Memasak menjadi kegiatan yang cukup disenangi terutama bagi istri dan ibu. Tidak hanya jadi hobi, memasak pun menjadi sebuah rutinitas penting bagi cukup banyak orang yang sudah berumah tangga.
Hidangan yang lezat buatan istri dan ibu kerap dipandang istimewa, karena tidak hanya mengenyangkan namun juga mampu memberikan perasaan bahagia bagi anggota keluarga lainnya. Bak seni, cita rasa masakan apalagi buatan orang yang dicintai pastinya punya arti tersendiri.
Tapi tidak dapat dipungkiri juga, masakan yang dibuat istri rupanya tidak sesuai dengan selera suami. Bahkan bukan tidak mungkin, suami mencela hasil masakan istri hingga membuatnya tersinggung bahkan sedih.
Namun bagaimana hukum suami mencela masakan istri dalam Islam? Rupanya ada penjelasan mengenai hal ini, lho. Mari simak ulasan lengkapnya!
1. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan
Perlu diingat bahwa Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan. Namun bagaimana jika beliau tidak berselera untuk menyantap sebuah hidangan?
Terdapat kisah mengenai hal ini dan diriwayatkan pula dalam sebuah hadis oleh Muslim. Ini berkisah ketika Rasulullah SAW mengajak Khalid bin Walid untuk mengunjungi istri beliau yakni Maimunah yang tak lain adalah saudara Ibunda Khalid.
Dikunjungi oleh suami serta kemenakannya, Maimunah langsung memasak daging dhabb yang merupakan sejenis biawak untuk disuguhkan. Begitu dihidangkan dan Rasulullah SAW mengambil hidangan dengan penuh selera, seorang wanita berkata dari bilik Maimunah.
“Beritahukanlah pada Rasul tentang daging yang kalian hidangkan kepada beliau itu!”
“Wahai Rasul, ini daging dhabb,” ujar salah seorang yang hadir memberitahukan Rasulullah SAW. Mendengar penjelasan tersebut Rasulullah SAW lantas berhenti mengambil makanan dan segera menarik tangannya.
Lalu, Khalid bertanya, “Wahai Rasul, apakah daging dhabb haram?”
Rasulullah SAW menjawab, "Tidak, hanya saja daging dhabb ini tidak terdapat di daerah kaumku. Karena itu, saya merasa kurang berselera memakannya,” jawab beliau dengan santun.
Ya, cara menolak hidangan seperti Rasulullah SAW bisa dijadikan contoh untuk para suami agar tidak menyakiti perasaan istri.
2. Suami hendaknya mengikuti sikap dari Rasulullah SAW
Hukum suami mencela masakan istri dalam Islam tentu tidaklah diperkenankan. Ada baiknya suami mengikuti sikap Rasulullah SAW yang tidak pernah mencela sebuah hidangan.
Sahabat Abu Hurairah RA menjelaskan bahwa, “Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau selera maka beliau memakannya, dan jika tidak selera maka beliau tinggalkan.” (HR. Ahmad 9755 dan Muslim 5504).
Jangan mengeluarkan komentar tidak mengenakan soal makanan, apalagi mengeluh karena rasanya kurang pas bahkan merasa jijik terhadap hidangan tersebut.
3. Suami dianjurkan untuk bersikap baik kepada istri
Setelah mengetahui hukum suami mencela masakan istri dalam Islam, suami juga harus lebih paham bagaimana bersikap baik kepada istri. Bagaimanapun, istri adalah orang yang dicintai dan menjadi pasangan hidup maka hendaklah berbuat baik kepada istri.
Tidak sulit untuk berbuat baik padanya, cukup dengan menjaga lisan dan perbuatan supaya tidak menyinggung perasaan istri. Termasuk soal masakan yang sudah susah payah dibuat olehnya.
Bahkan, hal ini juga ada dalam hadis Rasulullah SAW yang artinya :
“Berbuat baiklah kepada perempuan karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Maka sikapilah para perempuan dengan baik.” (HR al-Bukhari)
4. Berikan masukan kepada istri dengan cara yang menyenangkan
Jika suami ingin memberi masukan kepada istri soal hidangan yang disajikan tentu harus dengan tutur kata yang baik dan tidak menyakiti hati.
Misalnya, dengan kalimat, “Masakan kamu enak, hanya saja saya lebih suka kalau kamu memasak (sebutkan hidangan yang diinginkan” atau kalimat lain yang tidak menyinggung perasaan pasangan.
Mengutarakan masukan dan memperlakukan istri dengan cara yang baik bahkan disebutkan dalam Alquran tepatnya pada Surat Ali Imran ayat 159 berikut ini :
"Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali Imran:159)
5. Saling menghargai dalam rumah tangga itu perlu
Saling menghargai satu sama lain sangatlah penting demi keberlangsungan rumah tangga. Kita tentu menginginkan kehidupan rumah tangga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
Menjaga perasaan pasangan dengan tidak berkata buruk serta menyinggung menjadi salah satu upaya menciptakan rumah tangga yang harmonis. Mulai dari yang sederhana, misalnya dengan tidak mencela masakan yang dimasak oleh istri.
Itulah hukum suami mencela masakan istri dalam Islam yang perlu kamu tahu. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat dan membantu menciptakan hubungan yang lebih baik antara kamu dengan pasangan.