semakin terasa
Keluhan jiwa terus membara
Tersiksa oleh luka perasaan
Di atas pengkhianatan cinta di depan mata
Pergi menjauh, teruka oleh cinta
Bingung tentukan arah dan tujuan
Hanya kesendirian yang setia menemani
Terbang dalam lamunan
Anganku terbang melayang
Mengenang sebuah pengkhianatan
Di atas janji-janji manis kelembutan
4. “Selingkuh”
Hujan turun menggandeng sinar matahari
Tanpa selimut awan menembus yang menaungi
Selayak kuntum bunga yang aku pegangi
Telah jatuh tanpa ada yang memandangi
Seharian aku menunggu di ufuk senja
Namun sial akhirnya kau tak datang jua
Berharap membawa sebongkah semangka
Yang biasanya kita makan berdua.
Barangkali kau berada di kaki perjalanan
Menuju rute lurus berbelok ke perumahan
Rumah di mana aku menghabiskan cemilan
Yang belum habis selama sepekan.
Sering kali ku bolak-balik pergelangan tangan
Berharap waktu menggandengmu ke halaman
Tapi ternyata kau masih bertiarap tanpa beban
Mendengkuri seseorang yang tak pernah kupikirkan.
Akhirnya malam mengelus kening dagu
Menasihati hati kecilku yang menunggu
Memeluk angin semalaman tanpa syal ungu
Menggigil di sudut tembok berwajah kelabu.
Kudapati bulan merobek suratku
Tatkala bintang mencaci maki langit biru
Memandangi kamarku yang mendadak bisu
Selayak nyawaku tercabut tanpa kehadiranmu.
5. “Cintaku Tiga”
Cintaku tiga, secara kanak-kanak
Menghitung jari
Kusebut satu per satu kini
Yang pertama serius dan dalam hatinya
Tidak terduga
Bertahun-tahun ku jadi idaman
Mesraku membuat pandangnya sayu mungkin
Ia merasa iba padaku
Ingin aku membenam diri, melebur
Dalam mesra rayu, iba, dan sayu
Pandangnya yang begitu sepi, tapi
Ia paling mudah untuk dikelabui
Yang lain, berfilsafat ringan dan kesabaran
Tak pernah kulepas ia dari pandangan
Petuah orang, lidah tidak bertulang
Tak kupedulilkan karena ia
Kata-katanya tepat untuk setiap peristiwa
Sesudah akhirnya mengecap bibirnya
Ia tinggalkan aku dan sesudah itu?
Ah, biasa saja, tak ada sesuatu terjadi
Memang ia tidak begitu peduli
Perlu kusebut yang ketiga, bukannya
Lebih baik dirahasiakan saja, karena
Ia datang hanya malam hari, engsel pintu pun
Telah diminyaki
Suaranya tegang, berat, menghela
Ke surga tirai-ranjang
Pandang pesona tajam memaksa, akhirnya
Menghitung hari setiap bulan
Meskipun itu urusan nanti
Ketiga cinta yang aku miliki
Kapan kujumpai pada satu orang?
6. “Suamiku, Mengapa Selingkuh?”
Suamiku yang selingkuh
Seperti duri di dalam hati
Menyayat perasaan
Membuat jiwa terluka
Cinta yang dulu indah
Kini tercabik-cabik parah
Tercabik pengkhianatan yang pahit
Seperti serigala pemangsa kambing
Mengoyak hati…
Merusak segala yang indah
Cinta yang dulu tulus dan suci
Kini hancur berkeping-keping
Perbuatan yang hina
Dan tak termaafkan
Setiap hari ku bertanya
Mengapa kau melakukannya
Apa yang salah dariku
Apa yang tak kumiliki
Namun tak ada jawaban
Tak ada jua penjelasan
Cinta yang dulu begitu kuat
Kini tercabik-cabik oleh kebohongan
Kau adalah sihir
Yang kini berubah menjadi kutukan
Mengubah kehidupanku yang dulu bahagia
Menjadi hampa dan penuh duka
Oleh pengkhianatan yang tak termaafkan
Kau ibarat guntur yang menggelegar
Menghancurkan hati
Dan segala yang kusayangi
Cinta yang dulu tulus dan suci, kini hancur
Oleh perbuatan yang tak termaafkan
Suami yang selingkuh
Engkau adalah lebah yang merusak madu
Menghancurkan keindahan
Mencemari kebahagiaan yang kujalani
Cinta yang dulu begitu indah dan tulus
Kini tercabik-cabik oleh perbuatan
Yang kejam dan tak termaafkan
7. “Sia-Sia”
Pupus
Saat ku berdua denganmu
Bahagia rasa hatiku
Bersamamu aku hidup
Cinta mulai redup
Jangan kau sia-siakan diriku
Jangan kau palingkan mukamu
Namun semua itu
Kini telah berlalu
Kau selingkuh di depan mataku
Sakit-sakit terasa di hati
Sembilu asmara kau torehkan
Sia-sia kusirami bunga
Layu sebelum berkembang
Sia-sia semua kenangan itu
Tiada lagi nyanyian syahdu
Mengiringi tidurmu
Itulah beberapa puisi berisi curahan hati istri yang diselingkuhi, yang bisa kamu baca atau tulis ulang untuk diposting di media sosial. Semoga bisa mewakili isi hati dan mengeluarkan uneg-uneg ya, Bela.