Tak hanya menjadi kekhawatiran terbesar dalam setiap hubungan, perselingkuhan juga termasuk sebagai dosa besar berdasarkan ajaran Islam. Apalagi bila perselingkuhan terjadi dalam kehidupan rumah tangga, maka sama saja melanggar janji suci pernikahan yang dilakukan karena Allah ta’ala.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika dalam rumah tangga terdapat perselingkuhan yang dilakukan oleh suami atau istri? Islam pun memiliki dasar hukumnya atas hal ini. Bila dalam rumah tangga terjadi perselingkuhan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebelum memutuskan bercerai.
Artikel ini akan membahas beberapa cara memaafkan istri selingkuh menurut Islam. Berikut pembahasannya.
1. Suami memaafkan dan tidak mengungkit masa lalu bagi istri yang bertaubat
Islam membolehkan dan menghalalkan apabila seorang suami bersedia memaafkan istrinya yang berselingkuh. Namun hal ini harus dilakukan dengan beberapa syarat.
Pertama, istri harus bertaubat dan menyesali perbuatannya. Tak lupa juga untuk berusaha keras meminta maaf pada suaminya. Selain itu, istri juga diwajibkan untuk mengubah cara berpakaian serta cara bergaulnya.
Istri yang telah mendapat maaf dari suami usai berselingkuh haruslah mampu berubah menjadi perempuan yang dekat dengan Allah, mulai dari menutup aurat hingga menghindari pergaulan dengan lelaki yang bukan mahram.
Suami yang memaafkan istrinya harus siap untuk merahasiakan aib istrinya tersebut serta tidak bercerita kepada siapa pun. Sikap berbesar hati seperti ini dipercaya dapat menjadi sumber pahala bagi suami karena termasuk wujud kesabaran.
2. Bercerai menjadi pilihan terbaik untuk menghindari tindakan zalim suami
Meski istri telah bertaubat dan berubah usai melakukan perselingkuhan, tetap bukan hal mudah bagi suami untuk memaafkannya. Bahkan, ada pula suami yang tak kuasa untuk menceraikan istrinya.
Dalam kondisi tersebut, Islam menganjurkan agar bercerai saja. Bahkan, cerai dianggap sebagai pilihan terbaik. Sebab, suami yang tak bisa menceraikan istri, namun merasa sulit memaafkannya berpotensi untuk berubah emosional hingga menzalimi istrinya.
Untuk menghindari munculnya tindakan zalim dan perbuatan maksiat dari suami, maka cerai adalah jalan terbaik yang harus ditempuh.
3. Suami mencoba mempertahankan pernikahan meski istri tidak menyesali perbuatannya
Selanjutnya, suami juga boleh mempertahankan pernikahan atau memilih untuk tidak menceraikan istrinya yang telah berselingkuh, meskipun istrinya belum bertaubat bahkan tidak menyesali perbuatannya.
Seorang istri yang terbukti berselingkuh namun tidak berubah dan tetap menjalani gaya bergaul yang bebas, sesungguhnya termasuk sebagai istri durhaka. Meski demikian, suami tetap memegang kendali penuh akan kelanjutan rumah tangga.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa suami boleh mempertahankan pernikahan meski berada dalam kondisi tersebut.
Hal ini diperkuat dengan aturan syariat yang menyebut bahwa membubarkan pernikahan tidak dapat dilakukaan apabila ada persyaratan hukum zina yang tidak terpenuhi.
4. Suami harus menceraikan istrinya agar tidak tergolong suami dayuts
Terakhir, Islam juga melarang suami untuk mempertahankan istrinya yang telah berselingkuh. Suami harus menceraikan istrinya, terlebih bila istrinya tidak menunjukkan tanda menyesal.
Hal ini disebabkan karena apabila suami memilih mempertahankan istrinya, ia dianggap tidak memiliki rasa cemburu, bahkan bisa termasuk dosa besar sebab tergolong sebagai suami dayuts.
Adapun pengertian suami dayuts ialah lelaki atau suami yang membiarkan perbuatan keji terjadi dalam keluarganya.
Itulah beberapa cara memaafkan istri selingkuh menurut Islam yang harus diketahui. Semoga pernikahan kita senantiasa terlindung dari perbuatan dosa.