Melangkahi kakak menikah memiliki perasaan nggak enak. Belum lagi hal tersebut kadang berbenturan dengan mitos yang dipercaya masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, jika dilangkahi maka akan mempersulit jodohnya. Padahal ketetapan kematian, rezeki dan jodoh sudah diatur Sang Maha Kuasa. Menurut adat Jawa, jika seseorang ingin menikah dan melangkahi kakaknya, ada beberapa prosesi yang harus dilakukan. Prosesi tersebut dipercaya dapat menghindari sang kakak yang dilangkahi akan kesulitan mendapat jodoh nantinya.
Adapun bahan-bahan yang harus disediakan dalam prosesi langkahan, termasuk tumpeng. Dalam tradisi Jawa, ada 9 tumpeng yang memiliki makna yang berbeda. Kalau kamu berencana melangkahi kakakmu, maka nggak ada salahnya untuk mengetahui makna tumpeng langkahan di bawah ini.
Tumpeng berhias enten-enten mengandung makna “weruha marang kang nguripi” yang artinya ingatlah kepada yang memberi kehidupan.
Tumpeng berhias tiga telur ayam, menyiratkan makna telah melepaskan diri yang bukan menjadi tanggungan orangtua lagi.
Tumpeng berhias kepala ayam, maksudnya petuah/petunjuk agar selalu ulet berkarya dalam masyarakat.
Tumpeng berhias kelapa utuh yang dikuliti. Melambangkan keabsahan bersatunya laki-laki dan perempuan.
Tumpeng berisi ketan merah putih, artinya mengandung ajaran agar selalu menghormati asal-usul, yaitu darah-daging ayah-bunda, oleh karena itu kita harus berbakti kepada beliau.
Tumpeng berhias uang receh yang mengandung makna peringatan agar menjauhkan diri dari watak arogan.
Tumpeng terdiri atas jenang merah putih berhias setangkai padi, mengandung makna baik buruk yang dialami titah adalah kekuasaan Tuhan.
Tumpeng terdiri atas tiga takir nasi loyang yang bermakna bahwa segala yang ada di dunia fana nggak bersifat abadi.
Tumpeng berhias pisang raja kusta utawi pisang talun, melambangkan ajaran agar kita selalu berbakti kepada mertua maupun orang tua sendiri.
Nah, setelah semua siap, barulah upacara langkahan dimulai. Adapun tata cara upacara langkahan yakni calon pengantin duduk dan mengucapkan salam kepada kakaknya yang duduk diapit kedua orangtua yang kemudian sambil sungkem meminta maaf dan meminta izin serta keikhlasan sang kakak.