Komunikasi adalah salah satu kunci dasar dalam berhubungan, termasuk untuk hubungan pernikahan. Jangan sampai terjadi komunikasi satu arah dalam pernikahan yang justru bisa memiliki dampak buruk.
Komunikasi yang baik seharusnya berjalan dua arah alias berasal dari dua orang atau dua pihak. Komunikasi satu arah yang hanya melibatkan satu pihak saja, sedangkan pihak lainnya berstatus sebagai penerima, sangat tidak cocok untuk diterapkan dalam berumah tangga.
Mengapa? Alasan utamanya karena komunikasi satu arah bisa memperuncing konflik dan menyebabkan satu pihak merasa tertekan, sementara pihak lainnya merasa dominan. Nah, konflik atau dampak buruk apa jika terjadi komunikasi satu arah dalam pernikahan? Berikut Popbela akan memberitahukan beberapa di antaranya.
1. Tidak adanya hubungan timbal balik bersama pasangan
Prinsip utama dari komunikasi satu arah adalah salah satu pihak hanya ingin didengarkan dan dimengerti, tanpa memikirkan perasaan pasangannya. Akibatnya, komunikasi tidak berjalan efektif dan tidak ada timbal balik dari kedua belah pihak.
Dalam hubungan rumah tangga, komunikasi seperti ini tidak memberikan kepuasan. Ini karena pihak yang hanya sebagai penerima tidak memiliki kesempatan untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap pemikiran atau pendapat pasangannya.
Akibatnya lagi, hubungan bisa terasa hambar dan menyiksa salah satu pihak. Apalagi jika komunikasi satu arah terus menerus terjadi dan tidak diperbaiki.
2. Munculnya kesalahpahaman di antara pasangan
Salah satu penyebab konflik dalam hubungan adalah adanya kesalahpahaman di antara pasangan. Nah, komunikasi satu arah ini bisa menyebabkan komunikasi antara pasangan suami istri tidak berjalan efektif dan justru bisa menimbulkan kesalahpahaman. Akhirnya, muncullah konflik baru dalam hubungan.
Semua ini bisa terjadi, karena salah satu pihak terus menyampaikan pendapat tanpa mempedulikan pendapat pihak lain, sedangkan pihak lain juga hanya menerima pendapat tanpa bisa mengutarakan pendapatnya sendiri.
Jika ini terus dilakukan, bukan tidak mungkin komunikasi satu arah bisa menjadi bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu dan membahayakan kelanggengan hubungan rumah tangga.
3. Hubungan didominasi oleh salah satu pihak
Dampak buruk lainnya dari komunikasi satu arah dalam pernikahan adalah salah satu pihak akan mendominasi dalam rumah tangga. Hal ini membuat pihak yang didominasi merasa tidak percaya diri dan selalu bergantung pada pasangannya.
Jika terus-menerus terjadi, bahkan ini bisa membuatnya sulit berkomunikasi dengan orang lain. Karena tidak terbiasa untuk menyampaikan pendapat, hal itu membuatnya takut pendapatnya tidak diterima orang lain.
Nah, pengalaman didominasi oleh pasangan akibat komunikasi satu arah ini juga dapat meninggalkan trauma ketika berhubungan dengan orang baru.
4. Salah satu pihak akan merasa direndahkan
Pihak yang selalu menyampaikan pesan biasanya tidak mau menerima kritik dari orang lain dan selalu ingin dihargai. Ini membuat pihak yang hanya menjadi penerima dan tak pernah bisa (atau tidak didengarkan saat) mengutarakan pendapat, yang membuatnya secara tidak langsung merasa direndahkan.
Di pihak yang merasa direndahkan oleh pasangannya ini akan selalu merasa tidak pernah melakukan yang terbaik. Jika terus-menerus terjadi, bukan tidak mungkin hal itu merusak harga diri salah satu pasangan dan membuatnya merasa tidak percaya diri.
5. Merasa kesepian dalam pernikahan
Kesepian adalah perasaan tidak terhubung, terisolasi, dan terlepas dari orang lain. dalam sebuah hubungan, merasa kesepian contohnya adalah ketika kamu berada di ruangan yang sama dengan pasangan, tetapi tetap merasa sendirian.
Hal ini bisa terjadi akibat dari komunikasi satu arah. Karena tidak pernah diajak berkomunikasi, hal itu membuat salah satu pihak jadi merasa kesepian dan sendirian.
6. Risiko terjadinya perceraian meningkat
Tak ada pasangan yang menginginkan perceraian. Namun, salah satu dampak terburuk dari komunikasi satu arah dalam pernikahan adalah risiko terjadinya perceraian. Hal itu karena pihak yang tidak dapat menyampaikan pendapatnya akan merasa tersiksa dan menyimpan amarah dalam waktu lama. Amarah itulah yang bisa membahayakan kelanjutan hubungan rumah tangga.
Komunikasi satu arah bukan jalan terbaik untuk menyelesaikan konflik dalam rumah tangga. Komunikasi ini hanya membuat salah satu pihak mendominasi hubungan, sedangkan pihak lainnya menjadi korban dan tidak bisa berbuat apa pun. Padahal, setiap masalah harus diselesaikan berdua dan pasangan suami istri sama-sama memiliki hak untuk menyampaikan pendapat.
Itulah mengapa komunikasi satu arah bisa memunculkan konflik-konflik baru yang bisa berujung pada perceraian. Jangan sampai hal ini terjadi pada pernikahanmu, ya.