Bertunangan, merencanakan pernikahan, dan mempersiapkan hidup dengan orang yang kamu cintai adalah salah satu momen paling menyenangkan dalam hidup.
Namun, tidak sedikit yang bilang kalau di momen tersebut banyak cobaan yang akan menghampiri, khususnya untuk menguji hubungan antara kamu dan pasangan.
Belum lagi konflik keluarga, ketidaksepakatan mengenai anggaran, dan banyaknya kompromi yang harus dilakukan.
Namun, setiap tantangan yang dihadapi saat merencanakan pernikahan adalah kesempatan untuk meningkatkan hubungan, memperkuat ikatan, dan memperdalam keterampilan komunikasi sebagai pasangan.
Menurut Jennifer Uhrlass, terapis perkawinan dan keluarga berlisensi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar hubungan kamu dan pasangan bisa lebih kuat saat menyiapkan perpisahan.
1. Komunikasi dan kompromi
Menyiapkan pernikahan adalah mengenai kamu dan pasangan yang harus berkompromi untuk menciptakan keharmonisan antara dua kepribadian yang berbeda.
Terkadang ini bisa menjadi mudah jika satu pasangan tidak peduli makanan apa yang disediakan saat pesta. Namun, ketika kedua pasangan tidak bisa sepakat akan banyak hal, ini bisa menjadi lebih sulit dijalani.
Jennifer bilang, kuncinya adalah memastikan kamu meluangkan waktu untuk sepenuhnya mendengarkan dan memproses keinginan pasangan, sambil mengekspresikan keinginanmu.
Dengan begitu, kalian berdua akan mencapai kesepakatan yang disepakati.
“Apakah kamu benar-benar mendengar dan memahami perspektif pasangan, atau kamu hanya pura-pura mendengar? Memastikan kamu mendengar dan memahami apa yang dikatakan pasangan, akan memastikan bahwa kalian bisa lebih saling pengertian,” katanya.
2. Tak apa adu argumen dengan pasangan
Argumen tentang detail pernikahan merupakan gambaran konflik di masa depan saat kamu dan pasangan hidup bersama sebagai suami istri.
Cara kalian mendekati dan menyelesaikan konflik ini membantu meletakkan dasar untuk perbedaan pendapat yang sehat dan produktif di masa depan.
“Mempelajari cara mengatasi konflik secara efektif dengan pasangan sangatlah penting. Kalian harus bisa melakukannya dengan baik satu sama lain karena masalah akan terus berlanjut,” jelas Jennifer.
Sedihnya, sering kali pasangan terjebak dalam konten perselisihan, padahal mereka bisa jauh lebih produktif jika fokus pada proses keterlibatan saat menghadapi konflik.
“Yang penting adalah mempelajari cara menavigasi konflik itu secara efektif; tidak terlalu berusaha menghindari konflik sama sekali, tetapi untuk menyadari bahwa konflik adalah bagian yang sehat dari suatu hubungan,” tambahnya.
3. Tetapkan batasan untuk keluarga
Menyiapkan pernikahan bisa memunculkan yang terbaik dalam keluarga, tetapi tidak dapat disangkal bahwa hal itu juga bisa memunculkan bagian terburuknya.
Konflik yang berhubungan dengan kepentingan keluarga, berpotensi menempatkan kamu dan pasangan di tim yang berlawanan.
Saat mempersiapkan pernikahan, penting untuk diingat bahwa kamu juga sedang mengembangkan sebuah tim baru.
“Salah satu tantangan alami seputar topik menikah adalah adanya perubahan. Kamu dulunya adalah bagian dari satu unit keluarga dan sekarang mengembangkan unit keluarga. Pergeseran identitas ini dapat menimbulkan banyak konflik dan banyak emosi,” kata Jennifer.
Itulah mengapa saat mempersiapkan pernikahan, tetapkan batasan bersama sebagai pasangan dengan memahami sejarah keluarga satu sama lain dan memprioritaskan hubungan kalian.
“Hal ini mungkin terjadi jika dilakukan melalui dialog dan memahami perspektif setiap orang. Pastikan kamu dan pasangan berada di halaman yang sama sehingga dapat membuat keputusan bersama sebagai satu kesatuan,” jelasnya.
4. Terbuka soal uang
Bagaimana kamu dan pasangan memilih untuk membiayai pernikahan adalah keputusan keuangan yang akan berpengaruh terhadap masa depan.
"Menjelajahi masalah yang berkaitan dengan keuangan adalah titik pertikaian yang umum. Ini bisa memunculkan emosi yang sulit seperti ketakutan atau perasaan tidak mampu," ujar Jennifer.
Hal ini dapat berdampak negatif pada kemampuan kamu dan pasangan untuk mengatasi masalah dengan cara yang produktif.
Jika dia belum bisa terbuka mengenai uang, mungkin ada banyak hal yang harus dibongkar. Jika membiarkannya “membusuk”, kamu tidak akan benar-benar mengatasinya.
Masalah ini akan cenderung menjadi lebih buruk dan jika tetap tidak tertangani, dapat menyebabkan bom waktu di kemudian hari.
5. Beri waktu untuk menghilangkan stres
Setiap perubahan besar dalam hidup membawa periode stres yang tinggi. Itulah sebabnya kamu dan pasangan perlu mengetahui cara menjaga diri sendiri—dan satu sama lain—untuk melewatinya.
“Belajar menjaga diri sendiri melalui proses perencanaan pernikahan yang sangat sulit, menurut saya, merupakan elemen penting untuk menjalani hidup secara efektif,” kata Jennifer.
Jika kamu tidak menjaga diri sendiri, tidak berolahraga, tidak mendapatkan tidur yang nyenyak, tidak mendapatkan nutrisi, atau tidak menghabiskan waktu bersama teman, itu akan berdampak besar pada caramu mendekati topik dan konflik, serta perbedaan pendapat.
Bersama pasangan, kamu bisa tetap mempertahankan kencan di akhir minggu dan tidak ada pembicaraan pernikahan. Bersikaplah seperti tidak ada pernikahan yang perlu dipersiapkan.
“Sisihkan waktu untuk memiliki ruang satu sama lain dan habiskan waktu satu sama lain untuk memelihara hubungan,” tegas Jennifer.
6. Tentukan nilai hubunganmu bersama dengan pasangan
Apakah kalian akan mengikuti tradisi agama yang dilakukan masing-masing keluarga? Seberapa sering kalian akan menengok orangtua dan saudara? Seperti apa bentuk investasi keuangan yang berharga? Bagaimana hubungan dengan teman-teman setelah menikah?
Semua pertanyaan di atas—dan masih banyak pertanyaan lainnya—harus dijawab sebelum menikah.
“Dua orang dapat memiliki keyakinan dan filosofi yang sangat berbeda tentang uang atau apa pun. Itu tidak berarti bahwa mereka tidak cocok. Mungkin berarti bahwa masih banyak yang harus dibicarakan,” kata Jennifer mengingatkan.
Memastikan kamu dan pasangan berada di halaman yang sama dalam hal tujuan jangka panjang, nilai-nilai yang diyakini, dan keinginan untuk maju dalam hidup, akan mengembangkan identitas sebagai pasangan.
Jika keenam hal ini bisa kamu lakukan saat mempersiapkan pernikahan, bukan tidak mungkin hubungan kamu dan pasangan semakin kuat dan siap menjadi suami istri.