Meski memiliki anak seringkali dinilai bagai sebuah berkah, namun nyatanya mendidik dan merawat anak sama sekali bukan hal mudah. Apa kamu sepakat dengan hal ini, Bela? Kata dan kalimat yang kamu lontarkan pada si kecil pun tak boleh sembarangan. Kalau kamu selalu menyebut mereka gemuk, jelek, atau bodoh misalnya, lambat laun mereka pun akan berubah menjadi apa yang kamu katakan. Agar tak berdampak buruk dan menyesal lainnya, tolong berhentilah mengatakan 5 kalimat ini ya.
1. Jangan melabeli anak dengan pernyataan negatif
Kalimat "kamu gendut," atau "kamu nakal," biasanya seringkali terucap dari orangtua ke anaknya. Padahal, pernyataan macam ini sangat bisa menyakiti perasaan anak-anak. Kalau kamu tak ingin hal yang kamu katakan benar-benar menjadi kenyataan, baiknya kamu mengatakan hal-hal yang positif saja. Kalau hasil ujiannya tak begitu bagus, alangkah baiknya kamu justru mengatakan, "Ujian selanjutnya kamu belajar lebih baik lagi ya nak, toh kamu sebenarnya anak yang pintar." Bukankah yang begini lebih enak didengar?
2. Jangan pula mengatakan kalau kamu sedang sibuk
Meski kamu memang sedang benar-benar sibuk, tolong jangan pernah mengatakan hal ini di depan mereka. "Jangan ganggu ibu, ibu sedang sibuk." Meski nampak wajar untuk diucapkan, perkataan ini bisa menimbulkan dampak psikologis pada diri anak. Ketika mereka mengajakmu bermain dan kamu masih berkutat dengan laptopmu misalnya, tanpa sengaja akan terlontar kalimat seperti tadi. Tanpa kamu sadari, si kecil akan merasa bahwa kehadiran mereka tidak berarti.
3. Jangan pernah membandingkan anak dengan anak orang lain, atau bahkan saudara kandungnya sendiri
Satu hal yang harus kamu catat dan pahami, bahwa masing-masing anak itu berbeda. Hanya karena anak tetanggamu atau bahkan kakak-kakak kandungnya melakukan sesuatu dengan baik, tidak berarti bahwa anakmu juga harus melakukan hal yang sama bukan? Jangan pernah mengatakan hal-hal seperti, "Kamu harus melakukannya dengan baik seperti kakakmu dulu." Hal ini hanya akan membuat mereka bingung dan akhirnya jadi kurang percaya diri.
4. "Jangan menangis," pun sejatinya tak boleh dikatakan
Anak-anak masih belum mampu mengekspresikan emosi lewat kata, mereka hanya dapat menyalurkannya dengan cara menangis. Jadi, ketika mereka menangis itu merupakan sebuah hal wajar. Dengan mengatakan kata “jangan,” bukan berarti anakmu nantinya akan jadi lebih baik juga. Menghadapi anak menangis akan lebih baik dengan meminta mereka menjelaskan apa yang membuat mereka sedih. Dengan begini, orangtua malah mengajarkan cara berempati.
5. Kata 'selalu,' 'rutin,' 'tak pernah,' jangan sampai ada dalam kalimatmu
Kalimat “Kamu selalu …” atau “Kamu tidak pernah …” menyiratkan banyak makna negatif. Para psikolog menyebutkan, bahwa dengan seringnya terlontar kata-kata macam ini, maka hal itu pulalah yang akan membentuk kepribadian anak. Anak yang tak pernah membereskan mainan misalnya. Sebaiknya orangtua mempertanyakan saja, tentang apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu si kecil mengubah kebiasaannya.
Walau mendidik dan merawat anak tak pernah gampang, tapi percayalah kalau ini bisa juga jadi hal yang menyenangkan. Apa kamu sudah siap untuk berhenti menggunakan kata-kata di atas, Bela? Yuk, jadi Ibu yang lebih baik ya.