Nggak ada satu pun perempuan yang merasa baik-baik saja ketika diselingkuhi oleh suaminya sendiri. Selain dapat mengikis rasa percaya kepada suami, perselingkuhan juga dapat menyebabkan berbagai efek negatif yang nggak main-main. Di antaranya yaitu menurunnya rasa kepercayaan diri, stres kronis, kecemasan, hingga depresi.
Bahkan, menurut Dr. Dennis C. Ortman di dalam bukunya yang berjudul Transcending Post-Infidelity Stress Disorder: The Six Stages of Healing, perselingkuhan bisa menyebabkan Post-Infidelity Stress Disorder (PISD), atau gangguan stres pasca perselingkuhan.
Walaupun efek negatif yang disebabkan luar biasa besar, nyatanya nggak semua orang mampu melindungi dirinya dari perbuatan memalukan tersebut. Ditambah dengan perempuan lain atau pelakor yang seolah-olah menutup mata atas kerusakan yang telah diperbuat pada pasangan yang telah sah di mata agama. Nggak heran mereka sering disebut sebagai sosok yang jahat dan nggak tahu malu.
Di sisi lain, pelakor ternyata memiliki beberapa hal dalam pikirannya tentang istri sah, salah satunya bahkan menunjukkan bahwa ia sebenarnya merasa insecure. Lalu, apa sajakah hal tersebut? Simak poin-poinnya melansir Hack Spirit di bawah ini, ya!
1. “Aku nggak akan memikirkan dia”
Tahukah kamu, bahwa perasaan yang punya kekuatan paling besar menghancurkan diri sendiri dari dalam adalah perasaan bersalah? Yup, maka dari itu dalam banyak kasus, dan khususnya selama tahap awal perselingkuhan, pelakor biasanya menghindari untuk memikirkan hati istri sah.
Sebab, jika ia memikirkan keadaan istri, ia hanya akan terdorong untuk memikirkan konsekuensi dari tindakannya, serta bagaimana perilakunya tersebut memengaruhi orang-orang di sekitar. Tentu saja untuk memikirkan hal seperti itu hanya membuatnya nggak nyaman.
Sebagian besar pelakor bahkan mengatakan bahwa perselingkuhan sampai kapan pun nggak bisa dibenarkan. Jadi dapat disimpulkan, kalau perselingkuhan akan membawa perasaan bersalah yang mendalam bagi mereka.
Dengan berusaha untuk nggak memikirkan keadaan istri, suami dan sosok pelakor dapat melindungi diri dari keharusan menghadapi kenyataan bahwa mereka memang bersalah. Itulah sebabnya, terkadang ketika perselingkuhan berakhir, barulah pelakor mulai benar-benar merasa bersalah dan menyesal.
2. "Dia nggak pantas untuknya"
Mekanisme pertahanan diri lain yang sering pelakor gunakan untuk menghindari rasa bersalah adalah pembenaran. Mereka sering kali mencari alasan yang membuat tindakan mereka terlihat masuk akal. Seperti halnya dengan memberi istri “tanggung jawab” atas kejadian perselingkuhan.
Pelakor mungkin akan berusaha membenarkan perilakunya dengan mengatakan sesuatu seperti, "Dia nggak memperlakukan suaminya dengan baik sih" atau "Dia nggak menghargai suaminya seperti halnya diriku".
Walaupun nggak semua pelakor akan menjelek-jelekkan istri, tapi itu adalah salah satu taktik yang biasanya digunakan. Selain itu, jika kamu pernah bertanya-tanya, mengapa ada pelakor yang membenci istri sah? Jawabannya sangat sederhana, itu karena ia merasa sang istri menghalanginya untuk mendapatkan kebahagiaan, walaupun belum tentu juga ia benar-benar merasa bahagia.
3. "Dia nggak cocok dengannya"
Pemikiran paling umum yang mungkin dimiliki seorang pelakor tentang istri sah adalah, jika pasangan suami istri bahagia, suami pasti nggak akan mencoba berselingkuh. Memang terkadang ada masa di mana pelakor terlihat "berhasil" membuat sosok suami bahagia, karena merasa hubungan mereka lebih cocok. Jadi, alih-alih menyatakan berselingkuh, pelakor sering kali malah berusaha mencari pembenaran atas perilakunya dengan mengatakan dialah sosok pasangan yang lebih cocok.
4. "Apa yang dia punya sedangkan aku tidak?"
Jika kamu mengetahui suamimu berselingkuh, mungkin sulit untuk nggak membandingkan dirimu dengan sosok pelakor. Tetapi, fakta menunjukkan bahwa hal yang sama juga terjadi pada perempuan tersebut. Terlebih jika dia sudah mengetahuimu selama ini.
Perselingkuhan jelas dapat dapat mengguncang kepercayaan dirimu dan merusak harga dirimu. Tetapi, keintiman sejauh apa pun yang mereka lakukan, tetap kamulah yang lebih mengenal suamimu daripada sosok pelakor. Apalagi jika kamu dan suamimu sudah memiliki anak. Sejarah dan pengalaman masa lalu yang kamu miliki dengan suami juga akan selalu mengikatmu, dan hal ini pasti akan sangat mengancam pelakor.
Jadi, jangan pernah berasumsi pelakor lebih baik darimu dan ia merasa sangat percaya diri tentang segala hal. Karena faktanya, laki-laki yang diinginkannya adalah suami orang lain, dan jelas itu akan membuatnya insecure tentang koneksi mendalam yang kalian miliki.
5. "Aku kasihan padanya"
Banyak pelakor mengaku merasa kasihan pada istri. Sebab, ia paham jika suaminya telah berbohong, menipu, serta mengkhianati istrinya. Hal ini tervalidasi oleh salah seorang perempuan yang mengaku menjadi seorang pelakor lewat salah satu platform berbagi cerita.
“Aku tahu kenyataan dari apa yang sedang terjadi dan sang istri baru saja dibohongi. Aku mengasihani dia karena mudah tertipu terus-menerus. Dia (suaminya) berbohong padanya bertahun-tahun selama perselingkuhan terjadi, dia berbohong padanya meski hubunganku dan suaminya sudah ketahuan... jadi ya aku sedikit mengasihani dia".
6. “Aku merasa sedih dan bersalah padanya”
Sangat mudah bagi banyak orang, khususnya para perempuan, untuk membayangkan bahwa pelakor adalah tipe yang nggak punya perasaan dan nggak peduli yang sama sekali tentang kerusakan yang telah dia buat. Ditambah dengan rasa sakit dan kemarahan setelah adanya perselingkuhan, pasti mudah sekali bagi korban untuk berasumsi demikian. Tapi yakinlah, rasa bersalah itu sulit untuk dihilangkan.
Banyak pelakor akan merasa menyesal atas tindakan mereka dan merasa bersalah pada istri sah. Alih-alih mencoba menjelek-jelekkan atau menyalahkan istri, mereka menyadari bahwa sang istri sama sekali nggak melakukan kesalahan, dan hanyalah seorang korban yang nggak bersalah.
Bahkan, ketika pelakor ingin melanjutkan perselingkuhannya, dia mungkin masih merasa kasihan pada istrinya. Seperti yang dijelaskan salah seorang wanita simpanan kepada Guardian.
“Aku merasa bersalah atas luka mengerikan yang akan dirasakan istrinya, jika dia mengetahui perselingkuhan ini. Namun, aku nggak merasa bersalah karena telah berselingkuh.”
7. "Aku iri padanya"
Yup, kecemburuan terhadap istri sangat umum dialami oleh seorang pelakor. Pasalnya, laki-laki yang berselingkuh dengan sosok pelakor sudah memiliki istri secara sah. Istrinya pun sudah pasti menjadi satu-satunya sosok yang menjadi tempat pulangnya setiap malam. Ditambah bahwa momen kebersamaannya dengan sang istri nggak perlu ditutup-tutupi atau dirahasiakan, serta nggak akan ada perasaan bersalah atau malu atas hubungan yang mereka tunjukkan.
Percayalah, hal tersebut bukanlah hal-hal yang bisa diungkapkan pelakor saat dia berselingkuh dengan suami orang lain. Seperti halnya yang dijelaskan oleh seorang perempuan tentang perselingkuhannya dengan laki-laki yang sudah menikah.
"Aku sangat iri karena dia sampai di sana lebih dulu (dipilih untuk dinikahi), sehingga dialah yang membuatnya pulang ke rumah."
Jadi, jika kamu termasuk yang merasakan sakit hati luar biasa karena diselingkuhi suami, jangan lupakan fakta bahwa pelakor selalu berada di posisi rendah yang rentan. Karena sampai kapan pun, dunia nggak akan pernah membenarkan perilaku tercelanya tersebut.