Happily ever after! Kamu pasti sering menemukan akhir cerita negeri dongeng di mana seorang putri menikah dengan lelaki ataupun pangeran yang dicintainya dan hidup bahagia selama-lamanya. Hmm... menikahnya sepertinya menjadi akhir yang bahagia, ya? Apalagi ketika kamu baru saja menghadiri pesta pernikahan temanmu yang indah dan megah. Semua tamu dan kedua mempelai terlihat bersuka cita!
Tapi ingat, menikah sebenarnya hanya pintu menuju kehidupan yang baru, lho. Bukan cumamempelai yang ‘manglingi’ atau jumlah tamu yang datang, kamu pun harus siap untuk menghadapi cobaan rumah tangga yang sebenarnya nggak mudah. Percaya atau nggak, masalah ini kerap menjadi tantangan banyak pasangan di luar sana!
Sebagai perempuan yang terbiasa mandiri, ada baiknya kamu memastikan bahwa pasangan akan mengerti pencapaian target karier yang kamu inginkan. Nyatanya, banyak perempuan yang merasa terhambat karena dituntut pasangan untuk nggak bekerja. Di satu sisi, banyak laki-laki yang merasa harga dirinya jatuh saat memiliki pasangan perempuan karier yang berhasil melebihi dirinya. Jika ingin tetap bekerja, diskusikan bahwa pasangan juga mendukung dan nggak akan melarang kamu dan meminta untuk menjadi ibu rumah tangga. Sebaliknya bila kamu nggak ingin bekerja, sebaiknya nggak terlalu banyak menuntut dan pastikan bahwa pasangan mampu menghidupi keluar kecil kalian.
Tahukah kamu bahwa banyak pasangan yang memilih bercerai karena masalah finansial? Meski dianggap tabu, nyatanya membicarakan keungan sebelum menikah penting untuk dilakukan. Bukan sebatas pendapatan, kamu juga perlu tahu bagaimana riwayat utang dan tanggungan keluarga sebelum menikah. Jangan sampai kamu merasa dibohongi oleh pasangan yang tampak loyal saat pacaran namun justru membatasi keuangan kamu setelah menikah. Kamu perlu mendiskusikan kebiasaan berbelanja dan cara mengatur uang. Jika ada risiko dan konsekuensi buatlah kesepakatan besama di mana keduanya akan bertanggung jawab atas pilihan tersebut.
Bukan hanya artis, nyatanya fenomena pelakor juga banyak terjadi di kehidupan rumah tangga banyak orang. Setiap orang memiliki batas kecemburuan dan makna selingkuh yang berbeda. Kamu mungkin saja merasa bete saat si dia kembali berhubungan dengan mantannya sedangkan pasangan berpikir bahwa masa lalu sudah berakhir. Belum lagi bila kamu atau pasangan pergi karena urusan kantor dengan teman lawan jenis yang kamu anggap sering tebar pesona. Sebaiknya berikan penjelasan kepada pasangan dan bersikap jujur satu sama lain untuk mengurangi kesalahpahaman di antara kamu dan si dia.
Setelah menikah, kamu sudah sah untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Sering dianggap tabu, nyatanya seks menjadi akar yang penting untuk melangsungkan hubungan pernikahan. Menyenangkan buat yang satu, belum tentu bisa dan membuat nyaman pasangannya. Permasalahan orientasi seksual akan menjadi masalah ketika pasangan nggak merasa sakit atau justru nggak dipuaskan. Diskusi bersama dan berikan masukan mengenai hal yang membuat keduanya merasa nyaman. Dengan menjaga mood hubungan seksual, dijamin kehidupan rumah tangga akan semakin seru!
Merasa jenuh dan bosan karena selalu ketemu orang yang sama setiap hari tentu merupakan hal yang wajar dalam kehidupan berumah tangga. Jika dibiarkan, hubunganmu justru akan semakin dingin dan memicu pertengkaran. Kamu bisa meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas masing-masing tanpa harus ditemani. Traveling, bertemu teman lama atau bahkan mencoba kegiatan baru bisa menjadi cara untuk menghilangkan rasa bosan. Kamu justru akan merasa kangen saat si dia jauh darimu! Pasti banyak cerita seru untuk dibagikan saat bertemu kembali.
Namanya juga baru tinggal serumah, kamu tentu akan kaget mengenal sifat asli pacarmu yang belum pernah kamu lihat sebelumnya. Dengkuran yang keras di malam hari, membiarkan rumah berantakan atau bahkan meninggalkan piring di meja makan. Wah, kalau hal seperti ini nggak dibicarakan baik-baik ke depannya justru bakal jadi masalah, lho.
Selama apapun kamu pacaran dengannya, selalu ada sifat baru yang akan keluar setelah menikah. Maka dari itu penting bagi kamu untuk memastikan bibit, bebet, dan bobot pasangan yang akan dinikahi. Jika sudah tahap di menikah, memang baiknya menerima kekurangan satu sama lain. Namun, kamu juga perlu mengubah sifat dan karakter menjadi lebih baik.
Jadi, menikah ternyata bukan hal yang mudah, bukan? Nyatanya kamu masih memiliki perjalanan panjang ke depan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Jika belum siap, ada baiknya untuk memikirkan kembali ya, Bela!
