Keadaaan perempuan di dunia kerja seperti dua sisi mata uang, ada kebaikan namun ada juga risiko yang mengikutinya. Nah, secara garis besar ada dua kebahagiaan, sekaligus dua masalah yang dihadapi wanita atau ibu pekerja. Kebahagiaannya adalah bisa menambah penghasilan dan melejitkan potensi, sedangkan problemnya adalah keterbatasan waktu untuk keluarga dan rentan terhadap stress. Adakalanya beberapa perempuan, khususnya kaum ibu, yang memutuskan resign setelah menikah atau memiliki anak, namun sebagian yang lain tetap memilih bekerja. Untuk ibu bekerja, berikut ada beberapa tips untuk tetap bahagia sekaligus meminimalisir risiko atas pilihan untuk bekerja :
1. Niat yang tulus
Pastikan bahwa kita bekerja untuk tujuan yang mulia, bukan sekedar melepaskan diri dari tanggung jawab mendidik anak. Artinya, kita meninggalkan anak kita memang untuk sesuatu yang berguna dan tidak sia-sia. Hal ini akan meminimalisir rasa bersalah ketika ibu pergi bekerja. Motivasi dan niat mulia dalam bekerja akan membuat anak mengetahui dan memahami posisi ibu mereka yang bekerja.
2. Manajemen Waktu yang baik
Gunakan waktu dengan baik bersama anak, misalnya sempatkan untuk mengantar anak sekolah atau menjemputnya. Usahakan untuk mengambil cuti agar bisa mendampingi anak dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolahnya, misalnya outing, berenang atau berwisata. Jika tidak sempat mengantar jemput, usahakan bisa menemani mereka belajar di malam hari. Serahkan pekerjaan rumah pada ART, sehingga ketika di rumah ibu bisa fokus mendampingi anak. Jika kita harus lembur atau dinas ke luar kota, persiapkan waktu pengganti khusus untuk anak kita, caranya bisa dengan ambil cuti setelah kita dinas lembur atau tugas luar, dan bisa full menemani mereka walaupun bukan di hari libur. Manfaat lainnya, selepas cuti kita akan merasa rileks dan terhindar dari stress.
3. Jalin Kerjasama dengan Guru di Sekolah Anak
Jika anak kita sudah mulai bersekolah, baik TK maupun SD, usahakan sering berkomunikasi dengan guru-guru anak kita, baik langsung maupun via telepon. Sebulan sekali, Ibu bisa minta izin terlambat datang ke kantor untuk datang ke sekolah anak dan berdiskusi tentang perkembangan sang anak. Mintalah kepada sang guru agar “memancing” anak kita terbuka dan menceritakan isi hatinya, ini sangat membantu ketika anak memiliki keinginan yang terpendam namun tidak disampaikan kepada orangtuanya.
4. Tetap Berkomunikasi dengan Anak
Saat sedang bekerja, ibu bisa menyempatkan diri untuk menelpon anak dan menanyakan aktivitasnya. Tanyakan kepadanya tentang hal-hal apa saja yang menarik di sekolahnya, teman-temannya dan aktivitas lainnya. Jangan lupa tanyakan juga apakah ada keluhan kesehatan yang ia alami. Jika anak menceritakan hal positif, berilah apresiasi dengan memujinya. Selain itu, tetap jaga komunikasi ketika Ibu sedang bertugas di luar kota atau luar negeri.
Empat hal tadi semoga bisa membantu Ibu untuk bisa tetap bahagia walaupun harus tetap bekerja.
photo credit: The Railway Man/Lionsgate/www.imdb.com