Menghabiskan waktu bersama buah hati di taman bermain memang sebuah momen berkualitas yang perlu dimiliki seorang ibu. Sesibuk apapun kita, mendampingi anak bermain adalah bagian dari cara kita mengekspresikan kasih sayang kepadanya. Namun apa jadinya jika hal baik yang kita lakukan untuk anak kita dipandang salah bagi orang lain?
Inilah yang baru dialami oleh model ternama Chrissy Teigen. Istri dari penyanyi John Legend ini mengunggah foto di Instagram tentang dirinya yang menemani si kecil Luna bermain papan luncur atau prosotan. Meski terlihat biasa saja dan bahkan menyenangkan, Chrissy banyak mendapat kritikan pedas dari netizen tentang posisi dia yang memangku Luna di atas papan luncur. Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics berjudul Riding A Slide While On Parent’s Lap Increases The Risk of Injury, memangku anak kecil saat bermain papan luncur ternyata bisa mengakibatkan cedera serius terhadap kaki sang anak. Tapi kali ini kita nggak akan membahas tentang cedera nih, Bela. Kita akan fokus pada fenomena mom-shaming.
Mungkin istilah ini masih asing di telinga kita, tapi sebenarnya fenomena ini sudah sering terjadi. Mom-shaming bisa digambarkan sebagai situasi di mana seseorang mengkritik atau merendahkan bagaimana cara kita mengasuh anak kita. Mom-shaming nggak hanya ditujukan kepada ibu muda yang baru memiliki anak meskipun ibu generasi milenial memang yang paling sering dijadikan sasaran. Pokoknya ketika ada hal yang dianggap salah bagi seseorang tentang pola asuh anak, maka siapapun bisa menjadi sasaran mom-shaming.
Entah itu secara langsung atau lewat internet, mom-shaming memiliki dampak psikologis yang sama terhadap kita sebagai ibu. Aplikasi mom.life mengungkapkan fakta bahwa sekitar 79% wanita pernah mengalami mom-shaming dari ibu lain. Melansir dari Romper, seorang dokter bernama Richard A. Honaker, MD, FAAFP menyatakan bahwa mom-shaming bisa menimbulkan reaksi kimia yang abnormal dalam otak. Hasilnya, kita menjadi nggak percaya diri hingga depresi. Hal ini sama saja dengan tindakan bullying.
Seperti yang diungkapkan di atas, siapapun bisa menjadi sasaran. Namun karena kita hidup di dunia modern di mana kehidupan orang lain, terutama artis, bisa dilihat melalui media sosialnya, maka artis bisa menjadi ‘sasaran empuk’ tindakan mom-shaming. Memangku Luna di papan luncur bukanlah mom-shaming yang pertama diterima Chrissy selama ini (meski mom-shaming yang ini lebih pada mengingatkan risiko). Hillary Duff, Pink, bahkan Ayu Tingting kerap menjadi sasaran mom-shaming.
Sebenarnya ada banyak alasan yang melatarbelakangi tindakan mom-shaming. Ada yang karena cemburu (misal melihat kita yang lebih bisa mengatur waktu antara pekerjaan dengan mengurus anak) atau ada yang karena kurang bisa menerima hal yang berbeda (misal merasa aneh ketika melihat seseorang memberikan susu formula ketimbang ASI kepada anaknya). Bisa juga mereka meluapkan kemarahan kepada orang lain akibat stres mengurus anak karena mereka nggak bisa meluapkan amarah ke anak mereka. Yang terakhir, mereka hanya ingin cari perhatian dan merasa hanya dialah yang bertindak benar.
Sebuah sikap yang bijak jika kita bisa memilah mana yang berupa saran, mana yang hanya mitos dan mana yang nggak perlu ditanggapi. Sebagai ibu, kita perlu introspeksi diri apakah memang ada yang keliru dalam pola asuh kita terhadap anak. Setelah menerima informasi dari mereka, manfaatkan buku atau internet untuk mencari kebenarannya. Bacalah artikel-artikel dari sumber yang terpercaya atau dari hasil penelitian. Jika apa yang mereka sampaikan nggak terbukti benar, maka lupakan saja. Jagalah fokus kita kepada buah hati dan jangan terpengaruh omongan yang hanya bertujuan menjatuhkan. Bercerita kepada suami, keluarga atau teman dekat tentang mom-shaming yang dialami juga bisa meringankan pikiran kita.
Menjadi seorang ibu nggak akan pernah menjadi pekerjaan yang mudah. Maka dari itu, berikan yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk anak kita. Jika memang ingin mengingatkan seseorang tentang pola asuh yang berisiko atau berbahaya, maka ingatkan dengan cara yang baik dan sopan ya, Bela.