Kalimat yang sering kali kita dengar ketika mengetahui kabar tentang pernikahan adalah harapan agar menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Tak jarang juga, banyak dari kita hanya menyebut kalimat tersebut tanpa tahu apa maknanya. Padahal sebuah doa dan harapan adalah hal yang cukup sakral.
Sebenarnya tidak semua keluarga adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, lho, Ba. Ada aturan-aturan Islam yang harus diterapkan dalam sebuah keluarga. Lantas memang apa sih makna sesungguhnya dan bagaimana ciri-ciri keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah? Berikut hasil rangkuman Popbela dari berbagai sumber.
Makna Sakinah, Mawaddah, Warahmah dalam Kehidupan Rumah Tangga
Islam sudah menggambarkan tentang ikatan batin dan emosional antara suami dan istri, sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Hal ini disampaikan dalam ayat Al-Quran berikut:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. ” (Q.S Ar-Rum: 21)
Ayat di atas merupakan landasan tentang bagaimana kehidupan rumah tangga yang sebenarnya, lho, Bela. Wanita diciptakan Allah dengan segala bentuk keshalihannya ditujukan agar mampu menjadi tempat berlindung bagi suaminya, setelah seharian penuh berjuang mencari nafkah.
Ketika istri mampu menjadi tempat pulang dan menyediakan telinga untuk mendengarkan, maka suami akan menemukan ketentraman atau Sakinah-nya di sana. Begitu pun sebaliknya. Ketika suami mau mendengarkan dengan baik apa yang menjadi keluh kesah istri, maka istri akan menemukan ketentramannya juga.
Kemudian kata Mawaddah dan Warahmah dalam ayat di atas bisa dimaknai dengan cinta dan kasih sayang. Sehingga Sakinah, Mawaddah, Warahmah secara keseluruhan bermakna ketentraman atau kedamaian, cinta dan kasih sayang. Lalu, ciri-ciri keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah terlihat pada hal-hal berikut ini:
1. Saling menghargai pendapat pasangan
Dalam rumah tangga, suami memiliki peran yang lebih tinggi dibandingkan dengan istri. Hal ini ditegaskan dalam ayat terakhir Q.S Al-Baqarah ayat 228: “..para suami mempunyai kelebihan di atas mereka (para istri)..”
Kepemimpinan suami dalam rumah tangga, memang sangat dibutuhkan, ya, Bela. Akan tetapi, bukan berarti semua keputusan harus dibuat dan diputuskan oleh diri sendiri. Istri juga memiliki peran sebagai anggota keluarga di sana. Keluarga yang mampu untuk sali., lho.
2. Tidak melanggar larangan Allah
Kehidupan keluarga yang aman, damai dan stabil bisa membawa keselamatan bagi setiap anggota keluarga. Untuk mencapai hal ini, biasanya dilakukan oleh keluarga yang taat akan semua peraturan Allah dan tidak melanggar larangannya. Aturan untuk bertanggung jawab atas semua yang dilakukan, dijelaskan dalam hadist berikut:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadist ini menjadi pedoman agar selalu berpikir dalam bertindak. Keluarga yang jujur dan memiliki tujuan hidup yang jelas, adalah salah satu ciri-ciri keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.
3. Menghargai juga pendapat orang lain
Ciri-ciri keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah selanjutnya adalah selalu menghargai pendapat orang lain. Setiap suami dan istri harus menghargai pendapat orang lain. Walaupun orang lain tidak ikut serta merta dalam kehidupan rumah tangga, akan tetapi sesekali perlu menghargai pendapatnya. Keluarga yang bisa terbuka dengan pendapat yang membangun bisa menjadikan kehidupan keluarga lebih baik bukan?
4. Selalu dianugerahkan cinta dan kasih sayang
Keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah selalu melibatkan dan mengutamakan cinta dan kasih sayang didalamnya. Cinta dan kasih sayang selalu bertambah jika dibarengi dengan kebaikan dan kelembutan sikap antar pasangan. Begitupun sebaliknya, jika tidak ada kebaikan di antaranya, maka kedamaian akan jauh dari keluarga tersebut.
5. Terpeliharanya hak antar suami dan istri
Pelajaran rumah tangga terbaik banyak dicontohkan dari kisah para Nabi, lho, Bela. Seperti misalnya kisah rumah tangga Nabi Muhammad SAW dengan Aisha. Dilansir dari syaria.com bahwa Aisha masih mendoakan istri pertama Nabi yaitu Khadijah, walaupun ia sangat cemburu padanya. Hal Ini ia lakukan karena selalu mengingat kebaikan Khadijah. Aisha menghargai hak Nabi sebagai suami dengan tetap mendoakan Khadijah, walaupun sudah meninggal dan tidak pernah ia temui sebelumnya.
Dengan tetap menjaga hak antar suami dan istri, terbukti rumah tangga akan senantiasa damai dan dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang.
Ciri-ciri keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah di atas bisa kamu jadikan acuan untuk bisa diterapkan di keluargamu ya, Bela! Semoga kamu dan keluarga selalu diliputi rasa damai, cinta, dan kasih sayang.