Dalam hubungan pernikahan, akan ada saja permasalahan yang muncul. Mulai dari masalah komunikasi, finansial, hingga masalah ketidaksetiaan.
Untuk mengatasinya, setiap pasangan mungkin akan mendapatkan keuntungan dari melakukan konseling pernikahan. Beberapa di antaranya, yakni mengatasi konflik pernikahan dengan lebih baik, menghindari permasalahan dalam pernikahan di masa yang akan datang, hingga menciptakan pola komunikasi yang lebih sehat dengan pasangan.
Agar sesi konseling dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang selaras dengan keinginanmu dan pasangan, kamu perlu tahu apa yang harus dipersiapkan sebelum memutuskan untuk melakukan konseling pernikahan.
Persiapan ini meliputi apa yang sebenarnya kamu dan pasangan harapkan dari melakukan sesi terapi, hingga ekspektasi seputar konseling pernikahan.
Untuk mempermudahmu mempersiapkan diri sebelum melakukan konseling, Popbela sudah siapkan ulasan mengenai 9 persiapan sebelum melakukan konseling pernikahan, yang dikutip dari laman Choosing Therapy berikut ini.
1. Bersikaplah lebih terbuka
Di zaman sekarang, begitu banyak orang yang lebih terbuka tentang konseling pernikahan. Kendati demikian, nggak bisa kita pungkiri masih saja ada yang menstigmatisasi hal ini.
Banyak yang menilai bahwa setiap pasangan harus bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri, dan beranggapan bahwa konseling pernikahan hanya dibutuhkan bagi mereka yang berada di ambang perceraian.
Padahal, hal tersebut merupakan kesalahpahaman terbesar mengenai konseling pernikahan.
Kalau kamu termasuk yang memberi stigma terkait konseling pernikahan, cobalah sadari bahwa konseling sejatinya dapat membantumu dan pasangan bertumbuh, saling belajar dalam pernikahan, serta meningkatkan self awareness atau kesadaran diri masing-masing.
2. Jangan menunggu berada di titik terendah saat hendak melakukan konseling
Begitu banyak pasangan suami istri yang melakukan konseling pernikahan ketika mereka merasa sudah berada di titik terendah. Sebagian malah sudah mengajukan gugatan perceraian dan merasa sangat kewalahan dengan pernikahannya.
Ya, terapi bisa membantu permasalahan tersebut, tapi para ahli menyebut bahwa pasangan sebenarnya nggak boleh menunggu keadaan semakin runyam sebelum memutuskan melakukan konseling.
Kamu dan pasangan bisa, kok melakukan sesi konseling saat kalian merasa kesulitan untuk mendukung satu sama lain, atau saat kalian berdua nggak sreg dengan cara masing-masing ketika menghadapi konflik.
3. Diskusikan tujuanmu dan pasangan
Sebelum membuat pertemuan dengan konselor pernikahan, sangat wajib untuk mengetahui apa tujuanmu dan pasangan saat melakukan sesi konseling. Jangan sampai sesi konseling hanya menghabiskan waktumu tanpa ada hasil yang signifikan.
Beberapa tujuan umum pasangan saat melakukan konseling pernikahan biasanya meliputi, kesulitan dalam melakukan komunikasi secara sehat, masalah seks atau keintiman, masalah finansial, transisi hidup yang signifikan (pekerjaan baru, hadirnya buah hati, pindah rumah, dan lain sebagainya), hingga menghadapi permasalahan ketidaksetiaan atau perselingkuhan.
4. Ingat, konseling pernikahan bukanlah tentang mengubah pasanganmu
Sangat umum terjadi di dalam pernikahan bahwa rasa frustrasi yang dialami seseorang dalam pernikahannya membuatnya rentan menyalahkan pasangan. Nggak jarang isu ini membuat seseorang merasa bahwa pasangannya lah yang perlu berubah.
Kalau kamu dan pasangan sudah sepakat melakukan sesi konseling, kamu perlu memahami bahwa inti dari konseling pernikahan bukanlah soal mengubah pasanganmu, melainkan untuk melihat dinamika keseluruhan hubungan dan mengeksplorasi bagaimana kontribusi masing-masing pasangan terhadap pernikahannya.
Sehingga dibutuhkan kesediaan tiap pasangan untuk berubah agar hubungan pernikahan bisa berjalan lebih baik.
It takes two to tango. Nggak cuma satu satu pihak saja yang bertanggung jawab atas dinamika hubungannya, sebab pasangannya juga punya andil terhadap kondisi pernikahannya saat ini.
5. Diskusikan privasimu
Saat hendak melakukan konseling, baik kamu dan pasangan perlu mendiskusikan privasi terkait permasalahan dalam hubungan pernikahan. Maksudnya, jangan sampai salah satu di antara kalian membeberkan isi dari sesi konseling kepada orang lain, dan membuat pihak lain merasa dirugikan.
Di lain sisi, kamu juga nggak perlu khawatir bahwa terapis akan membocorkan informasi seputar terapimu, sebab terapis punya kewajiban untuk menjaga kerahasiaan konseling bagi para kliennya.
6. Komitmen untuk melakukan sesi konseling selanjutnya
Faktanya, satu kali sesi konseling nggak bisa menyelesaikan permasalahan pernikahanmu. Butuh beberapa sesi hingga kamu dan pasangan bisa mengatasi permasalahan dengan cara yang lebih baik.
Mengikuti sesi konseling dengan teratur akan membuatmu dan pasangan saling mengeksplorasi dinamika hubungan, memproses segala saran dan masukan, baik dari masing-masing pasangan, maupun terapis, dan hingga proses penyembuhan.
Jadi, penting untuk rutin melakukan konseling di awal, dan setidaknya 3 sampai 6 bulan sekali ketika kamu dan pasangan mulai mampu mengatasi permasalahan dengan baik.
Setelah merasa lebih percaya diri dalam menangani permasalahan dalam hubungan pernikahan, barulah kamu dan pasangan bisa kembali melakukan evaluasi dengan konselor pernikahan, jika memang merasa diperlukan.
7. Berikan waktu untuk refleksi diri setelah konseling pertama
Setelah sesi konseling pertama selesai, berikan dirimu dan pasangan waktu untuk merelfeksikan diri. Sangat mungkin bahwa akan ada banyak blind spot alias hal yang selama ini nggak terlihat dan menyebabkan permasalahan dalam hubungan pernikahan untuk muncul ke permukaan dan dibahas dalam sesi konseling.
Melakukan refleksi diri sangat diperlukan agar kamu dan pasangan bisa memproses segala blind spot yang muncul dan kemudian mampu berdiskusi satu sama lain dengan lebih sehat.
8. Pertimbangkan untuk melakukan terapi individu
Meskipun yang kamu hadapi saat ini adalah permasalahan dalam hubungan pernikahan, tapi kamu juga mungkin mendapatkan manfaat dari melakukan sesi terapi secara individu.
Dalam beberapa kasus, banyak klien yang menginginkan untuk bertemu dengan terapis secara individu. Sebab sesi terapi secara individu dapat memastikan lebih banyak netralitas dalam prosesnya dan membuatmu lebih nyaman untuk terbuka.
9. Sadari bahwa merasa gugup ataupun cemas sebelum sesi konseling adalah hal yang lumrah
Faktanya, konseling pernikahan bisa terasa sangat menegangkan bagi banyak pasangan suami istri. Kalau kamu merasa gugup ataupun cemas sebelum masuk ke dalam ruang terapi, pahami bahwa ini adalah hal yang lumrah.
Cobalah untuk memberikan waktu untuk melakukan latihan pernapasan singkat sebelum melakukan konseling.
Jangan lupa juga selipkan beberapa afirmasi positif di dalam hati, seperti, "Aku bisa melakukannya", "Aku berani memproses setiap hal yang muncul saat sesi konseling berlangsung", atau "Sesi konseling adalah hal yang baik bagi hubungan pernikahanku."
Nah, jadi sekarang kamu sudah tahu kan, Bela, apa saja hal yang perlu kamu persiapkan sebelum melakukan konseling pernikahan. Terima kasih, ya karena kamu telah berani mengambil langkah nyata untuk menciptakan perubahan positif di dalam hubungan pernikahanmu. Semoga sesi konselingmu berjalan dengan lancar, Bela!