Attachment styles atau gaya keterikatan ialah sebuah konsep yang dipopulerkan oleh psikiater dan psikoanalis asal Inggris, John Bowlby, dan psikolog asal Amerika, Mary Ainsworth, yang diartikan sebagai hubungan emosional yang terbentuk pada diri seseorang ketika ia masih bayi dengan pengasuh utamanya (biasanya orangtua).
Hal tersebut adalah buah dari bagaimana pengasuh utama bertindak terhadap pemenuhan kebutuhan anak mereka, yang kemudian membentuk landasan bagaimana anak memandang dan bertindak dalam hubungan yang dekat.
Terdapat 4 jenis gaya keterikatan yang dibagi ke dalam dua kelompok. Yang pertama ialah gaya keterikatan insecure atau tidak aman, di antaranya anxious attachment style, avoidant attachment style, dan disorganized attachment style. Sedangkan yang kedua ialah secure attachment style atau gaya keterikatan aman.
Apabila pengasuh mampu memberikan lingkungan yang hangat dan penuh perhatian, yang selaras dengan kebutuhan fisik dan emosional anak, maka anak akan merasa terikat dengan aman. Namun jika pengasuh nggak mampu, anak akan terikat secara tidak aman.
Salah satu gaya keterikatan tidak aman, yakni avoidant attachment atau keterikatan penghindar terbentuk akibat pengasuh yang secara emosional tidak tersedia atau tidak tanggap terhadap kebutuhan mereka. Sehingga ketika beranjak dewasa, orang-orang dengan tipe penghindar akan kesulitan untuk memiliki hubungan dengan koneksi mendalam atau intim dengan orang lain.
Seorang penghindar memiliki keyakinan bahwa mereka tidak harus berada dalam suatu hubungan untuk merasa lengkap. Maka dari itu, mereka nggak mau orang lain bergantung pada mereka dan juga sebaliknya.
Dalam hubungan romantis, seseorang dengan avoidant attachment cenderung menarik diri saat pasangannya dirasa terlalu dekat dengan mereka. Jika tidak diatasi, hal ini tentu berpotensi menimbulkan konflik yang dapat membahayakan kelangsungan hubungan.
Apabila kamu merasa pasanganmu adalah seorang tipe penghindar dan merasa frustasi saat menghadapinya, Popbela punya 9 cara menghadapi pasangan avoidant attachment berikut ini. Yuk, simak artikelnya dengan saksama, Bela!
1. Bersabarlah
Menghadapi pasangan avoidant membutuhkan kesabaran yang lebih ekstra. Meski perubahan bisa saja terjadi, tapi membutuhkan proses yang nggak bisa terjadi hanya dalam waktu sekejap mata, Bela.
Menurut konselor kesehatan mental klinis berlisensi di Minneapolis, Minnesota, Dr. Heather Ambrose, seseorang dengan tipe keterikatan penghindar tumbuh besar dengan keyakinan bahwa sikap menghindar itu penting demi keberlangsungan hidupnya.
“Penting untuk memberi mereka waktu untuk belajar bagaimana mengekspresikan diri dengan cara yang sebelumnya tidak aman bagi mereka,” katanya.
2. Ciptakan suasana yang aman untuknya
Pasangan avodiant kemungkinan memiliki nilai atas diri dan proses berpikir yang berbeda darimu. Untuk itulah, dengan memahami lebih dalam perspektifnya, akan membantumu untuk menemukan titik tengah untuk menghadapi pasanganmu dengan lebih baik.
Dr. Heather berujar bahwa seorang penghindar perlu merasa aman sebagai diri sendiri terlebih dahulu, sebelum mampu meningkatkan komunikasi dan keintiman dengan pasangannya. Memberi rasa aman dimulai dengan belajar menerima pasanganmu apa adanya. Dengan demikian, bukan tidak mungkin sikapnya bisa berubah seiring berjalannya waktu.
3. Pahami kebutuhan menurut sudut pandangnya
Cara menghadapi pasangan avoidant attachment selanjutnya ialah memahami luka masa kecilnya. Karena seseorang dengan kepribadian menghindar tumbuh besar mempercayai bahwa pengasuhnya di masa kecil akan tetap bersamanya apabila ia menjadi sosok yang tidak terlalu membutuhkan, maka ia kemungkinan sulit untuk mengungkapkan kebutuhannya secara terbuka, dan merasa bingung saat kamu melakukannya.
“Di dunia mereka, orang seharusnya menjaga diri mereka sendiri. Mereka umumnya menyukai orang lain dan suka berkencan, tapi mereka tidak memahami gagasan saling ketergantungan,” ucap psikolog bersertifikat dewan nasional yang berspesialisasi dalam keterikatan di Austin, Texas, Dr. Krista Jordan.
4. Hindari mengontrol sikapnya
Terkadang, ada saat-saat di mana kita berusaha untuk mengendalikan sikap pasangan. Namun dalam menghadapi pasangan penghindar, kamu perlu menghindari godaan untuk mengendalikan perilakunya. Karena jika kamu berusaha mengontrol, ini bisa berakibat buruk dalam hubunganmu.
“Pasangan yang menghindar juga cenderung sensitif terhadap perasaan dikendalikan oleh orang lain karena mereka terbiasa dengan kemandirian,” kata Dr. Krista.
5. Berikan ruang untuknya
Kamu mungkin sudah tahu bahwa di setiap hubungan yang berhasil adalah ketika masing-masing pasangan mampu memberi dan menghargai batasan yang ditetapkan. Hal ini juga berlaku saat kamu menghadapi pasangan dengan avoidant attachment.
Pasangan penghindar sering kali memerlukan waktu sendirian. Maka dari itu, cobalah untuk menawarkan ruang dan waktu untuknya. Dr. Krista menilai bahwa hal ini dapat membantunya merasa lebih diterima.
“Misalnya, mengatakan 'hei, kenapa kamu tidak menghabiskan waktu di taman setelah makan malam, dan aku akan melakukan urusanku sendiri sebentar' dapat membuat mereka merasa diakui karena kecenderungan mereka untuk menyendiri,” katanya.
6. Usahakan untuk tidak memaksakan pasanganmu
Cara menghadapi pasangan avoidant attachment yang keenam ialah cobalah untuk tidak memaksa pasanganmu melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai.
Dr. Heather berpendapat, “Jika mereka tidak ingin terlibat dalam aktivitas sosial dengan orang lain, jangan memaksa mereka untuk melakukannya.”
“Tawarkan mereka pilihan untuk berpartisipasi dan berikan mereka kesempatan untuk pergi jika mereka merasa tidak nyaman,” tambahnya.
7. Jelaskan keinginan tentang keintiman fisik
Mungkin kamu akan mengalami keintiman fisik yang berbeda dengan pasanganmu yang merupakan seorang penghindar. Sebab, ia mungkin sensitif terhadap sentuhan fisik.
Menurut Dr. Krista, mereka mungkin tidak menikmati pelukan yang lama atau merasa ragu untuk sering melakukan kontak fisik. Akan tetapi, kamu masih, kok bisa mengungkapkan keinginanmu tentang keintiman fisik. Hanya saja, kamu perlu memberitahunya bahwa kamu menyadari dia mungkin memiliki preferensi yang berbeda.
“Kemudian beri tahu mereka bahwa Anda ingin menemukan kompromi sehingga Anda dapat merasa terhubung melalui sentuhan, tetapi juga agar mereka dapat merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan tidak merasa kewalahan,” ujar Dr. Krista.
8. Lakukan komunikasi efektif
Terdengar klise tapi komunikasi adalah kunci penting dari hubungan romantis yang lebih baik. Terlebih dengan penggunaan komunikasi efektif dengan pasangan tipe penghindar. Ini bisa berupa menyatakan perasaanmu tanpa berusaha menuduhnya.
Dr. Heather berkata, “Saat Anda mengambil kendali atas apa yang Anda rasakan atau alami, hal ini akan menghilangkan rasa bersalah dari pasangan Anda.”
Contoh penggunaan kalimatnya bisa seperti, “Aku merasa terluka dan tidak penting ketika aku tidak menerima respon,” ketimbang dengan “Kamu menyakitiku dan membuatku merasa tidak penting ketika kamu tidak memberi aku respons.”
9. Validasi apa yang ia rasakan
Cara yang terakhir adalah validasi perasaannya ketika pasanganmu telah mampu mengungkapkan apa yang ia rasakan. Hal ini biasa terjadi saat ia sudah merasa cukup aman untuk menjadi rentan denganmu.
“Anda tidak perlu setuju dengan apa yang mereka rasakan, namun Anda harus menerima bahwa perasaan mereka baik-baik saja dan sama validnya dengan perasaan Anda," ungkap Dr. Heather.
Jadi itu tadi 9 cara menghadapi pasangan avoidant attachment. Memang butuh waktu dan usaha lebih agar pasanganmu mampu terbuka dan terkoneksi secara intim denganmu. Namun yakinlah bahwa seiring berjalannya waktu, perubahan itu sangat mungkin terjadi. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, Bela!