Tinggal di rumah orangtua atau keluarga pasangan menjadi salah satu pilihan bagi pasangan yang belum memiliki tempat tinggal sendiri. Apa pun alasannya, rasanya tinggal bersama keluarga pasangan dapat terlihat cukup rumit, bukan? Awal-awalnya mungkin terasa nyaman karena kamu dan pasangan nggak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa apartemen atau kontrakan. Semua perabotan sudah tersedia, kamu atau pasangan sudah merasa nyaman di tempat tinggal tersebut.
Namun perlahan, ada perasaan kurang nyaman muncul ketika sudah cukup lama tinggal bersama keluarga pasangan. Salah satunya adalah kurangnya ruang privasi bersama pasangan. Kalian berdua kurang dapat berkomunikasi dengan baik, membicarakan banyak hal secara leluasa karena merasa risih dengan kehadiran anggota keluarga di sekitar. Ini dapat menjadi sumber masalah yang dapat mengganggu keharmonisan hubungan.
Jadi, bagaimana cara menjaga komunikasi yang efektif dengan pasangan selama tinggal di rumah keluarganya? Melansir dari Elite Daily, ada beberapa tips yang dapat kamu coba.
1. Tentukan topik yang nyaman untuk dibicarakan di hadapan orangtuanya
Penting untuk memahami hubungan antara pasangan dengan orangtuanya. Jadi saat masuk ke dalam dinamika hubungan mereka, kamu dan pasangan dapat menentukan topik yang nyaman untuk dibicarakan saat ada anggota keluarga di sekitarmu. Hanya karena tinggal bersama orangtua pasangan, bukan berarti mereka harus tahu apa saja yang terjadi dalam hubungan kalian. Sebagian orang ada yang terbuka dengan orangtuanya, sebagian lainnya nggak. Jadi, tentukan topik yang dapat kalian berdua bicarakan dengan nyaman saat berada di dekat orangtua pasangan.
2. Buat batasan mengenai topik yang sensitif
Buat batasan yang jelas pada topik atau informasi sensitif bagimu atau pasangan. Entah itu seks, pernikahan, anak, masa kecil, kesehatan mental, masalah hubungan sebelumnya, kesemuanya adalah topik pribadi yang harus dipertimbangkan ketika secara sengaja atau nggak sengaja dibicarakan saat di depan orangtua pasangan. Dengan begitu, kamu dan pasangan dapat menghindari pertengkaran kecil dari situasi seperti ini.
3. Pastikan menghormati perbedaan pendapat atau keyakinan yang ada
Kamu dan pasangan mungkin memiliki perbedaan pandangan politik atau keyakinan budaya. Mungkin juga, kamu dan pasangan memiliki perbedaan dengan orangtua pasangan. Perbedaan seperti ini dapat memicu pertengkaran kecil atau suasana yang kurang nyaman. Maka, pastikan untuk menghormati perbedaan pandangan dengan keluarga pasangan. Artinya, pastikan juga untuk nggak membahas topik-topik seperti ini saat sedang bersama.
Pasangan perlu memberitahukan sedikit mengenai sikap dan keyakinan orangtuanya padamu sehingga kamu dapat mempersiapkan dirimu. Ingat, tinggal bersama dengan damai adalah tujuan kamu dan pasangan. Nggak perlu memaksakan seseorang untuk mengubah pandangan dan pikirannya, hindari topik yang sensitif dan jalani peraturan ini.
4. Tentukan jika kamu dan pasangan nyaman saat orangtua ikut campur
Jika dekat dengan keluarga pasangan, mendengarkan saran mereka atas masalah hubungan boleh jadi sangat membantu. Namun di sisi lain, terus-menerus mendengarkan pendapat dari orang di luar hubungan tanpa diminta juga akan sangat mengganggu.
Orangtua pasangan mungkin ingin memberikan nasihat tentang kehidupan pernikahan atau tentang menghadapi anaknya. Namun apa itu perlu? Apa tanggapan pasangan mengetahui hal ini? Atau jangan-jangan, orangtua pasangan justru membongkar masa lalu pasangan yang mungkin menjadi hal privasi untuknya? Apa kamu akan mendengarkan atau memilih mendiskusikannya dengan pasangan? Coba untuk menentukan sikap sebelum situasi seperti ini muncul.
5. Mengetahui situasi pasangan dan orangtuanya
Sebagian orang nggak memiliki hubungan yang baik dengan orangtuanya. Hal itu bisa saja muncul ketika pasangan yang merasa sudah mandiri, masih harus tinggal bersama keluarganya. Mungkin pasangan dan orangtua akan mengalami perdebatan atau pertengkaran kecil, dan situasi seperti ini akan menempatkanmu di posisi yang sulit. Entah harus menjadi pembela pasangan atau berusaha memisahkan kedua pihak.
Jika terbayang menghadapi situasi seperti ini, coba untuk menjaga tekanan di antara kedua pihak seminimal mungkin. Kamu dan pasangan harus membicarakan mengenai topik-topik sensitif yang dapat memicu pertengkaran dengan orangtuanya. Mengetahui pemicu dari satu sama lain membantu kamu dan pasangan untuk membentuk strategi hidup yang damai dan menghindari situasi yang kurang nyaman.
Mungkin memang benar kalau tinggal sendiri lebih nyaman daripada bersama orangtua. Namun jika kondisi kurang memungkinkan, rumah orangtua menjadi pilihan terbaik untuk tinggal sementara, bukan? Untuk menjaga komunikasi tetap sehat bersama pasangan serta nyaman di lingkungan keluarganya, coba untuk menerapkan tips-tips ini, Bela. Dengan begitu, kamu dan pasangan dapat hidup dengan damai di rumah orangtuanya.