Di Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa dan agama, nggak jarang kedua hal tersebut dianggap menjadi penghalang ketika seseorang jatuh cinta dengan orang yang berbeda. Namun nggak sedikit juga pasangan yang berjuang dan berusaha mempertahankan hubungan mereka atas nama cinta. Baru-baru ini, aktris cantik Naysila Mirdad sempat menjadi pembicaraan netizen lantaran dirinya dikira sudah dilamar oleh kekasihnya, Roestiandi Tsamanov. Terlepas dari cincin yang ada di jarinya, netizen lebih suka mengingatkan Nay, panggilan akrab Naysila, untuk memilih pasangan hidup yang seiman dan berharap bahwa kekasihnya memang satu keyakinan dengannya.
Hal itu wajar karena dulu Nay sempat dikabarkan pindah agama meski kabar tersebut hilang begitu saja. Kedua orangtua Nay yaitu Lydia Kandou dan Jamal Mirdad juga berbeda keyakinan. Faktanya, ada seleb yang mempertahankan keyakinannya dan menikah tapi ada juga yang memutuskan untuk pindah agama sebelum sah menjadi suami istri. Apapun pilihannya, inilah beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan secara matang.
1. Ada dua ‘kiblat’ dalam satu rumah tangga
Setiap agama tentu punya hukum sendiri tentang menikah berbeda keyakinan. Namun terlepas dari soal agama, menikah dengan orang yang berbeda prinsip akan menyulitkan kedua belah pihak jika sama-sama nggak ada sikap toleransi. Hal itu bisa semakin rumit ketika memiliki anak, apakah sang anak akan mengikuti agama ayahnya atau ibunya. Meski beberapa orang berpendapat bahwa agama sebaiknya dipilih oleh anak itu sendiri, bukan mengikuti orangtua, namun anak kecil yang belum tahu akan banyak hal tentu membutuhkan sebuah pedoman tentang bagaimana dia beribadah dan mengikuti prinsip sebuah keyakinan. Jika sikap toleransi itu hilang, maka rumah tangga layaknya sebuah kapal yang dipimpin oleh dua nahkoda, di mana kapal tersebut bisa karam sewaktu-waktu.
2. Ketika agama bukan penghalang
Nggak sedikit artis yang tetap menikah walau berbeda agama, seperti orangtua Nay misalnya. Orang-orang yang menikah namun berbeda agama ini biasanya memiliki keyakinan bahwa agama adalah tentang cara beribadah yang berbeda, namun tetap memiliki prinsip dasar yang sama seperti berbuat kebaikan, toleransi dan saling mengasihi. Mereka juga perlu memiliki rasa toleransi dan pengertian yang tinggi. Kalau begitu, mereka sebaiknya juga memikirkan ajaran seperti apa yang mereka terapkan kepada anak-anaknya nanti.
3. Ada perbedaan cara pandang
Anggap saja kamu dan pasangan adalah orang yang santai dalam menanggapi perbedaan terutama dalam hal agama. Namun faktanya agama lebih dari urusan ibadah, tapi juga memengaruhi cara pandang. Entah masih masa pacaran atau sudah menikah, pasti ada situasi-situasi di mana kamu dan pasangan punya cara pandang yang berbeda dan kamu tahu bahwa hati kecilmu mengatakan bahwa itu hal yang salah. Tapi karena dia pasanganmu, mungkin kamu memilih untuk diam atau bicara tanpa ingin mengajaknya berdebat.
4. Agama adalah unsur penting dalam hidup
Dari sudut pandang psikologi, menikah adalah satu fase penting dalam hidup dan seseorang akan menyeleksi calon pasangan dari tiga hal yaitu ketertarikan fisik, nilai yang dianut dan budaya yang dipelajari. Agama sendiri merupakan salah satu nilai dalam hidup. Ketika mereka yang berbeda keyakinan ini menikah, maka akan berpotensi masing-masing dari mereka akan lebih mudah kehilangan arah di kemudian hari karena dianggap memutuskan melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan meninggalkan salah satu nilai hidupnya tersebut. Selain itu, budaya timur juga masih memberikan perhatian besar terhadap agama.
Ternyata bukan saja perintah agama, menikah satu agama memang lebih banyak kebaikannya. Namun itu semua kembali pada keputusan tiap orang yang menjalani hidupnya. Kalau menurut kamu gimana, Bela?