Menikah merupakan salah satu fase terbesar dalam hidup sekaligus yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan. Sayangnya, untuk melalui momen spesial tersebut nggak mudah dan murah. Mulai dari persiapan, acara bahkan pasca menikah, kamu dan pasangan nggak akan berhenti berurusan dengan perencanaan keuangan. Seorang konsultan keuangan bernama Budi Raharjo berbagi apa saja yang harus diperhatikan setiap pasangan sebelum menikah.
Hal pertama yang harus kamu dan pasangan lakukan adalah saling terbuka tentang pendapatan dan besar pengeluaran kalian. Jangan lagi berpikir bahwa berbicara tentang uang adalah hal tabu karena setelah kalian menikah nanti keuangan akan menjadi keseharian kalian. Utarakan juga tentang pengeluaran rutin seperti menyicil rumah, kendaraan, biaya operasional dan sebagainya.
Sebelum mengikat janji suci, pastikan kamu mengetahui status seluruh harta yang dimiliki pasangan. Siapa tahu, mobil atau apartemen yang selama ini dia banggakan ternyata masih hutang atau cicilannya masih belum lunas. Lebih baik kamu mengetahuinya sebelum menikah supaya kamu nggak kaget dengan banyaknya pengeluaran saat setelah menikah nanti.
Perjanjian pra nikah ini sebenarnya nggak wajib dilakukan, bergantung pada kamu dan pasangan. Ada yang menganggap bahwa perjanjian ini terkesan perhitungan dan ‘mengharapkan’ pasangan ini bercerai sehingga jelas pembagian hartanya. Padahal, perjanjian pra nikah sangat bermanfaat untuk memisahkan harta kamu dan si dia. Jika suatu saat nanti salah satu dari kalian terlibat masalah yang melibatkan harta, maka kondisi harta pasangannya tetap aman.
Setelah mengetahui keuangan pasangan, susunlah rencana keuangan, minimal biaya untuk mengadakan pernikahan. Sesuaikan biaya dengan kemampuan kamu dan si dia. Ingat, tanpa perlu pesta yang mewah, pernikahan kalian tetap sah. Jadi, alangkah baiknya jika kamu dan dia nggak terlalu menghabiskan terlalu banyak uang untuk pesta sehari saja.
Mungkin pasanganmu adalah tulang punggung bagi keluarganya sehingga pendapatan tiap bulan yang dia peroleh juga digunakan untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Jika demikian, kamu harus siap dan sadar bahwa uang yang dia kumpulkan untuk persiapan pernikahan nggak sebanyak yang diharapkan. Maka dari itu, kamu pun juga wajib mengumpulkan uang untuk pernikahan kalian.
Darurat di sini berarti kamu dan pasangan nggak pernah merencanakan keuangan bahkan memiliki tabungan khusus untuk menikah. Kalau begitu, lebih baik kamu dan dia meminjam uang kepada orangtua. Nggak sedikit pasangan mandiri yang memilih untuk meminjam uang kepada orangtua ketimbang meminta uang. Jika kondisi orangtua juga nggak memungkinkan, cara lain yang bisa dilakukan adalah meminjam bank. Kebiasaan pasangan meminjam uang dari bank inilah awal mula munculnya istilah ‘nikah kredit’. Jika kamu terpaksa meminjam uang, pastikan kamu bisa melunasinya maksimal 6 bulan masa cicilan.
Ingat Bela, jangan terlalu sibuk memikirkan hari H tanpa memikirkan kehidupan setelah menikah. Buatlah peraturan yang tegas tentang kebiasaan mengeluarkan uang. Misal, jika si dia ingin membeli barang pribadi dengan harga lebih dari 1 juta, maka dia harus mendiskusikannya bersamamu sebelum membeli. Begitu pula jika kamu membeli pakaian yang harganya nggak sampai 1 juta namun berkali-kali dalam 1 bulan sehingga melebihi 1 juta, kamu wajib mendiskusikannya bersama pasangan.