Sleep divorce atau tidur terpisah dari pasangan merupakan salah satu tren yang cukup menyita perhatian secara global akhir-akhir ini. Mengapa tidak? Tidur terpisah dari pasangan yang kerap dikaitkan dengan adanya permasalahan di dalam hubungan pernikahan, malah disebut punya segudang manfaat. Bahkan, aktris Hollywood, Cameron Diaz, mengatakan bahwa ia tidur terpisah dari sang suami, Benji Madden, dan merasa hubungannya berjalan dengan luar biasa.
Di samping itu, di Indonesia sendiri tidur terpisah dari pasangan bukanlah sebuah hal yang populer, karena stigma negatif yang melekat dari pisah ranjang, baik dilihat sudut pandang budaya maupun agama.
Nah, di artikel kali ini, Popbela akan bahas seputar pro dan kontra sleep divorce yang perlu kamu ketahui. Keep scrolling, Bela!
Pro: Mengurangi gangguan saat tidur
Sleep divorce disebut mampu mengatasi kualitas tidur yang lebih baik bagi banyak orang. Hal ini terjadi sebab saat pasangan tidur di ranjang yang sama, mereka mungkin dapat mengganggu tidur satu sama lain, entah karena punya jadwal tidur yang berbeda, kerap terbangun di tengah malam, mendengkur, hingga perilaku tidur yang mengganggu, seperti menggerakan kaki, tangan, atau mengubah posisi tidur secara terus-menerus.
Sehingga, apabila pasangan tidur di ranjang yang terpisah, maka mereka bisa tidur dengan lebih nyenyak dan berkualitas.
Kontra: Berkurangnya keintiman
Menurut salah satu penelitian, lebih dari seperempat pasangan yang mencoba sleep divorce akhirnya memilih untuk kembali tidur di ranjang yang sama, lho. Banyak yang merasa bahwa saat tidur sendirian membuat mereka merasa kesepian dan merindukan pasangannya. Apalagi bagi pasangan suami istri yang kerap berpelukan saat tidur, sleep divorce hanya akan berdampak buruk bagi mereka.
Nggak sampai di situ saja, sleep divorce juga akan berdampak pada keintiman antar pasangan, yang turut memengaruhi kehidupan seks pasangan.
Pro: Hubungan yang lebih baik
Sleep divorce bukan hanya mampu meningkatkan kualitas tidur setiap pasangan, tapi secara nggak langsung juga mampu meningkatkan hubungan mereka. Karena tidur adalah hal paling fundamental, gangguan saat tidur akan mempengaruhi suasana hati dan emosi pasangan.
Saat seseorang kurang tidur akibat gangguan yang terjadi karena pasangannya, maka dia cenderung lebih rentan stres, mengalami kesulitan konsentrasi, hingga memiliki emosi yang meledak-ledak. Tapi sebaliknya, saat ia tidur dengan cukup dan berkualitas, emosi yang ia miliki akan jauh lebih stabil dan berpengaruh secara positif terhadap suasana hatinya.
Dengan begitulah, tiap pasangan jadi punya hubungan yang lebih baik karena kualitas tidur yang mereka miliki juga lebih baik.
Kontra: Memburuknya kualitas tidur
Meskipun di poin sebelumnya dikatakan bahwa sleep divorce dapat meningkatkan kualitas tidur, tapi tampaknya hal ini nggak berlaku bagi semua orang. Menurut sebagian orang, tidur terpisah dari pasangan malah berdampak kepada memburuknya kualitas tidur mereka.
Hal ini didasarkan dari sebuah studi yang meneliti orang-orang yang mencoba sleep divorce dengan pasangannya, lalu kembali untuk tidur bersama. Hasilnya, 40% di antaranya merasa bahwa kualitas tidur mereka meningkat setelah memutuskan untuk berhenti melakukan sleep divorce.
Dalam penelitian lain juga disebutkan kalau tidur dengan pasangan membuat seseorang punya kesehatan mental yang lebih baik.
Pro: Meningkatkan rasa rindu antar pasangan
Jarak memang berhasil membuat kita merasa rindu pada pasangan dan bikin kita lebih menghargai waktu bersamanya. Misalnya saja, ketika pasangan harus bekerja di luar kota yang menyebabkan kita harus berhubungan jarak jauh, perasaan rindu rasanya sangat sulit untuk dibendung.
Nah, hal ini juga berlaku saat kamu melakukan sleep divorce dengan pasangan, lho.
Terkadang, saat pasangan suami istri telah tinggal bersama dan tidur di ranjang yang sama, membuat mereka menyianyiakan kesempatan saat bersama. Tapi kalau mereka memutuskan untuk melakukan sleep divorce, maka kemungkinan mereka akan punya kesempatan untuk saling merindukan satu sama lain dan merasa bersemangat untuk bertemu di hari esok.
Kontra: Memengaruhi rasa aman pasangan
Apabila pasangan suami istri sudah tidur di ranjang yang sama sejak menikah, maka ada saja kemungkinan mereka merasa tidak aman saat sendirian. Faktor ketidakamanan ini bisa meliputi rasa takut atau merasa kesepian.
Belum lagi jika sleep divorce tidak disetujui sepenuhnya oleh salah satu pasangan, hal ini malah bisa membuatnya merasa ditinggalkan hingga nggak dicintai. Ujung-ujungnya, hal ini malah bisa menganggu hubungan pernikahan.
Itulah tadi ulasan mengenai pro dan kontra sleep divorce. Bagaimana pendapatmu tentang hal ini, Bela?