Kamu perlu mengetahui bagaimana mengatasi momen bridezilla-mu agar perayaan pernikahan impian berlangsung dengan menyenangkan.
Apa sih bridezilla? Bridezilla merupakan fenomena saat seorang pengantin menuntut kesempurnaan yang terlalu tinggi selama proses persiapan pernikahan. Dalam beberapa kasus, calon pengantin bahkan dijauhi oleh orang-orang yang memang seharusnya membantunya mewujudkan pernikahan impian karena perilakunya.
Persiapan pernikahan memang membawa tingkat stres yang cukup tinggi. Tanpa disadari, ini bisa membuat potensi seseorang menjadi bridezilla juga semakin tinggi. Sayangnya, hal ini juga berpotensi membuat bridezilla harus menghadapinya sendiri karena semakin sulitnya berhubungan baik dengan semua yang terlibat, termasuk orangtua, kerabat, dan sahabat dekat.
Tapi jangan khawatir, ada hal-hal yang menunjukkan "fase" bridezilla seseorang dan itu bisa dicegah untuk berkembang semakin besar. Melalui tulisan ini, kamu akan melihat cara menyadari sejauh mana tahap bridezilla-mu dan cara mengatasinya.
1. Kerap melebihi budget
Tak bisa dipungkiri, pernikahan diharapkan hanya terjadi satu kali seumur hidup. Untuk itu, kamu pasti ingin segalanya sempurna—mewujudkan pernikahan impianmu tanpa memperhatikan biaya yang harus dikeluarkan.
Namun, kamu perlu mengingat bahwa penentuan budget adalah rencana matang untuk ke depan. Bila hanya mementingkan kemauan sendiri untuk satu perayaan, hal itu bisa berdampak pada kesenangan mengatur pernikahan impian yang sebenarnya bisa diwujudkan sesuai dengan budget yang telah disusun sejak awal.
Ingat, kehidupanmu tidak berhenti setelah menikah. Ada banyak hal menanti ke depan, dan tentu saja tetap membutuhkan biaya.
Hindari over-budget dengan terus berkomunikasi bersama seluruh pihak yang berkontribusi. Tentukan batasan dan jelaskan apa-apa saja yang harus ada di dalam perayaan pernikahanmu, susun estimasinya, dan terus mengecek pengeluaran selama proses persiapan.
Tidak perlu membuat diri sendiri sampai bangkrut untuk sebuah perayaan pernikahan. Namun, tak ada salahnya juga mengambil kerja-kerja sampingan untuk menambah biaya pernikahan sebagai pengorbanan awal untuk mewujudkan pernikahan impian. Tetap ingat perencanaan keuangan yang sudah ada, dan jangan lupa menjaga kesehatan.
2. Punya ekspektasi yang berlebihan
Pernikahan impian bisa benar-benar diwujudkan. Kuncinya adalah tetap realistis dengan situasi yang ada. Apakah keuanganmu cocok dengan semua kemauanmu? Atau lebih tepat bila ada hal-hal yang diganti dengan lebih sederhana tanpa mengurangi esensinya?
Kamu bisa menyewa jasa wedding planner untuk membantumu menyiapkan pernikahan. Namun, kamu perlu jelas berkomunikasi proaktif dengan mereka dan mau berkompromi. Misalnya:
Ekspektasi: menyewa jasa wedding planner yang bisa stand by 24/7 mengatasi segala krisis yang mungkin terjadi
Realita: wedding planner juga dijalankan oleh manusia. Klien yang ditangani juga bukan kamu seorang. Jangan remehkan perannya dan pikirkan dengan benar kemauanmu sebelum mengatakannya pada mereka.
Jadilah fleksibel. Tentu ada risiko semua hal berjalan tidak baik-baik saja, tapi bukan berarti benar-benar akan terjadi. Coba lihat dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya, kamu tidak bisa mendapatkan hal spesifik yang kamu incar, buat daftarnya dan bahas bersama wedding planner yang telah kamu hire untuk membantu menemukan jalan tengahnya. Ingat, mereka merupakan seorang profesional di bidangnya dan ada di sana untuk membantumu.
Sedikit tips: salah satu hal terbaik yang bisa calon pengantin lakukan selama proses persiapan pernikahan adalah menjelaskan dengan jujur dan tepat apa saja ekspektasinya untuk menghindari kekecewaan dari kedua belah pihak.
3. Mau menikah bukan berarti kamu menjadi pusat dunia
Banyak persiapan pernikahan berfokus pada pengantin. Mulai dari foto lamaran, foto pre-wedding, perayaan pesta lajang, dan lain sebagainya. Semuanya dilakukan untuk menyenangkan pasangan yang akan segera menikah.
Sebanyak apa pun kamu ingin setiap pihak berkontribusi dalam persiapan pernikahan seperti kamu yang sangat totalitas, ingatlah bahwa mereka juga punya kesibukan masing-masing. Orang-orang di sekitarmu tentu menyayangimu dan ingin pernikahanmu berjalan lancar, namun mereka juga punya waktu untuk menjalani hidupnya. Jangan merasa kecewa atau merasa dipinggirkan dan tidak diutamakan hanya karena kamu mau menikah. Justru, kamu perlu menyadari waktu-waktu yang telah mereka luangkan dalam membantu persiapan pernikahanmu.
Tetap hormati kegiatan orang-orang di sekitarmu. Mereka tidak selamanya akan selalu bisa menemanimu dalam proses persiapan. Perencanaan matang dan penjadwalan bisa menjadi solusi, sehingga kamu bisa melibatkan orang kesayanganmu tanpa mengganggu aktivitas yang sedang mereka jalani.
Ingatlah bahwa mereka semua mendukungmu. Jika kamu merasa bahwa kebutuhanmu adalah satu-satunya yang harus dipenuhi, hal itu akan membuat segalanya lebih sulit.
4. Berpikiran tertutup
Meskipun pernikahan merupakan perwujudan impian dari pasangan calon pengantin, ingatlah bahwa kamu bukanlah profesional di bidang ini. Wedding planner yang kamu sewa adalah ahlinya.
Kamu tidak harus selalu mengiyakan dan sepakat dengan mereka, namun kamu perlu mempertimbangkannya. Anggap sebagai saran dan upaya menemukan solusi bersama. Jangan mentah-mentah menolaknya dan hanya berkeras dengan keinginanmu.
Proses persiapan pernikahan berjalan lebih lancar bila kedua pihak mau saling mendengarkan. Membangun hubungan baik dengan wedding planner juga bisa dilakukan, terutama benar-benar melibatkan mereka dalam pernikahan seperti membuat aksesori seragam, hingga warna yang sama. Ini bisa menjadikan persiapan pernikahan berjalan menyenangkan, hingga perayaan benar-benar berlangsung.
5. Mengatur terlalu banyak hingga hal-hal kecil
Adanya kemauan untuk mengontrol situasi persiapan hingga hari-H sering membuat pengantin melakukan hal ini. Padahal, kamu tidak perlu melakukannya. Semua pihak terlibat mulai dari wedding planner hingga orangtua dan sahabat, tentu ingin melihatmu mewujudkan pernikahan impian.
Biarkan wedding planner bekerja sesuai porsinya. Apa yang sudah direncanakan dan dibahas, tidak perlu dikejar-kejar untuk tahu update-nya setiap hari. Mereka seorang profesional yang biasa menangani hal ini. Pun dengan keluarga dan teman, biarkan mereka menjalankan perannya. Masing-masing ingin segalanya juga berjalan dengan baik tanpa kesalahan.
Tentu saja kamu bisa menanyakan update kepada wedding planner terkait apa yang mereka kerjakan, namun berikan ruang bagi mereka untuk menuntaskan kewajibannya. Tanpa perlu tekanan tambahan dari seorang bridezilla, wedding planner yang membantumu juga ingin menuntaskan dan memenuhi keinginanmu. Percayakan pada semua pihak terlibat dan kontribusinya masing-masing dalam persiapan perayaan hari yang kamu nantikan.
6. Manajemen stres yang buruk
Kadang kamu tidak merasa bahwa kamu sedang stres sehingga mempengaruhi orang di sekitarmu. Coba lihat beberapa tips ini untuk melakukan manajemen stres yang lebih baik:
- Sadari mood yang sedang kamu rasakan. Jangan menjadi moody dengan mencegahnya. Misalnya, saat kamu lapar segera makan dan hindari menundanya. Tetap terhidrasi untuk membantu menjaga kestabilan emosi.
- Atur dan hindari pemicu keresahan. Kamu mengenal dirimu dan apa saja yang bisa memicu rasa gelisah muncul. Perhatikan hal ini dengan sangat, agar kamu tidak terlampau lelah.
- Istirahat. Lakukan hal yang membuatmu senang. Habiskan waktu dengan orang-orang yang menyayangimu.
- Seimbangkan perencanaan dan menjaga hubungan dengan calon selama persiapan pernikahan. Tetap habiskan waktu berdua bersama pasangan, quality time, bukan hanya membahas soal persiapan pernikahan. Ingatlah bahwa tujuan pernikahan karena kamu dan pasangan saling menyayangi dan ingin menghabiskan waktu bersama selamanya.