Istilah silent treatment mungkin sudah akrab ditelinga terutama yang ‘melek’ dengan istilah-istilah masa kini.
Silent treatment sendiri merupakan tindakan di mana seseorang memilih untuk diam dan mengabaikan orang yang tengah berkonflik dengannya. Hampir setiap orang pernah mengalami atau melakukan silent treatment, terutama ketika sedang bertengkar dengan pasangan.
Perilaku silent treatment bertujuan untuk memutus kontak dengan orang yang terlibat konflik dengan kita, tak jarang juga ini merupakan reaksi cepat terhadap situasi tidak mengenakkan yang membuat frustrasi atau marah.
Namun tahukah kamu bahwa silent treatment juga dibahas dalam agama terutama Islam? Berikut ini penjelasan dan hukum istri mendiamkan suami saat bertengkar yang wajib kamu ketahui.
1. Hukum istri mendiamkan suami dalam Agama Islam
Islam tak selalu membahas hubungan antara manusia dengan Allah SWT, namun juga interaksi manusia dengan manusia lain termasuk pasangan suami istri.
Perlu ditekankan bahwa perselisihan rumah tangga merupakan hal yang wajar dan kerap terjadi. Bahkan tindakan istri yang tiba-tiba mendiamkan suami dan mengabaikannya juga sering dilakukan bahkan hampir setiap pasangan pernah melakukan dan mengalaminya.
Sikap seperti ini rupanya dibahas di Agama Islam dengan istilah hajr, yaitu tindakan untuk mendiamkan seseorang dengan sengaja. Sebenarnya, hajr sendiri asal hukumnya adalah terlarang namun diperbolehkan jika dalam rangka menasehati dan menghindari pertengkaran.
Namun, sebaiknya tindakan ini tidak lebih dari 3 hari, karena barang siapa yang melakukannya lebih dari 3 hari tentu hal tersebut termasuk ke dalam dosa besar.
2. Mendiamkan pasangan dari sisi psikologis
Silent treatment sebenarnya termasuk ke dalam tindakan abusive dalam sebuah hubungan antar sesama. Mengabaikan orang lain dan tidak berinteraksi secara sengaja dapat melukai perasaan mereka yang berkonflik dengan kita termasuk suami.
Silent treatment juga bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan emosional dan memanipulasi orang lain sehingga membuat harga diri orang tersebut terluka dan mereka cenderung bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan untuk mengakhiri perlakuan ini.
Silent treatment termasuk ke dalam ‘siksaan’ bagi mereka yang menjadi korban. Sebenarnya tindakan ini juga berguna untuk menghindari pertengkaran yang tak perlu atau saat yang tepat untuk menenangkan diri, namun jangan sampai kebablasan.
3. Mengapa orang kerap mengabaikan orang lain saat bertengkar?
Ada beberapa hal mengapa tindakan seperti ini dilakukan ketika berkonflik, yang pertama adalah sebuah reaksi untuk menghindari diri dari konflik itu sendiri. Ketika seseorang tidak bisa berbicara atau melakukan apapun di tengah perselisihan, silent treatment jadi salah satu pilihan.
Silent treatment juga merupakan salah satu bentuk komunikasi seseorang ketika dalam suasana hati yang marah, kesal atau sedih. Para perempuan cenderung melakukan hal ini ketika ingin pasangan mengetahui bahwa mereka marah atau kecewa, namun tidak bisa langsung mengatakannya.
Silent treatment juga bisa dikelompokkan sebagai ‘hukuman’ kepada orang yang berkonflik dengan kita. Saat kita ingin membuatnya menyesali perbuatannya, kita kerap mendiamkannya dengan tujuan membuatnya merasa bersalah atau bahkan tersiksa.
4. Silent treatment tidak akan menyelesaikan masalah
Jika ingin memiliki ruang dan waktu untuk sendiri silent treatment untuk sementara waktu bisa dilakukan. Namun, perlu diingat perilaku ini tidak akan menyelesaikan masalah.
Hukum istri mendiamkan suami saat bertengkar diperbolehkan namun tidak boleh lebih dari 3 hari. Karena, selain sama dengan memutus silaturahmi, silent treatment membuat kedua pihak yang berkonflik tidak saling berkomunikasi guna menemukan solusi.
Ingat, mencari solusi dari sebuah perselisihan tentu membutuhkan diskusi dan meluapkan apa yang dipendam dalam hati melalui komunikasi positif.
5. Mengabaikan pasangan hanya membuat kondisi semakin buruk
Tidak adanya komunikasi hanya membuat segalanya jadi lebih buruk. Prasangka, ketidaknyamanan, dan rasa benci bisa saja tumbuh jika pasangan suami istri melakukan silent treatment satu sama lain.
Apalagi jika durasinya lama, tentu korban dari silent treatment tersebut akan tersiksa karena perlakuan ini. Malah, perilaku ini akan membuat hubungan terutama suami istri kian renggang apabila permasalahan tidak dibicarakan guna mencari jalan keluar.
6. Jika butuh ruang untuk sendiri sampaikan kepada pasangan
Perselisihan antara suami dan istri tentu membuat suasana jadi tidak nyaman. Kondisi psikis pun terganggu dan kita tentu tidak ingin terlalu dekat dengan orang yang berkonflik dengan kita karena perselisihan tersebut.
Jika memang kamu sebagai istri tengah merasakan ini dan ingin memiliki ruang lebih personal dan waktu menyendiri untuk menenangkan perasaan, kamu bisa menyampaikan pada pasangan. Setidaknya ini akan mengurangi kesalahpahaman dan suami pun akan menjaga jarak denganmu.
Perasaan terluka dan terabaikan juga bisa dihindari jika kamu menyampaikan terlebih dahulu bahwa kamu butuh waktu menenangkan diri tanpa diganggu.
7. Cari waktu yang tepat untuk membicarakan tentang masalah yang dihadapi
Setelah tenang, barulah kamu dan suami mencari saat yang tepat untuk mendiskusikan permasalahan yang terjadi. Bicara dari hati ke hati dalam kondisi yang tenang tentu akan memberi hasil yang juga jauh lebih baik.
Redam ego masing-masing dan cobalah untuk mencari jalan keluarnya. Saling berdiam diri sebelumnya juga bisa menjadi cara untuk menenangkan hati masing-masing, asal penyampaiannya tepat.
Itulah beberapa penjelasan serta hukum istri mendiamkan suami ketika bertengkar yang wajib diketahui guna menghindarkan rumah tangga dari permasalahan yang lebih buruk dan membantumu membangun hubungan yang lebih harmonis dengan pasangan.