Menikah bukanlah perkara mudah. Siapa bilang menikah merupakan jalan keluar dari masalah yang tengah kamu hadapi. Beberapa perempuan bahkan beranggapan kalau menikah merupakan solusi ketika ia lelah bekerja dan hanya ingin dinafkahi. Padahal, menikah merupakan hidup baru. Dimana kamu dan pasanganmu sama-sama membangun keluargamu dari nol.
Banyak sekali yang antusias ingin segera menikah dan tanpa memiliki ilmu apapun. Jadi nggak heran, ketika dihadapi masalah rumah tangga, banyak yang gagal dan akhirnya memilih berpisah. Sebetulnya, masalah yang sering dialami oleh hampir semua kehidupan berumah tangga bisa kita simpulkan. Nggak semua memiliki masalah yang sama, namun berikut beberapa masalah yang sering dihadapi selama pernikahan.
1. Masalah Seksual
Melakukan hubungan seksual tentu bisa menjadi hal yang tabu. Apalagi jika hal tersebut merupakan kali pertama. Tentu banyak canggung, malu dan pastinya tabu. Hubungan intim ini merupakan bagian dari pernikahan. Banyak dari pasangan yang sama-sama baru nggak bisa atau terlalu malu mengutarakan keinginan seks mereka. Seperti bagaimana cara untuk mencapai orgasme masing-masing tanpa menyinggung.
Nggak sedikit yang menyembunyikan bahkan berbohong bahwa ia puas dengan keintiman pasangan padahal kenyataannya nggak lalu mencari kepuasan diluar. Ketika berumah tangga dan akan menghabiskan sisa hidup dengan pasangan, kalian perlu membicarakan tentang hubungan seksual ini dengan pasangan. Apa yang disukai dan nggak disukai, cara-cara orgasme dan sebagainya. Dengan saling terbuka tentang hubungan seks ini, kamu da pasangan bisa menjadi partner yang nggak terpisahkan nantinya karena kalian sudah saling memahami.
2. Ketidaksetiaan
Nggak setia merupakan pilihan. Jadi memang patut disalahkan kepada pasangan yang nggak setia karena mereka sejujurnya bisa memilih. Kalau pun memang nggak cocok dengan pasangan, jika memang berpisah adalah yang terbaik, itu lebih baik dibanding menghianati pasangan.
Ketidaksetiaan juga merupakan suatu harga diri. Jika pasanganmu nggak bisa setia, artinya ia nggak mencintaimu dan mencintai dirinya sendiri dengan melakukan penghianatan.
3. Perbedaan nilai dan ideologi
Sudah sewajarnya jika kamu dan pasangan punya prinsip, nilai, dan ideologi yang berbeda. Karena kalian dibesarkan dilingkungan berbeda dan banyak faktor juga yang memengaruhi pola pikir kalian.
Ketika telah menikah, coba, deh, setiap akan mengambil keputusan, diskusikan dulu dengan pasangan. Bagaimanapun, keputusan yang akan kalian ambil, besar kecilnya akan memiliki pengaruh pada pasangan masing-masing.
4. Keturunan
Salah satu cobaan yang dihadapi pasangan menikah adalah keturunan. Banyak orang yang sudah menikah belasan tahun bahkan puluhan tahun belum juga diberikan amanah berupa keturunan. Banyak faktor juga yang bisa menyebabkan hal tersebut.
Belum lagi tekanan lingkungan dan keluarga yang selalu menyinggung masalah keturunan. Mengingat keturunan itu merupakan hal yang penting dalam suatu pernikahan mengingat anak adalah keturunan selanjutnya.
Kalau memang nantinya selama pernikahan kalian nggak juga dikaruniai seorang anak, bahkan setelah selain mencoba berbagai cara, jangan segan untuk membicarakan hal ini dengan pasangan. Sebagai pasangan yang saling mencintai, kalian harus melihat ini sebagai sebuah cara untuk saling menguatkan dan bukan saling menyalahkan.
5. Perbedaan Karakter
Lelaki dan perempuan tentu saja berbeda. Baik secara fisik, mental maupun cara berpikir. Hal tersebut merupakan fitrah. Untuk karakter sendiri merupakan proses yang terbentuk dari lingkungan. Jadi setiap orang punya karakter berbeda tergantung masalah apa yang pernah ia hadapi dan lingkungan tempat ia tumbuh.
Karena setiap orang unik, ketika memutuskan menikah, otomatis kita sudah menerima segala kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan. Tugasnya adalah saling melengkapi. Ketika ada perbedaan nilai dan karakter, selama masih bisa dibicarakan menggunakan kepala dingin, kalau masalahnya sudah besar, boleh meminta saran ahlinya atau yang dituakan.
6. Keuangan
Masalah keuangan juga bisa menjadi penyebab percekcokan besar dalam pernikahan. Kekurangan ekonomi jadi salah satu penyebab tingginya perceraian di indonesia. Di tahun 2019 saja, data Dirjen Peradilan Agama Mahkamah Agung mencatat faktor ekonomi sebanyak 28,2%.
Untuk menanggulanginya, kamu pun perlu melakukan perencanaan keuangan sejak awal menikah. Rajin-rajinlah membaca buku, mencari informasi tentang mengatur keuangan serta merencanakan keuangan ruma tangga bersama suami. Mulai memisahkan dana dan menyisihkan dana darurat serta jangan mengikuti hawa nafsu untuk menjadi konsumtif akan hal yang nggak perlu.
7. Keluarga dan Kerabat
Ketika menikah, kamu nggak hanya menikahi satu individu saja, tapi menikahi seluruh keluarga dan kerabat pasangan. Hubungan harmonis yang kalian kembangkan terhadap keluarga dan teman pasangan bisa membuat pernikahan berjalan langgeng.
Kalau ada anggota keluarga atau kerabat pasangan yang nggak bisa sejalan dengan kalian, coba untuk diskusi, apa yang menyebabkan nggak sejalannya. Ajak juga pasangan untuk berpikir bijaksana. Ketika keluarga atau kerabatnya melakukan kesalahan, jangan selalu memihaknya, tapi coba untuk dirangkul dan diselesaikan secara baik-baik.