Bagi banyak orang, tidur terpisah dengan suami artinya hubungan sudah nggak lagi harmonis, atau ada pertengkaran yang belum selesai hingga suami memutuskan untuk tidur di tempat lain. Padahal, pasangan suami istri yang tidak tidur di satu ranjang nggak selalu buruk, lho.
Salah satu alasannya karena suami atau istri yang mengalami kesulitan tidur. Faktor seperti tempat tidur dan suhu ruangan mungkin berpengaruh, tapi teman tidur ternyata juga memiliki pengaruh yang besar.
Menurut para ahli, orang yang berbagi tempat tidur dengan kamu memiliki pengaruh besar terhadap kuantitas dan kualitas tidur yang kamu miliki. Nah, jika pasangan sudah mulai merugikan waktu tidurmu, mungkin saat itulah kamu harus mulai mempertimbangkan untuk tidur terpisah.
Sulit memiliki kebiasaan tidur yang sama dengan pasangan
Kesannya mungkin sangat negatif, tapi tidur terpisah sebenarnya hanya mengacu pada keputusan untuk tidur di tempat tidur (atau kamar) terpisah dari pasangan yang sebelumnya berbagi tempat denganmu.
Percaya nggak percaya, ini bisa menjadi keputusan yang sangat efektif untuk kamu yang memiliki kesulitan tidur. Apalagi jika pola atau kebiasaan tidur kamu nggak selaras dengan pola atau kebiasaan pasangan.
"Jika kamu pikirkan, memiliki kebiasaan tidur yang sama itu sulit. Sebagai permulaan, ada yang suka tidur di suhu panas, yang lain tidur di suhu dingin. Beberapa orang menyukai kasur keras, sementara yang lainnya lebih suka kasur empuk. Bahkan, kamu bisa bermasalah dengan pasangan yang suka ‘mencuri’ selimut dan bantal milikmu saat tidur,” jelas Terry Cralle, RN, pendidik tidur klinis dan juru bicara Better Sleep Council.
Tidur terpisah bisa menguntungkan hubungan
Jika kamu memiliki perbedaan kebiasaan tidur yang dapat berdampak negatif pada kuantitas dan kualitas tidurmu, maka mungkin sudah saatnya kamu tidur terpisah dengan pasangan.
Kamu nggak perlu percaya dengan kepercayaan populer yang bilang jika tidur terpisah merupakan tanda kehancuran hubungan. Faktanya, jika tidur secara terpisah berarti kalian berdua bisa mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik, maka itu akan menguntungkan hubungan, kata spesialis obat tidur Wendy Troxel, PhD.
Namun sebelum melakukan hal tersebut, ada baiknya kamu dan pasangan mempertimbangkan dengan cermat masalah apa saja yang kamu atau pasangan miliki saat tidur bersama. Lalu bagaimana hubungan mungkin berubah secara alami ketika tidur bersama nggak lagi dilakukan.
Apa yang harus dipikirkan sebelum melakukannya?
Karena tidur bersama dengan pasangan identik dengan keintiman, maka tidur terpisah bisa menimbulkan beberapa pertanyaan, seperti “Apa yang dikatakan orang tentang kami yang nggak bisa tidur nyenyak bersama?” atau bahkan “Kehidupan seks kami akan terpengaruh nggak dengan tidur secara terpisah?”.
Namun, penting untuk dicatat bahwa memutuskan untuk nggak tidur bersama dengan suami, sama sekali nggak menunjukkan atau mencerminkan hubungan yang tidak bahagia atau tidak sehat, kata Terry. Ini karena kecocokan hubungan nggak selalu sejalan dengan kecocokan kebiasaan tidur, dan sebaliknya.
Terapis hubungan Melissa Divaris Thompson, LMFT, setuju dengan pendapat tersebut, “Jika keputusan muncul dari gangguan tidur dan tidak lebih [dari itu], maka masalahnya hanyalah salah satu ketidakcocokan tidur dan bukan ketidakcocokan hubungan. Menjelaskan niat sejak awal dapat membuat transisi lebih mudah dan mencegah perasaan sakit hati.”
Cara agar tidur terpisah nggak menghilangkan keintiman
Dr. Wendy menyarankan, “Lakukan percakapan terbuka tentang apa yang berhasil dan apa yang nggak tentang pengaturan tidur kamu dan pasangan. Fokus pada alasan mengapa tidur yang baik adalah tujuan yang saling menguntungkan untuk kesehatan hubungan.”
Harus diingat kalau tidur secara terpisah harus sepenuhnya saling menguntungkan kedua belah pihak. Jika itu menciptakan stres atau kebencian, maka nggak mungkin akan menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik. Jadi, berhati-hati untuk mencari tahu situasi tidur terpisah yang terbaik untuk semua pihak sehingga nggak akan menghilangkan keintiman dengan suami.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah berencana untuk mencoba tidur terpisah sementara terlebih dahulu, hanya untuk melihat bagaimana kelanjutannya. Bisa juga sebagai alternatif, kamu mungkin mencoba tidur terpisah hanya pada hari kerja dan kemudian kembali berbagi tempat tidur pada akhir pekan, ketika tingkat stres dan tuntutan pekerjaan lebih rendah.
“Beberapa pasangan bahkan menganggap itu seksi dan romantis dan menjadi cara untuk menyalakan kembali api hubungan,” ujar Dr. Wendy.
Jangan ragukan manfaat tidur terpisah
Tidak peduli apa yang terbaik untuk diri sendiri dan hubungan, jika kamu memutuskan untuk tidur terpisah, ingatlah untuk selalu aktif menyediakan waktu dan ruang untuk keintiman. Jangan ragu untuk saling berbagi cerita—atau bahkan bercinta—sebelum berpisah untuk tidur di tempat masing-masing.
“Mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap hari harus selalu menjadi prioritas daripada mempertahankan pengaturan tidur tertentu. Lagi pula, kurang tidur dapat mendatangkan malapetaka pada diri dan hubungan. Tidak hanya membuat lelah dan mudah tersinggung, tetapi penelitian juga menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memperburuk dan meningkatkan frekuensi konflik hubungan,” Terry menjelaskan.
Secara umum, setiap ketidakcocokan tidur yang mengancam kualitas atau kuantitas tidur seseorang menjadi alasan kuat untuk tidur secara terpisah yang terbukti bermanfaat. Jadi, kamu nggak perlu ragu lagi untuk tidur terpisah dengan suami karena justru ini bisa menyelamatkan hubungan kalian berdua.