Sebenarnya, cincin yang dipakai di jari manis tidak selalu berarti cincin kawin. Namun, saat menikah—atau bahkan bertunangan—banyak pasangan yang memakai cincin di jari manis, baik sebelah kanan atau kiri. Mengapa, ya?
Alasannya bukan hanya ini disebut jari manis, sehingga cincin kawin akan terlihat manis jika dipakai di sana, tetapi ada alasan historisnya juga, lho. Sejarah itulah yang membuat pasangan sampai sekarang masih memakaikan cincin kawin atau pertunangan di jari manis.
Sejarah memakai cincin kawin di jari manis
Tradisi memakai cincin kawin setelah menikah disebut-sebut berasal dari Mesir kuno. Alasannya karena para arkeolog telah menemukan bukti dalam hieroglif bahwa pengantin akan mengenakan cincin setelah menikah, menurut BBC.
Bahkan menurut ahli, budaya kuno lainnya juga sudah memakai cincin kawin sejak lama. Orang-orang zaman dahulu disebut telah menyelipkan cincin kawin di jari manis kiri sejak zaman Yunani dan Romawi kuno.
Mengapa jari manis dipilih sebagai jari untuk memakai cincin pernikahan?
Ada penjelasan yang menyentuh mengenai hal ini. “Pada zaman kuno, diperkirakan ada pembuluh darah di jari tangan kiri yang mengalir langsung ke jantung Anda,” jelas Bernadette Chapman, pendiri UK Alliance of Wedding Planners.
Itulah mengapa orang Romawi kuno menyebut pembuluh darah ini sebagai vena amoris atau bahasa Latin untuk “pembuluh darah cinta”. Nah, karena jantung dianggap sebagai pusat emosi, maka cincin kawin diputuskan dipakai di sana.
Namun, pengetahuan tentang tubuh manusia telah berkembang pesat sejak saat itu. Sekarang, para ahli tahu bahwa manusia tidak memiliki pembuluh darah seperti itu. Selain itu, diketahui juga bahwa jantung ternyata adalah organ untuk memompa darah, bukan merasakan cinta.
Meski begitu, kenyataan tersebut tidak menghentikan manusia untuk terus mengaitkan jari manis dengan konteks romantis dan emosional. Jadi, sampai sekarang pasangan masih memakai cincin kawin (atau pertunangan) di jari manis mereka.
Jari manis sebelah mana yang biasa dipakaikan cincin kawin?
Hmm.. ini sebenarnya bisa berbeda-beda, tergantung dari budaya dan tempat kamu berasal. Dalam budaya Barat, cincin kawin dan cincin pertunangan dipakai di jari manis tangan kiri.
Jadi saat dilamar, cincin pertunangan akan disematkan di jari manis kiri hingga hari pernikahan. Setelah resmi menikah, barulah cincin kawin akan dikenakan di jari yang sama. Biasanya cincin kawin akan berada di bawah cincin pertunangan.
Jadi, pakai cincin kawin di jari sebelah kanan tidak umum?
Tidak juga, dong. Tradisi di Indonesia justru berbeda dengan budaya Barat. Pasangan di sini memang memakai cincin pertunangan di jari manis tangan kiri. Sementara setelah menikah, berulah cincin kawin dipakaikan di jari manis tangan kanan. Ada yang tetap memakai cincin pertunangannya, ada juga yang langsung dilepas dan hanya memakai cincin kawin.
Menurut David Schoenfeld, pendiri dari RING BEAR, pembuat cincin kawin untuk pria, Di Eropa dan India tradisi juga sama, yaitu memakai cincin kawin di jari manis tangan kanan. Namun, berbeda dengan di Amerika Selatan yang justru memakai cincin pertunangan di tangan kanan mereka dan cincin kawin di jari manis tangan kiri.
Ada apa dengan jari manis sebelah kanan?
Jari manis di tangan kanan dianggap sebagai tanda cinta, asmara, dan hubungan. Itulah mengapa cincin kawin yang menjadi tanda pengikat di antara dua pasangan lebih umum digunakan di jari manis tangan kanan.
Namun, sekali lagi, ini tergantung dari budaya dan sejarah negara setempat. Jadi, sebenarnya tidak perlu merasa aneh jika ada pasangan yang justru memakai cincin kawin di jari manis sebelah kiri. Karena mungkin mereka lebih nyaman di sebelah kiri dan itu tidak masalah.
Bahkan, menurut ahli di masa depan sangat mungkin banyak pasangan yang memutuskan tidak memakai cincin kawin. Bisa karena budaya atau memang tidak suka menggunakan “aksesori” di tangan. Itu bisa menjadi hal yang lumrah.