Pernikahan seringkali dianggap sebagai akhir cerita cinta yang membahagiakan. Benar, itu adalah sebuah akhir yang diinginkan setiap pasangan yang berada di tahap pacaran. Akhir yang diinginkan ketimbang berpisah. Namun sejatinya, pernikahan adalah babak yang menghadirkan petualangan baru untuk dilalui bersama, di mana di dalamnya ada berbagai masalah yang perlu dihadapi dengan kepala dingin dan hati lebih bijak.
Setelah menikah, bukan berarti kamu dan pasangan terlepas dari masalah yang sebelumnya mengganggu saat pacaran. Malah, masalah yang dihadapi jauh lebih berat, lho. Namun, bukan berarti nggak bisa diselesaikan maupun dihindari. Melansir dari Marriage, ini masalah yang umumnya dihadapi pasangan menikah.
Ketidaksetiaan adalah masalah umum dalam hubungan, seperti selingkuh secara fisik maupun secara emosional. Masalah ini terjadi karena berbagai alasan, mulai dari hubungan yang terasa membosankan, adanya kesempatan untuk melakukan itu, sampai karena pasangan kurang memberi perhatian dalam hubungan. Solusi yang disarankan pun beragam, tergantung pada alasan yang melatarbelakanginya.
Keintiman fisik sangat dibutuhkan dalam hubungan jangka panjang, yaitu pernikahan. Namun, ini juga menjadi akar masalah yang sering dihadapi dalam kehidupan rumah tangga, yaitu masalah seksual.
Salah satu masalah seksual yang umumnya dihadapi pasangan menikah adalah kehilangan libido atau gairah bercinta. Ada juga perbedaan keinginan dalam bercinta, seperti pasangan yang menginginkan gaya seks tertentu namun pihak lainnya merasa kurang nyaman. Masalah ini hanya dapat diatasi ketika kedua belah pihak berkomunikasi secara terbuka mengenai gairah bercinta mereka.
Tentu saja akan ada perbedaan dan ketidaksetujuaan dalam pernikahan. Namun, beberapa perbedaan terkadang terlalu besar untuk diabaikan begitu saja, seperti perbedaan nilai dan keyakinan. Kedua perbedaan ini dapat menyebabkan masalah besar dalam kehidupan berumah tangga. Misalnya, pasangan hanya dapat merayakan hari raya keagamaannya sendiri, atau pihak lain harus rela nggak merayakan budaya tertentu. Perbedaan ini akan semakin sulit ketika keduanya telah memiliki anak.
Karena itu, penting untuk membicarakan masalah nilai dan keyakinan dengan pasangan sebelum menikah, terutama untuk pasangan yang memiliki perbedaan sangat besar di antara keduanya. Bukan berarti harus memaksa salah satu pihak menjadi sama. Melainkan, kamu dan pasangan perlu saling memberi pengertian untuk mengurangi perbedaan tersebut.
Nggak banyak orang memerhatikan fase hidup saat menjalani hubungan. Sedangkan masalah umum yang mmuncul dalam pernikahan adalah saat kedua pasangan sudah nggak saling cinta lagi dan merasa satu sama lain berada di fase yang berbeda. Ini terjadi ketika kedua pasangan memiliki perbedaan usia.
Kepribadian seseorang dapat berubah seiring berjalannya waktu dan pasangan boleh jadi nggak saling cocok seperti saat pertama bertemu. Pasangan dengan usia berbeda, yang sedang berada dalam fase hidup berbeda, akan menghadapi masalah ini.
Saat pasangan menikah mengalami situasi yang dapat memicu trauma, hal tersebut akan menambahkan beban serta tantangan dalam kehidupan mereka. Salah satu contoh situasinya seperti saat salah satu pasangan terkena kecelakaan dan harus beristirahat dalam jangka panjang sehingga nggak bisa memberi nafkah, dan pihak lainnya merasa kebingungan untuk melanjutkan hidup karena sebelumnya hanya bergantung pada pihak lainnya.
Terkadang, tekanan situasi seperti ini sangat berat untuk dihadapi sehingga menggoyahkan pernikahan. Nggak jarang, banyak yang menyerah dan memilih berpisah.
Stres adalah masalah umum yang dihadapi pasangan menikah. Penyebabnya beragam, mulai dari karena kondisi keuangan, keluarga, kesehatan mental, dan penyakit yang diderita. Namun, masalah keuangan menjadi salah satu faktor terbesar yang mendorong munculnya stres.
Mungkin stres bukan penyakit yang serius seperti gangguan kesehatan lainnya. Namun jika nggak ditangani dengan tepat dan cepat, ini dapat mengganggu kehidupan pernikahan juga kesehatan fisik seseorang.
Rasa bosan seringkali dianggap remeh. Namun faktanya, ini bisa menjadi masalah yang serius dalam kehidupan pernikahan. Saat seseorang bosan dengan pasangannya, ia akan mencari 'kesenangan' di luar hubungan, salah satu masalah lainnya yang ditimbulkan adalah selingkuh.
Dalam pernikahan, rasa bosan merupakan masalah yang diprediksikan akan dialami karena kedua orang menjalani rutinitas yang sama, bersama, dalam jangka waktu lama atau selamanya. Karena itu, penting untuk selalu menjaga ritme hubungan penuh keseruan. Kamu dan pasangan bisa meluangkan waktu untuk jalan-jalan bersama, atau memberikan kejutan kecil di waktu nggak terduga.
Perlu diingat jika cemburu baik dalam hubungan, asal nggak dilakukan secara berlebihan dan nggak memberi pengaruh negatif dalam hubungan. Namun jika cemburu berlebihan, perasaan itu akan menjadi tantangan besar dalam pernikahan. Kamu akan merasa terkekang dalam hubungan dan nggak bisa berinteraksi dengan bebas karena pasangan selalu mempertanyakan dirimu, atau membatasi gerak-gerikmu. Kehidupan pernikahanmu akan jadi penuh tekanan dan jauh dari kata bahagia.
Itu delapan masalah umum yang dapat terjadi dalam kehidupan pernikahanmu di masa depan. Bukan menakuti, namun mengetahui tantangan ini dapat memberikanmu gambaran jika menikah bukan berarti bebas dari berbagai masalah hubungan.
Melainkan, bobot masalahnya dapat lebih berat dari sebelumnya. Jika berencana melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, pastikan kamu dan pasangan telah mempersiapkan diri melewati tantangan-tantangan ini.
