Banyak orang bilang, cinta tidak selamanya indah. Itu benar adanya, setiap hubungan cinta memang selalu ada tantangan untuk menguji kesetiaan dan ketulusan hati masing-masing pasangan. Termasuk dalam pernikahan. Menikah merupakan ikatan cinta yang diikat dengan komitmen kuat dan persiapan matang. Karena mempertemukan dua insan yang saling mencintai dengan tujuan yang suci, hubungan pernikahan harus terus dijaga.
Kalau kita membayangkan kehidupan pernikahan bak pasangan drama Korea yang penuh romantisme, bisa saja hal itu terjadi. Namun, jangan melupakan kenyataan bahwa selain menjalin kemesraan dengan kekasih, pernikahan juga menambah tanggung jawab diri. Di sisi lain, bukanlah hal mudah untuk selalu menjaga keharmonisan rumah tangga, ada saja ujian pernikahan yang harus dihadapi.
Agar tetap menjadi pasangan yang bahagia ketika diuji, simak langsung ujian pernikahan terbesar dan cara menghadapinya di bawah ini.
1. Penyesuaian kebiasaan pasangan
Kebiasaan buruk yang dimiliki semasa gadis sebelum menikah, belum tentu diterima suami dan sebaliknya. Seperti menjaga kebersihan diri, mengusir rasa malas, dan kebiasaan secara tidak sadar yang membuat orang lain terganggu. Walaupun terlihat sepele, kebiasaan buruk saat masih melajang bisa menjadi ujian dalam rumah tangga untuk saling memahami dan memaafkan pasangan. Selain itu, kamu dan pasangan bisa belajar untuk mengubah kebiasaan menjadi lebih baik demi kebahagiaan bersama.
2. Masalah finansial
Urusan finansial bisa menimbulkan masalah dalam rumah tangga jika tidak diatur dengan baik. Hal tersebut karena pengeluaran maupun pemasukan menjadi tanggung jawab bersama, maka penting untuk bisa belajar mengelola keuangan dalam rumah tangga sedini mungkin. Walaupun hubungan asmara sudah terjalin sejak pacaran, soal keuangan merupakan hal yang paling membedakan setelah sudah terjalin ikatan cinta dalam pernikahan.
Sebaiknya, ujian pernikahan terkait masalah finansial bisa dibicarakan dan disepakati sebelum maupun pada awal pernikahan. Seperti belanja, tagihan bulanan, dan biaya sekolah anak. Jika masalah finansial menyangkut utang-piutang, suami dan istri harus bisa saling membantu dan berkomitmen menyelesaikan hingga tuntas.
3. Perbedaan prinsip
Perbedaan prinsip dalam membangun rumah tangga bisa menjadi masalah yang cukup serius. Pasalnya, prinsip dalam masing-masing orang merupakan bentuk dari kebiasaan, lingkungan, dan pola asuh orangtua sehingga perbedaan prinsip menjadi hal yang sering menimbulkan konflik dalam rumah tangga.
Pada awal pernikahan, perbedaan prinsip wajar saja terjadi. Namun, dengan adanya perbedaan prinsip diharapkan setiap pasangan bisa saling memahami dan mengutamakan tujuan pernikahan bersama. Jangan sampai terus-menerus mempertahankan ego karena ketika sudah memutuskan menikah, tandanya kita harus bisa menerima segala hal dari seseorang yang kita cintai.
4. Konflik dengan mertua
Selain perbedaan prinsip, konflik dengan mertua juga kerap terjadi. Bukan ingin mencari ribut, biasanya karena rasa sayangnya orangtua, mereka suka ingin membantu yang dinilai berakhir ikut campur. Kalau sudah begini, konflik dengan mertua bisa diselesaikan dengan mendengarkan sarannya kemudian utarakan apa yang menjadi fokus kamu dan pasangan untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga.
Di sisi lain, konflik dengan mertua juga bisa terjadi karena ketidaksukaan mereka terhadap sikap dan karakter menantunya. Seperti cara mengasuh anak, mengurus rumah, dan berbakti kepada suami. Supaya tidak berlanjut ke konflik yang lebih besar, ada baiknya untuk tetap menjaga komunikasi yang baik dengan mertua dan selalu menghormatinya.
5. Pembagian pekerjaan rumah
Ujian pernikahan selanjutnya, yaitu pembagian tugas dalam rumah tangga. Seringnya, pekerjaan rumah menjadi tugas bagi istri saja. Padahal perlu diingat bahwa pasangan suami dan istri merupakan tim yang bisa saling membantu dalam mengurus rumah tangga termasuk adanya pembagian pekerjaan rumah secara proporsional.
6. Pola asuh anak
Hampir sama dengan perbedaan prinsip, pola asuh anak menjadi ujian pernikahan yang sering terjadi dan berdampak besar dalam perkembangan masa depannya. Dalam hal ini, sebagai orangtua harus terus belajar mengenai ilmu parenting agar dapat sesuai menjalankan peran sebagai ibu dan ayah. Cobalah belajar untuk bisa menyembuhkan luka membekas dari pola asuh orangtua kita dulu agar tidak diterapkan kepada anak.
7. Timbul rasa cemburu
Mungkin timbul rasa cemburu menjadi masalah yang dianggap sepele. Namun, masalah kecil dari rasa cemburu bisa berakhir pada tidak harmonisnya rumah tangga, terutama pada kecemburuan yang tidak beralasan. Pasangan yang memiliki kecemburuan berlebihan, dia tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik sehingga terkadang memperlakukan orang yang dicintainya menjadi lebih protektif dan tidak membuat nyaman. Solusinya, kamu dan pasangan harus bisa membicarakan masalah ini dengan jelas dan terus menjaga komunikasi rumah tangga dengan baik.
8. Memiliki anak kedua
Ujian pernikahan selanjutnya, memutuskan memiliki anak kedua. Bagi pasangan yang berfokus pada karier, memiliki anak kedua menjadi pertimbangan yang panjang. Di satu sisi ingin bisa memiliki momongan lagi dan sisi lain terus memikirkan kesejahteraan keluarga. Belum lagi, pandangan dan omongan orangtua maupun mertua jika si sulung memiliki adik dengan kebutuhan biaya yang tidak sedikit.
Kalau merasa hal ini menjadi masalah yang cukup rumit, kamu dan pasangan bisa berdiskusi bersama terkait persiapan mental dan finansial dalam mencukupi kebutuhan anak kedua. Kemudian, komunikasikan dengan orangtua rencana memiliki anak kedua dan pertimbangan-pertimbangan yang sudah kamu dan pasangan pikirkan.
Itulah, 8 ujian pernikahan dan cara menghadapinya. Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, pastinya memang banyak ujian dan rintangan yang harus dihadapi. Kekuatan komunikasi dan saling memahami pasangan merupakan kunci dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Semoga kamu selalu diberi kekuatan, ya!