Saat berbicara tentang dua orang yang akan menikah, kita sering berpikir bahwa alasan di baliknya adalah cinta sejati. Mereka telah menemukan pasangan yang tepat untuk hidup bersama hingga tua, pasangan yang memperlakukan mereka dengan baik sesuai dengan apa yang layak mereka dapatkan dan yang berkomitmen untuk membangun masa depan bersama. Sayangnya, di dunia sesungguhnya kebanyakan dari kita nggak menikah karena satu dari alasan tersebut. Ini adalah tujuh alasan yang harusnya nggak dijadikan alasan untuk membuat keputusan menikah.
Kamu harus hati-hati jika menjadikan usia sebagai alasan untuk menikah. Kamu bisa menyesal nantinya bila menikah hanya karena terpengaruh dan desakan orang-orang di sekitar kamu yang mengungkit masalah usia kamu. Atau kamu ketakutan di cap perawan tua? Menikah dengan pertimbangan usia bukan alasan yang tepat. Kebanyakan perempuan menikah terburu-buru karena takut nggak bisa menemukan pasangan yang mau menikah dengannya nanti. Padahal secara mental ia belum siap. Akhirnya penyesalan yang didapat. Tak jarang akhirnya usia pernikahan hanya seumur jagung, ataupun selalu diisi pertengkaran.
Apakah kamu termasuk yang melihat pasangan hanya dari penampilan fisik atau secara finansial saja? Ketampanan atau kecantikan orang akan berubah seiring dengan waktu. Nggak ada yang abadi di dunia ini. Maka berhati-hatilah bila tampilan fisik menjadi alasan kamu untuk buru-buru menikah.
Di Indonesia yang masih menjaga adat ketimuran, menikah dengan alasan utang budi atau balas budi masih kerap terjadi. Ingin menghormati permintaan orangtua dan ingin balas budi orangtua, jadi mau saja dinikahkan.
Jika alasan untuk menikah dengan pasangan adalah uang, pikirkan apa yang akan terjadi ketika pasangan kamu nggak memiliki apa-apa. Bayangkan jika pasangan kamu kehilangan pekerjaan dan kamu harus bekerja menggantikannya. Hal ini bisa saja terjadi saat kita sudah menikah, kamu nggak bisa keluar begitu saja dari pernikahan, karena ini tak sesederhana itu. Menikah dengan pertimbangan finansial bukanlah hal yang salah, tapi pastikan jika ada hal buruk datang, kamu bisa berbesar hati untuk tinggal di sisinya dan mendukung pasangan kamu seutuhnya.
Ingin cepat keluar rumah, nggak tahan mendengar orangtua selalu bertengkar, nggak nyaman terus-terusan diatur orangtua? Kalau ini alasan kamu ingin menikah, yakinlah kamu akan tertekan dalam menghadapi pernikahan. Karena pernikahan sangat membutuhkan tanggung jawab yang besar.
"Ah, kasihan dia sudah banyak berkorban untuk saya". Alasan mengasihani laki-laki seringkali membuat perempuan luluh hatinya dan nggak pikir panjang ketika melangkah pada hubungan ke jenjang yang lebih serius. Padahal rasa kasihan ini seringkali menghilang ketika kamu mulai menghadapi kenyataan dalam rumah tangga lho, Bela.
Kebanyakan orang berpikir bahwa menikah adalah solusi untuk memperbaiki hubungan yang bermasalah. Jika kamu memiliki masalah saling mempercayai, atau kebiasaan buruk dalam hubungan, maka hal-hal tersebut akan hilang begitu saja sesudah menikah. Walau hal tersebut terdengar mungkin, namun pada kenyataannya nggak mudah dilaksanakan. Jangan meremehkan masalah yang akan muncul begitu kamu berbagi atap dengan pasangan, memiliki anak, dan harus berbagi tanggung jawab untuk memastikan rumah tangga tetap berjalan. Jika kamu berpikir bahwa menikah akan memperbaiki masalah dalam hubungan kamu, maka hal tersebut salah.