Setelah menikah, nggak sedikit pasangan yang langsung berharap untuk cepat memiliki anak dan menjadi orang tua. Ini sah-sah saja, memang. Tapi, satu hal yang harus Bela pahami bersama suami adalah bahwa menjadi orangtua itu nggak mudah. Tanggung jawab kamu dan pasangan akan jauh berbeda dibanding saat kalian masih berdua saja.
Ada banyak hal yang harus jadi bahan pertimbangan kamu dan suami sebelum memulai program kehamilan. Nah, berikut ini Popbela beritahukan hal-hal apa saja yang harus dibicarakan dengan suami sebelum kalian berdua memutuskan untuk memiliki anak.
1. Evaluasi hubungan kamu dan suami
Hal pertama dan terpenting yang harus dicek sebelum memutuskan untuk memiliki anak adalah dengan memastikan kalau hubungan kamu dan suami berada di landasan yang kokoh. Kalau kamu sulit untuk memercayai suami atau sering bertengkar, cobalah untuk menyelesaikan masalah itu sebelum menjadi orangtua.
Menurut Candice Cooper-Lovett, PhD, LMFT, terapis pernikahan dan keluarga, untuk membangun fondasi yang kuat dalam hubungan, pastikan kalian berdua mempelajari cara menyampaikan keluhan dan membicarakan masalah. Dia menekankan bahwa memiliki anak nggak boleh jadi sarana untuk memperbaiki hubungan. "Jika hubungan sudah tidak kuat, maka menambah anggota keluarga dapat memperburuk keadaan," ujarnya.
2. Pertimbangkan kondisi keuangan kamu dan suami
Begitu memiliki anak, uang sering kali menjadi prioritas. Itulah mengapa Candice meminta kamu dan suami untuk memertimbangkan keadaan keuangan karena dengan adanya anak, hal itu akan memengaruhi pendapatan rumah tangga.
"Meskipun kamu tidak dapat memprediksi berapa [anggaran] sampai anak lahir dan besar,, tapi ada baiknya untuk memiliki rencana,” saran Candice. Untuk mempersiapkan rekening bank saat menghadapi kedatangan anggota keluarga baru, buat anggaran, patuhi dan pertimbangkan di mana kamu dan suami harus menghemat biaya dalam situasi saat ini.
3. Ketahui dan pelajari berbagai pola asuh yang ada
Meskipun nanti pola asuh atau gaya pengasuhan kamu berbeda dengan suami, itu bukan berarti kamu nggak akan bekerja sama sebagai orangtua. Itulah mengapa akan sangat membantu jika kamu dan suami mengetahui terlebih dahulu bagaimana kalian berdua akan mengatasi masalah dalam membesarkan anak, seperti mengajarkannya disiplin dan kemandirian.
Candice bilang, "Setiap pasangan suami istri perlu mendiskusikan harapan mereka satu sama lain dalam hal tanggung jawab dan membesarkan anak. Sangat membantu jika suami istri dapat mempertimbangkan struktur perencanaan pola asuh sehari-hari sejak bayi hingga beranjak besar karena pola asuh bisa saja mengalami perubahan dari waktu ke waktu.”
4. Prioritaskan hubungan dengan suami, sebelum ada anak
Hal ini mungkin terlihat sepele ya, Bela. Tapi, menghabiskan banyak waktu berdua dengan suami Anda akan membantu kalian berdua menghargai hubungan sebelum kedatangan pihak ketiga alias anak. "Pasangan harus menikmati hubungan mereka terlebih dahulu karena anak-anak akan menjadi prioritas di kemudian hari," kata Candice.
Setelah memiliki anak, dia juga menyarankan agar kamu dan suami tetap memiliki waktu untuk berduaan dan harus membuatnya sebagai prioritas. Ini karena kepuasan seseorang terhadap pasangannya bisa menurun jika nggak terus dipupuk atau saat dia merasa pasangan sudah nggak memprioritaskannya.
Intinya, lakukan komunikasi secara terbuka dengan suami
Sebagai orangtua, kamu dan suami memiliki tanggung jawab yang sama dalam membesarkan anak. Tugas suami bukan hanya mencari nafkah dan memberikan uang untuk membeli kebutuhan bayi, tapi juga harus memiliki peran penting dalam tumbuh kembangnya.
Jadi, selalu lakukan komunikasi secara terbuka dengan pasangan mengenai masalah apa pun yang menyangkut anak, baik sebelum kamu hamil, saat mengandung, hingga nanti anak lahir. Meskipun menjadi orang tua memiliki tanggung jawab yang besar, hal itu bisa dilalui dengan baik jika dibicarakan dengan suami.