Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Kenali 6 Ciri Perempuan yang Akan Menjadi Mertua Toxic

Kenali ciri-cirinya dari awal

Nurul Hafiza Rizalia Putri

Melihat tumbuh kembang anak merupakan momen yang manis bagi perempuan sebagai seorang ibu. Kebanggaan dengan capaian atau prestasi mereka membuat perasaan tercampur aduk, sehingga membuat mereka tidak ingin ditinggalkan anak-anaknya.

Ada saja beberapa perempuan yang ketika anaknya sudah beranjak dewasa, mereka terasa sulit menerima bahwa sang anak sudah menjalin hubungan romantis dengan seseorang. Sehingga tak jarang, karena hal ini mereka bisa berpotensi menjadi mertua toxic jika anaknya suatu saat menikah.

Untuk mengetahui lebih jelas, yuk simak ciri perempuan yang akan menjadi mertua toxic, dikutip dari laman Your Tango, sebagai berikut.

1. Tidak bahagia dalam pernikahannya

Pexels.com/Ketut Subiyanto

Menurut seorang content creator, Janelle Marie, perempuan dalam pernikahan yang tidak bahagia berpotensi menjadi mertua toxic. Mereka mungkin akan memiliki hubungan yang tidak sehat dengan menantunya, dan cenderung memiliki pandangan yang tidak sehat terhadap putranya yang sudah dewasa.

Jika seorang ibu bergantung pada putranya untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya, kemungkinan besar akan sulit melepaskan anaknya saat dewasa, dan menghalanginya untuk membangun hubungan sendiri.

2. Mereka lebih menyukai anak laki-laki daripada perempuan

verywellmind

Ciri umum perempuan yang menjadi mertua toxic selanjutnya adalah mereka yang lebih menyayangi anak laki-laki dibandingkan anak perempuannya. Meski menjadi ibu yang dekat dengan anak laki-laki tidak salah, tapi hal ini bisa menjadi masalah kalau terlalu ketat. Akhirnya terjadilah perlakuan istimewa pada anak laki-laki.

Seorang perempuan yang lebih menyayangi putranya biasanya menunjukkan tanda pandangan misoginis, artinya secara tidak sadar ia menganggap laki-laki lebih berharga daripada perempuan, sehingga menempatkan sang putra di posisi yang lebih tinggi.

Akibatnya, kemungkinan besar mereka akan kesulitan menerima anaknya menjalin hubungan dengan orang lain, dan ini berpotensi membuatnya menjadi mertua yang toxic saat putranya menikah.

3. Trauma dalam hubungan

Pexels.com/Alex Green

Trauma antargenerasi bisa memengaruhi cara seseorang berhubungan dengan orang lain, baik di dalam keluarganya sendiri maupun di luar. Jika seorang perempuan diperlakukan buruk oleh mertuanya, besar kemungkinan mereka akan mengulangi sikap tersebut pada pasangan anak-anaknya.

Karena hubungannya dengan mertuanya dulu tidak baik, mereka hanya mengenal pola itu dalam peran sebagai mertua. Tanpa pemahaman cara yang benar, ia cenderung menjadi mertua toxic.

4. Mereka tidak melakukan refleksi diri

verywellmind

Ciri lain yang menunjukkan seorang perempuan bisa menjadi mertua toxic adalah kurangnya refleksi diri. Mereka mungkin akan bertindak yang menyakiti pasangan anak-anaknya, namun saat diberi masukan, mereka menolak mengakuinya daripada memperbaiki diri.

Seorang psikolog, Nick Wignall, menjelaskan bahwa meningkatkan kesadaran diri butuh kebiasaan seperti memahami pikiran sendiri dan mendengarkan lebih banyak. Orang dengan kesadaran diri tinggi juga terbuka terhadap kritik, menyadari bahwa mereka tak selalu bisa menilai diri secara objektif.

Perempuan yang kurang refleksi diri cenderung sulit menerima kritik, sehingga mereka tidak bisa mengevaluasi kesalahan atau berupaya mengubah sikapnya sebagai mertua toxic.

5. Memiliki sifat yang suka mengontrol

Her View From Home

Sifat mengontrol dan mendominasi sering muncul pada perempuan yang sering menjadi mertua toxic. Mereka ingin segala sesuatu berjalan sesuai keinginannya dan sulit menerima perbedaan, yang membuat hubungan jadi rumit. Hal ini juga membuat anak-anaknya merasa terjebak antara kewajiban kepada ibu dan komitmen terhadap pasangan mereka.

Sikap ini tidak hanya menyakiti pasangan anak-anak, tapi juga menghambat perkembangan hubungan yang sehat. Kalau ibu tidak bisa melepaskan kontrol, ia akan semakin terjebak dalam perannya sebagai mertua toxic, yang menciptakan suasana yang buruk bagi semua orang yang terlibat.

6. Melibatkan diri dalam kehidupan anak-anaknya

Freepik.com/freepik

Terlibat terlalu dalam dalam kehidupan anak-anak adalah tanda lain bahwa seorang perempuan bisa menjadi mertua toxic. Pola perilaku ini bisa muncul dalam berbagai bentuk. Misalnya, mereka mungkin memberikan saran yang tidak diminta dan merasa tersinggung jika anaknya tidak mengikutinya.

Jika seorang perempuan terlalu terlibat dalam kehidupan anak-anaknya yang sudah dewasa, itu menunjukkan bahwa mereka masih terikat pada seperti saat anak-anaknya masih kecil. Mereka belum memberi ruang untuk sang anak membangun hidup mandiri, yang bisa menandakan masalah di kemudian hari. Hal ini berpotensi membuat mereka menjadi mertua toxic saat anak-anaknya menikah.

Dengan kamu memahami ciri perempuan yang kemungkinan akan menjadi mertua toxic, kamu bisa menyadari lebih awal. Apakah ibu dari pasanganmu menunjukkan tanda-tanda demikian, Bela?

IDN Channels

Latest from Married