Mempersiapkan pernikahan disebut menjadi salah satu ujian bagi pasangan. Banyak masalah yang bisa terjadi saat kamu dan belahan hati mempersiapkan hari paling bahagia dalam seumur hidup.
Namun, yang nggak boleh dilupakan adalah mempersiapkan kehidupan setelah resepsi pernikahan. Menjadi pengantin baru nyatanya juga bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan yang baru saja menikah.
Untuk membantu tahun pertama pernikahan kamu dan suami, berikut adalah beberapa kesalahan yang umum dilakukan oleh pengantin baru dan bagaimana cara menghindarinya.
1. Tak menetapkan batasan dengan teman dan keluarga
Saat menikah, prioritas kamu mungkin telah bergeser dan itu adalah hal yang sangat wajar. Kamu pada dasarnya berpindah dari satu unit keluarga (orangtua dan saudara kandung) ke unit keluarga lainnya (pasangan, calon anak, dan mertua).
Itulah mengapa kamu perlu menetapkan batasan. Misalnya, kedua keluarga harus belajar menerima ketika kamu memutuskan untuk menghabiskan liburan dengan salah satu pihak saja atau justru menginginkan waktu berduaan dengan suami.
Persahabatan mungkin juga perlu diubah, yang bisa sangat sulit dilakukan jika banyak teman yang masih melajang. Diskusikan dan komunikasikan dengan pasangan mengenai batasan apa saja yang harus kalian tetapkan pada orang-orang terkasih itu.
2. Mengasingkan teman dan keluarga
Sebahagia apa pun kamu bersama pasangan, keluarga dan teman harus tetap menjadi bagian penting dalam hidupmu. Meskipun kamu mungkin tergoda untuk menghabiskan semua waktu bersama suami, tetapi kamu tetap harus meluangkan waktu menemui orang tuamu atau orangtua pasangan. Jangan lupa juga dengan saudara kandung dan sahabatmu.
Begitu juga kepada pasangan. Dorong dia untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya, dengan atau tanpa dirimu. Jangan pernah menjadi penghalang antara dia dan keluarganya.
Meskipun statusmu dan pasangan sudah berubah, bukan berarti hubungan yang penting bagi kalian harus melemah, ya.
3. Mengharapkan pasangan tak lagi melakukan kesalahan
Sangat umum seseorang mengharapkan hubungan menjadi sempurna setelah menikah atau berharap pernikahan akan mengubah karakteristik tertentu pada diri pasangan. Namun, ini adalah pemikiran yang sangat salah.
Pertama, jangan menikah dengan seseorang yang ingin kamu ubah. Kalian berdua bisa (dan harus) tumbuh dan menjadi lebih baik bersama. Namun, bukan berarti pasangan nggak akan membuat kesalahan hanya karena kalian sudah menikah.
Izinkan kamu dan pasangan untuk melakukan kesalahan sambil menjelaskan tentang ekspektasi yang masing-masing dimiliki. Lagi pula, hubungan adalah mengenai proses belajar bersama yang tak ada habisnya.
4. Berbagi perlengkapan mandi
Ini mungkin hal sepele, tetapi bisa menimbulkan dampak yang besar.
Bayangkan seperti ini: Kamu dan pasangan memutuskan berbagi pasta gigi setelah menikah. Alasannya karena menghemat uang dan lebih praktis dilakukan. Namun, setelah beberapa bulan kamu mulai kesal karena pasangan nggak pernah menutup pasta gigi dengan benar hingga mengering. Bahkan, dia diam saja saat pasta gigi habis dan kamu baru mengetahuinya saat akan memakainya. Lalu, pertengkaran besar pun terjadi.
Ini adalah kenyataan yang banyak dirasakan oleh pasangan suami istri. Jika kalian berbagi terlalu banyak hal, itu bisa menjadi bahan bakar untuk pertengkaran hebat. Inilah pentingnya membicarakan dengan pasangan hal-hal apa yang ingin kalian bagikan dan mana yang ingin disimpan untuk diri sendiri.
5. Buru-buru melanjutkan ke tahap berikutnya
Kecuali jika prioritas utama kamu dan suami, jangan terlalu buru-buru berlanjut ke tahap yang menurut kalian harus menjadi "tahap selanjutnya" setelah menikah. Baik itu memiliki anak atau membeli rumah, jangan melakukan apa pun hanya karena kalian berpikir harus melakukannya sekarang setelah menjadi suami istri.
Timeline setiap orang berbeda, jadi jangan membandingkan dirimu dengan pasangan lain. Tunggu sampai kalian berdua benar-benar siap untuk setiap langkah baru. Luangkan waktu untuk menikmati tahap saat ini karena tahap selanjutnya bisa menunggu.
6. Berpikir tak memerlukan rencana keuangan jangka panjang
Sebelum menikah, kamu mungkin sudah memiliki "The Money Talk" dengan pasangan dan memastikan kebiasaan keuangan kalian cocok. Namun, pernikahan membuat segalanya berbeda. Saat ini komitmen kalian tidak lagi hanya bersifat emosional, tetapi juga finansial.
Sebelum atau segera setelah menikah, buatlah rencana keuangan tentang apa yang kalian berdua inginkan untuk masa depan. Diskusikan tujuan kalian untuk pensiun, kepemilikan rumah, dan persiapan untuk sebuah keluarga (termasuk rencana untuk melunasi utang yang saat ini dimiliki).
7. Mengharapkan hubungan selalu romantis
Menyesuaikan diri dengan kehidupan dan komitmen yang baru bisa menimbulkan banyak tekanan. Saat kamu merasa pernikahanmu nggak “sempurna” dan nggak seperti yang dibayangkan. Kamu akan berpikir sudah membuat keputusan yang salah.
Sudah rahasia umum bahwa romansa akan berkurang setelah fase bulan madu selesai. Mudah untuk merasakan kalau kamu sudah nggak memiliki cinta yang besar lagi dengan pasangan. juga hilang.
Coba pikirkan apa yang sebenarnya kamu inginkan dari sebuah pernikahan, bukan apa yang seharusnya kamu harapkan. Apa yang sebenarnya akan membuatmu merasa puas? Apakah memiliki pasangan yang selalu ada disampingmu ketika ada masalah? Apakah memiliki pasangan yang membuatmu tertawa ketika hidup terasa sulit dijalani?
Jika pasangan sudah melakukan hal tersebut, maka kamu sudah mendapatkan yang kamu inginkan. Tidak ada pernikahan yang happily ever after. Pernikahan adalah usaha konstan yang kamu dan pasangan lakukan tiap harinya untuk hidup bersama.
Jadi, sering-seringlah menunjukkan rasa terima kasih pada pasangan, mengatakan "I love you" setiap hari, dan berhentilah mengharapkan kesempurnaan. Dengan begitu, kamu sudah mengatasi kesalahan yang biasa dilakukan oleh pasangan yang baru menikah.