Menikah mungkin akan jauh lebih mudah jika hanya menyatukan dua orang manusia, aku dan dia saja. Tapi nyatanya, menikah menjadi sangat rumit karena dua keluarga besar harus ikut disatukan juga. Kamu yang sedang merencanakan pernikahan atau baru saja melewati momen nan sakral ini, pasti paham betapa kompleksnya sebuah pernikahan.
1. Momen sekali seumur hidup ini sudah jelas tergambar di benakku dan dia
Bahkan sebelum aku bertemu dia, aku sudah punya bayangan jelas bagaimana pernikahanku kelak akan dilangsungkan. Tak perlu resepsi sebagai pesta, aku hanya ingin prosesi akad dan syukuran sederhana. Bukankah daripada uang digunakan untuk berfoya-foya, akan lebih baik jika digunakan untuk bekal hidup nantinya .Beruntung calon suamiku setuju. Dia pun tak ingin berdiri dan disalami orang ‘asing’ yang sama sekali tak dikenali. Tak bisa dipungkiri, hal ini seakan menjadi ‘tradisi’ di negara kita. Berdiri berjam-jam di pelaminan, menyalami ratusan orang undangan, dan mirisnya memang banyak dari mereka yang ternyata tak kita kenal. Beruntung, calon suamiku juga tak menginginkan hal itu.
2. Aku sadar kalau pernikahan bukan hanya tentang kami berdua
3. Menikah bukan hanya soal sah untuk aku dan dia tinggal dalam satu rumah
Menikah juga merupakan salah satu proses menyatukan dua keluaga besar. Meski kelihatannya sangat mudah. Tapi kita harus benar-benar memikirkan kembali bagaimana kelanjutan pernikahan tersebut dan juga hubungan kedua keluarga nantinya. Karena itulah, mengakomodir keinginan mereka juga perlu kamu pertimbangkan Bela.
Siapapun pasti sepakat, kalau menikah juga soal anggaran. Tak perlu semua keinginan mereka kamu kabulkan, tapi yang menjadi PR adalah bagaimana kamu menolaknya dengan cara sopan.