Jauh sebelum mencalonkan diri sebagai wakil presiden, nama Sandiaga Uno telah dikenal sebagai pebisnis yang ulung. Sejumlah prestasi besar telah ia torehkan. Nggak mengherankan apabila setiap mata menyangka kalau hidupnya penuh dengan kemewahan dan kemudahan. Kenyataannya, ia dan istrinya nggak selalu menjalani kehidupan seperti itu. Inilah tujuh pelajaran cinta Sandiaga Uno dan istri, Nur Asia yang nggak semua orang tahu.
1. Sebelum menikah, mereka telah menjalin hubungan selama 13 tahun lamanya. Meski sempat putus nyambung, akhirnya kesetiaan yang bicara.
Sandiaga dan Nur sudah menjalin kisah kasih semenjak SMP. Awalnya, Sandi sering bermain ke rumahnya karena masih berteman dengan saudara Nur. Akhirnya mereka jatuh cinta dan menjadi kekasih selama 13 tahun. Meski begitu, hubungan mereka nggak mulus dan disertai putus nyambung. Tahun 1996, mereka pun menikah.
2. Dikenal kaya raya, mereka pernah menikah dengan sederhana & mengalami PHK. Tapi komitmen mereka tetap teguh.
Meskipun digelar di Singapura (tempat Sandi bekerja), pernikahan mereka amat sederhana mengingat keluarganya telah menggelar beberapa pernikahan dalam tahun yang sama. Tahun 1998, Sandi terkena PHK karena perusahaan tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan. Ia pun kembali ke Indonesia dan tinggal di rumah orangtua. Sebagai istri, Nur nggak peduli dan memilih tetap bersama suaminya hingga kini bangkit dan sukses lagi.
3. Perbedaan budaya dan minat juga terjadi pada keduanya. Tapi mereka jadi satu dan lengkap karena perbedaan itu.
Nur lahir dari keluarga tuan tanah, sementara Sandi adalah seorang kutu buku. Sandi juga berasal dari Gorontalo. Namun, perbedaan-perbedaan itu nggak sedikit pun membuat mereka berseteru. Malahan, perbedaan ini terasa unik dan menyatukan cinta keduanya jadi lebih lengkap.
4. Selain putus nyambung, LDR juga dirasakan keduanya saat kuliah di luar negeri. Namun ini bukan kesempatan untuk cari-cari yang lain.
Meski sama-sama menempuh pendidikan di Amerika Serikat, bukan berarti keduanya bisa menikmati waktu berduaan. Sandi kuliah di Wichita, Kansas, sementara Nur di negara bagian Oklahoma. Belum ada video call, tapi mereka nggak menjadikan ini sebagai kesempatan untuk mencari hati yang lain.
5. Meski sudah tak lagi muda dan punya tiga anak, mereka tak ragu menunjukkan kemesraan. Bahkan keduanya juga punya nama panggilan kesayangan.
Kemesraan bukan monopoli anak muda saja. Sebagai orangtua yang saling mencintai, pamer kemesraan juga perlu asal kadarnya masih wajar. Begitulah pasangan ini melakoninya. Sandi memanggil "Non" pada sang istri dan Nur memanggil "Bang" untuk Sandi.
6. Selain mesra, pasangan ini juga romantis dengan caranya sendiri. Misalnya saja, saat Nur sedang marah pada Sandi.
Saat masih berpacaran, Sandi selalu mengirimkan kaset ketika keduanya sedang marahan. Isi kasetnya juga nggak terduga yaitu rekaman permintaan maaf hingga nyanyian lagu cinta.
7. Sebagai suami, Sandi selalu mengajarkan kesederhanaan dan membantu orang lain. Prinsipnya, bahagia nggak bisa dibeli dengan uang.
Buat Nur, Sandi adalah sosok baik dan pintar layaknya seorang guru. Dari soal kesederhanaan, menghargai orang lain, sampai membantu orang susah banyak diajarkan oleh Sandi. Menurutnya, kebahagiaan itu nggak bisa dibeli dengan uang. Sandi pun mengajarkan kalau orang harus melihatnya sebagai sosok yang mana bisa berbuat banyak bagi orang, bukan karena hartanya.
Itu dia tujuh pelajaran cinta Sandiaga Uno dan istrinya. Dari mereka, kita belajar soal cinta yang kokoh. Cinta yang kokoh adalah cinta yang selalu mendampingi saat jatuh dan bangun, bukan hanya saat bangkitnya saja. Kamu siap meneladaninya?
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan pada laman IDN Times dengan judul "Tak Selalu Mulus & Mewah, 7 Pelajaran Cinta Sandiaga Uno dan Istri"