Munculnya wabah virus corona sejak awal 2020 hingga menjadi pandemi yang melanda dunia hingga sekarang memang telah mengubah banyak hal dalam kehidupan. Mulai dari pekerjaan, sekolah atau kuliah, rencana-rencana yang sudah disiapkan, bahkan hingga ke hubungan.
Diharuskan untuk lebih banyak diam di rumah, bekerja dari rumah, bahkan sampai belanja saja harus dilakukan secara online agar tak perlu keluar rumah, tentu saja akan membuat hubunganmu dengan pasangan mengalami perubahan.
Bahkan pasangan yang sudah menikah lama pun, mungkin belum pernah selama ini menghabiskan waktu dengan pasangannya. Lalu, apa saja perubahan yang terjadi dalam hubungan setelah pandemi COVID-19 melanda? Berikut Popbela sudah menuliskan daftarnya.
1. Gairah untuk berhubungan seks menurun
Menurut survei yang dilakukan di Amerika, ditemukan bahwa lebih dari separuh warga negara berusia 18-35 tahun di sana melaporkan kesulitan seksual selama pandemi, termasuk gairah seksual yang rendah, dorongan seks yang menurun dengan pasangan mereka, dan kesulitan orgasme.
Survei ini memang dilakukan di Amerika, tapi bukan nggak mungkin hasilnya nggak akan jauh berbeda jika dilakukan di Indonesia. Mengapa? Menurut OB/GYN Raegan McDonald-Mosley, MD, alasan terbesar penurunan libido atau kesulitan orgasme adalah stres dan ketidakpastian akibat COVID-19.
Bagi banyak orang, stres dan kecemasan adalah pembunuh libido yang besar. Sementara pandemi memberi banyak orang alasan untuk stres. Kehilangan pekerjaan, orangtua yang sekarang harus menjadi guru untuk anaknya, dan rasa khawatir terhadap diri sendiri atau orang yang dicintai terkena virus korona, bisa membuat stres.
Itulah mengapa banyak orang, mungkin termasuk kamu dan pasangan, yang jadi sulit untuk memikirkan hubungan seksual.
2. Lebih banyak perempuan hamil dan angka kelahiran bayi meningkat
Lho, jika gairah seksual menurun, kenapa justru lebih banyak perempuan yang hamil dan angka kelahiran bayi semakin meningkat? Ini karena hubungan seksual termasuk ke dalam kebutuhan utama untuk pasangan yang menikah, sehingga meskipun gairah menurun, tetap saja hubungan intim di antara keduanya tetap berjalan.
Lalu, sebenarnya peningkatan angka kelahiran bayi lebih banyak terjadi di Indonesia, sementara di Amerika, tingkat kelahiran justru mengalami penurunan hingga dinyatakan sebagai darurat nasional.
Di Indonesia, menurut Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Dr. Ir. Dwi Listyawardani, sejak wabah virus corona melanda pada 2020, ada tambahan 400-500 ribu kelahiran di Indonesia per tahun atau naik sebesar 10 persen. Penyebabnya adalah karena banyak perempuan yang putus pakai kontrasepsi akibat takut pergi ke fasilitas kesehatan untuk memasang alat kontrasepsi.
3. Pasangan jadi lebih sering berkomunikasi
Menghadapi pandemi yang sangat membuat stres ini ternyata bagi banyak pasangan menjadi cara jitu untuk membuat hubungan semakin erat.
“Pandemi benar-benar menguji orang dengan cara yang belum pernah mereka rasakan. Salah satunya mendorong banyak pasangan untuk melakukan percakapan yang lebih bermakna tentang hubungan mereka dan apa yang mereka inginkan," kata Justin Lehmiller, PhD, seorang peneliti di Kinsey Institute.
Survei menunjukkan bahwa 47 persen orang dalam hubungan pernikahan, meningkatkan komunikasi mereka dengan pasangan untuk mengatasi masalah seksual. Meskipun angka perceraian nggak mengalami penurunan, Dr. Justin bilang kemampuan pasangan untuk memperbaiki komunikasinya menjadi bukti bahwa hubungan mereka ternyata lebih tangguh dari yang dikira.
4. Makin banyak pasangan yang menggunakan sex toys
Setelah krisis mengenai masalah hubungan seks bisa dilewati, banyak pasangan yang pada akhirnya mulai mengeksplorasi kegiatan intim mereka, salah satunya lebih tertarik untuk menggunakan sex toys.
Menghabiskan lebih banyak waktu di rumah membuat pasangan lebih mudah bersama-sama mencari bentuk kesenangan baru saat berhubungan seks. Dengan menggunakan sex toys, banyak pasangan melaporkan peningkatan kehidupan seks daripada sebelum pandemi.
“Ini mungkin menunjukkan bahwa eksplorasi seksual dapat menjadi cara adaptif untuk mempertahankan kehidupan seks yang sehat selama masa stres. Terkadang solusinya sesederhana mencoba cara atau tempat baru untuk berhubungan seks atau menggunakan sex toys untuk pertama kalinya,” ujar Dr. Justin.
5. Lebih banyak orang menggunakan aplikasi kencan dan kencan online
Sejak pandemi, lebih banyak orang melakukan percakapan secara online dengan waktu yang lebih lama, lebih bermakna, dan lebih intim. Jika sebelum pandemi aplikasi kencan hanya berguna sebagai “jembatan” sebelum bertemu langsung, maka pandemi mengubah hal tersebut.
Sekarang, orang-orang meluangkan lebih banyak waktu untuk benar-benar mengenal calon pasangannya secara online terlebih dahulu. Mereka juga lebih suka melakukan kencan online untuk “tes ombak” sebelum bertemu secara langsung.
Nggak heran jika saat ini lebih banyak orang yang mencari pasangan lewat aplikasi kencan, lebih memilih kencan online, bahkan menjalin hubungan secara online. Jika pandemi tidak melanda dunia, mungkin nggak akan banyak orang yang melakukan hal tersebut.
Nah, kalau untuk Bela sendiri bagaimana? Apakah pandemi juga ikut mengubah hubunganmu dengan pasangan? Share dengan kami, ya.