Karena ego orangtua yang terlalu besar, terkadang suasana kacau dan tidak harmonis dalam keluarga dirasa sebagai hal yang biasa dan bahkan terkadang anak lah yang harus dipaksa memaklumi segala keadaan yang ada. Padahal, harus dimengerti bahwa kehancuran dalam rumah tangga menyebabkan sang anak menjadi korban dan memberikan banyak dampak negatif yang luar biasa bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Berikut enam dampak negatif yang didapat sang anak dari pernikahan yang tidak harmonis.
1. Merasa tidak berharga
Secara tidak sengaja, pernikahan yang tidak harmonis akan membuat sang anak merasa tidak dihargai di dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh perasaan sang anak yang merasakan bahwa hadirnya tidak mampu membuat keadaan orang tuanya membaik. Tidak jarang, dalam kasus yang ada justru orangtua menyalahkan sang anak sebagai salah satu penyebab dari kehancuran yang terjadi dalam keluarga.
2. Menjadi penakut dan was-was
Terbiasa mendengar kekacauan bahkan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga secara langsung. Hal ini akan menyebabkan anak tumbuh dengan mental penakut dan serba was-was dengan sekitarnya. Tidak hanya itu, anak akan menjadi sosok yang sulit percaya dengan seseorang karena terbiasa dengan kondisi yang tidak menyenangkan.
3. Sensitif
Akibat sering dimarahi oleh orangtua dengan alasan yang tidak jelas, tanpa sadar akan membuat si anak mempunyai jiwa yang sensitif. Seringnya sakit hati dan bersedih, membuat sang anak mudah untuk menyelami rasa sedih dan kecewa secara berlebihan.
4. Menjadi pribadi yang pendendam
Melihat orangtua bertengkar setiap hari dan mendengar umpatan-umpatan kasar yang tidak baik untuk didengar. Rasa dendam pun sedikit demi sedikit mulai tertanam di benak sang anak. Hal ini tentu bukan hal yang sepele, ketika sang anak tumbuh dewasa dan berhasil menjauh dari kehidupan di rumah, ia akan mudah menaruh dendam kepada hal-hal yang dapat memunculkan memorinya tentang kehidupan keluarganya yang kelam dan akan mendorongnya untuk melakukan hal-hal negatif yang akan berakibat fatal.
5. Melampiaskan emosi dengan hal yang negatif
Memiliki posisi sebagai seorang anak, tentu tidak akan semudah orangtua dalam meluapkan emosinya untuk marah maupun sedih. Banyak kasus yang sudah membuktikan, anak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis akan tumbuh menjadi anak yang nakal dan menyebarkan dampak yang negatif bagi lingkungannya, seperti melakukan tindak kriminal, menjadi tempramental dan sebagainya.
6. Punya trauma terhadap pernikahan
Tidak terlihat namun ini adalah dampak yang sangat bahaya bagi kehidupan anak kedepannya. Melihat pernikahan sebagai kenyataan hidup yang pedih, anak pun mempunyai trauma yang mendalam terhadap pernikahan. Akibatnya ketika dewasa, anak pun kehilangan hasrat untuk menikah dan membangun keluarga.
Bela, ketujuh poin diatas tentu seharusnya dapat menjadi pertimbangan bagi orangtua untuk menjalani kehidupan rumah tangga secara baik dan harmonis. Sejatinya, hak seorang anak ialah untuk disayang dan mendapatkan pendidikan yang layak baik secara formal maupun non-formal. Dan ingat, anak adalah korban dalam pernikahan yang tidak harmonis. Semoga bermanfaat ya, Bela!