Mengomel alias nagging dapat diartikan sebagai perilaku memarahi atau mendesak yang dilakukan secara terus-menerus. Hal ini cukup lumrah terjadi dalam sebuah hubungan, kok. Namun jika dibiarkan dan nggak segera diperbaiki, perilaku mengomel juga dapat berdampak buruk pada hubungan kamu, lho.
Percayalah, ini nggak sekadar sifat cerewet yang biasanya seseorang tunjukkan ketika bercerita. Lebih dari itu, mengomel biasanya dilakukan berulang kali untuk menuntut sesuatu yang sebelumnya telah didiskusikan bersama, mengungkit permasalahan, atau konflik terdahulu, hingga mengulangi pertanyaan dengan cara kasar untuk mengingatkan pasangannya dalam melakukan suatu hal. Menyebalkan banget, ya!
Seperti apa contoh omelan yang sering kali seseorang lakukan tanpa sadar pada pasangannya? Simak selengkapnya, ya.
1. Kamu meminta lebih dari satu kali
Meminta sesuatu dari pasangan lebih dari dua kali merupakan sebuah pertanda bahwa kamu tengah mengomel, lho. Mungkin, hal ini terkadang perlu dilakukan, tapi tak akan berhasil untuk membuat si dia melakukan apa yang kamu minta!
Untuk itu, alih-alih membuatnya jengah dengan omelan kamu, beri si dia pujian atas apa yang telah ia lakukan, ya. Berfokus pada apa yang nggak pasangan berikan, hanya akan membuatmu sakit hati sendiri, Bela.
2. Permintaan kamu adalah tentang ketakutanmu
Awas, nagging alias mengomel bisa jadi merupakan salah satu bentuk perilaku mengontrol pasangan berlebihan! Daripada membuang energi untuk mengendalikan si dia, lakukan evaluasi pada diri sendiri, ya.
Cari tahu apa yang menjadi ketakutan terbesarmu ketika pasangan bertindak tak sesuai keinginan kamu. Mengakui bahwa kamu merasa takut adalah langkah awal yang bagus, lho.
3. Setiap ucapanmu selalu diawali dengan kata "Kamu..."
Nggak sulit untuk mengenali pertanda bahwa kamu gemar mengomel. Biasanya, omelan sering kali dimulai dengan kata "kamu" dan dikaitkan dengan kesalahan pasangan. Misalnya, "Kamu nggak pernah cepat balas pesan singkatku. Kamu harusnya balas lebih cepat! Kamu selalu seperti ini tak pernah berubah."
Daripada membuat si dia merasa tersinggung, coba ubah cara bicara kamu, ya. Awali permintaan kamu kepadanya dengan kata "Aku". Dengan begitu, kamu takkan lagi terdengar seperti seorang kritikus. Misalnya, "Aku ingin kamu lebih cepat dalam membalas pesan singkatku. Kira-kira kenapa, sih, kamu butuh waktu lama untuk membalas pesan singkatku?"
4. Kamu merasa nggak berdaya
Mengomel pada pasangan agar berhenti merokok atau makan junk food merupakan hal yang wajar. Lagi pula siapa yang nggak khawatir pada kesehatan orang tercinta, sih? Namun, kamu tak bisa bersikap seperti ini terus, Bela. Mengendalikan segala hal yang si dia lakukan hanya akan membuatmu cepat lelah. Sebaiknya cari cara lain yang lebih halus, ketimbang harus terus-terusan mengomel padanya, ya. Misalnya, kamu bisa mengirimkannya artikel tentang bahaya merokok atau selipkan topik soal makanan sehat di sela-sela percakapan kamu dengannya.
5. Kamu merasa bak orangtua daripada pasangan untuknya
Selain dapat membuat pasangan kamu merasa kekanak-kanakan, mengomel terus-menerus juga dapat membuatmu merasa otoriter layaknya orangtua, lho. Sebagai solusi, cobalah untuk menetapkan standar bersama-sama dalam pemenuhan harapan masing-masing, ya. Sehingga, tak ada lagi pihak yang merasa dikecewakan hingga perlu mengomel.
6. Si dia sering kali berulah
Percayalah, setiap orang pasti kesal ketika tindakannya selalu dikendalikan. Lagi pula, mengomel juga takkan menyelesaikan permasalahan, Bela. Bukan tidak mungkin jika si dia justru memberi perlawanan pada hal lain dalam hubungan kamu, lho. Semakin sering kamu mengomel, pasangan kamu akan merasa bahwa ia tak terlihat baik ketika apa adanya. Untuk itu, biasakan diri agar lebih sering memuji daripada memberi kritik, ya. Dengan begitu, si dia takkan menarik diri dan merasa lebih dihargai.