Kumpulan Puisi tentang Mencintai dalam Diam

Ungkapkan dengan cara yang berbeda

Kumpulan Puisi tentang Mencintai dalam Diam

Ketika jatuh cinta, perasaan yang lebih sering muncul pastinya adalah bahagia atau senang. Melihat dia tersenyum juga akan turut membuatmu ikut tersenyum. Kamu akan selalu mencari cara untuk bisa dekat dengan orang yang kamu sayangi. Nggak hanya itu, kamu juga pasti akan memberikan perhatian ekstra hanya agar orang yang kamu sayangi itu merasa diperlakukan dengan baik dan akhirnya sadar bahwa kamu begitu menyanginya. Sayangnya, nggak semua orang bisa berlaku demikian, lho. 

Beberapa orang yang lain ternyata mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaannya. Akhirnya, hanya bisa diam dan memendam perasaannya. Meski menyiksa, kebanyakan dari mereka tetap bertahan dengan cara yang seperti ini. Kalau kamu salah satunya, yuk simak kumpulan puisi tentang cinta dalam diam pilihan Popbela yang satu ini.

Cinta dalam Diam

Kumpulan Puisi tentang Mencintai dalam Diam

Entah harus dari mana harus kumulai cerita ini
Kabut sunyi perlahan mulai merayap di hati

Aku yang mencintaimu dalam diam
Menahan rindu yang kian tak teredam

Ingin rasanya aku bertemu denganmu
Tapi, menyapamu saja aku tak mampu
Lalu, apa dayaku?
Bahkan anginpun membisu
Ketika aku mengadu tentang apa saja yang bertalian dengan dirimu

Mungkin bagiku cukup Tuhan yang tahu
Tentang apa dan bagaimana perasaanku
Karena bahagiaku, masih bisa menyelipkan namamu dalam setiap doaku

---Frans Elka Saputra

Tentang Cinta dalam Diam

Jika kau bertanya
Tentang cinta dalam diam. 

Mungkin:
Ia adalah rasa indah dalam dada,
Yang tak sanggup diungkapkan.

Karena:
Ada kecemasan 
Jangan-jangan harapan kan bertemu dengan kekecewaan. 

Jika kau bertanya
Tentang cinta dalam diam.

Bisa jadi:
Ia adalah rasaku kepadamu,
Yang kupendam bertahun-tahun,
Dari dahulu, sekarang, mungkin juga nanti.

Tapi:
Aku tak mau mengganggumu,
Jangan-jangan kau menerima cintaku.

Padahal:
Mungkin saja 
Aku tak sanggup memberi sebutir kebahagiaan, sekolam permata untukmu. 

Itu.

---Anonim

Bungkam dalam Diam

Disana,
ada seguyur Hujan dan Seuntai Bunga,
yang sedang Berbincang
tentang Pahitnya sebuah PAMIT
Tentang Sunyinya sebuah SEPI..

Disana, ada sebuah kapal kecil di pelabuhan,
Yang tengah bercengkrama,
Tentang rasa yang tidak tersampaikan,
Tentang asa yang kian memudar.

Disini, ada seorang insan,
Yang tengah menadahkan tangan,
Menghadap Sang Pengarang,
Akan harapan yang terbuang.

Disini, ada seorang laki-laki,
Menyesali takdir seraya memaki,
Menginyam rasa tanpa peduli,
Tentang cinta terpendam di dalam hati.

---Anonim

Sungguh Sayang

Sadarilah Sedari dulu
untuk Sadar dalam Kesadaran,
bahwa,
Dia adalah Kapal Raksasa,
yang Gagah Berani,
menaungi Samudera.

Sedang Kamu hanya Dermaga buruk,
Pelabuhan Kecil,
yang Dekil tak terawat.

Sayang,
Sungguh Sayang,
Nyatanya Kamu bukan tempat,
untuknya Berlabuh.

---Anonim

Andai Saja

Andai Senja mengerti,
betapa pahitnya sebuah keheningan,
mungkin saja dia tak ingin melalui sedetikpun momen,
saat Fajar menyongsong.
.
dan Jikalau Mentari bisa mendengar,
sayup iba dari burung yang berpulang ke sarang,
mungkin dia ingin bertahan sebentar lagi,
sebelum TUHAN-nya membangunkan kembali.

Lalu, bagaimana dengan seorang laki-laki,
Yang tetap berpegang teguh,
Pada rasa yang sebenarnya tak memberi teduh ?

Bagaimana dengan seonggok harapan,
Dari seseorang yang bahkan lupa,
Tentang dunia yang begitu lapang ?

Andai saya Engkau mengerti,
Andai saja Engkau pahami,
Rasa ini begitu berarti,
Kucintaimu dalam Diam sepanjang hari.

---Anonim

Diam

Aku tak tahu sampai kapan
rasa ini terus tumbuh di dalam dada
rasa yang begitu bergemuruh
rasa yang begitu indah
yang membuatku
selalu tersenyum sendiri
memeluk sepi
setiap malam

Bayangmu,
selalu hadir
saat hari beranjak gelap

Bersama dengan rindu
yang datang menyergap
bagai hawa dingin kala subuh

Kepadamu dambaan hati
cinta ini adalah cinta yang sepi
cinta yang bisu
yang tak sanggup kusampaikan kepadamu

Entah
sampai
kapan

---Anonim

Isyarat dan Doa

Kau adalah harapan
kau adalah impian
yang tak sanggup kukatakan

Kasih
seandainya kau tahu
apa yang kurasakan setiap malam
seandainya kau tahu
bagaimana perasaanku
saat kau lewat di depanku

Namun sayang
terlalu rapat kupendam perasaan ini
Kau tak akan mungkin tahu

Aku takut mengucap satu kata
yang selama ini aku rasakan

Aku hanya mampu berpuisi
mengadu pada rembulan
di kejauhan

juga pada bantal
tempat kusandarkan kepalaku

Kau terlalu istimewa bagiku
hingga perasaanku berkata
kau tak mungkin kugapai

Hanya doa
disertai lelehan air mata
berharap Tuhan
menolong hamba

dari derita cinta
yang tak bisa
diungkapkan
dengan
kata-kata

---Anonim

Kekasih Tersembunyi

Hanya lewat goresan kata

Kuhaturkan segenap rasa

Yang kupendam dalam puncak asmara

Takkan hilang dalam hitungan masa

 

Jika Tuhan mengijinkan

Ijinkan aku menyayangi

Dalam derai tawa

Tangis airmata

Ataupun dalam cinta

Yang terpendam rahasia

---Icha Anggreini

Menangis Tanpa Air Mata

Mentari tak pernah tinggalkan bumi

Cahayanya hanya tertutupi mendung

Allah pun tak pernah tinggalkan hamba

KasihNya meliputi langit dan bumi

Demikian pula cintaku padamu

Tak pernah meninggalkanmu

 

Walau hati kadang kau toreh sembilu

Walau hati kadang kau belai pilu

Disinilah aku, menangis tanpa air mata

Selalu bertahan pada satu nama

 

Mencoba menyerah tapi tak menyerah

Mencoba membenci tapi mencinta

Karena ku tahu sayang

Dalam kalbumu terpendam cinta

Tatapan netramu terselubung rindu

 

Ku kan menunggu hatimu luruh

Pada satu cinta satu nama

Sampai waktu membuktikan

Hanya namaku terukir di hatimu

Hanya aku pemilik hatimu

Dan kaulah pemilik hati ku

---Nurbaeti

Di Sepertiga Malam

Bulan perlahan menengah, 
Seakan mengajak bertadah,
Menghadap Sang Pemberi Anugrah,
Sungguh, Hati ini Resah.

Sementara Aku disini,
Masih berbaur bersama Mimpi,
Tersentak, terbangun di keheningan dinihari,
Seketika berpikir, mengapa Kau tak disini ?

Percikan air basuhi muka dan kepala,
Bentangkan Sajadah tenangkan Jiwa,
Disana, Aku ceritakan semua yang kupunya,
Kamu, senyuman, dan sekeping Asa,
Yang tak bertuan dan tak tau arah.

Kepada Sang Khalik,
Penguasa Bumi dan Langit,
Kudoakan Dirimu disetiap Detik,
Hingga Air Mata jatuh menitik,
Basahi mulut yang kian menukik.

Malam semakin Hening,
Harapan kian menyingsing,
Entah itu ada atau malah berpaling,
Dan hancurkan hati hingga berkeping-keping.

---Anonim

 

Itulah kumpulan puisi tentang mencintai dalam diam yang bisa mewakilkan perasaanmu saat ini. 

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved