Anak tunggal sering kali dianggap sebagai sosok orang yang keras kepala, tidak mandiri, dan memiliki ego yang tinggi. Sehingga, banyak orang jadi berpikir bahwa berpacaran dengan anak tunggal mungkin akan sangat menyiksa.
Padahal, tidak semua anak tunggal punya karakter atau pembawaan seperti itu, lho. Anak tunggal atau anak satu-satunya dalam keluarga juga memiliki kelebihan dalam diri yang bisa membuat hubungan jadi lebih harmonis. Kamu hanya perlu mengenalnya secara lebih mendalam agar dapat mencintai setiap kurang dan lebihnya dia seutuhnya!
1. Beberapa di antara mereka butuh lebih banyak perhatian
Menjadi anak satu-satunya dalam keluarga, mungkin terlihat menyenangkan bagi sebagian orang. Namun faktanya, tidak selalu! Perasaan sepi dan sendiri, karena tidak adanya sosok saudara dalam hidup sudah pasti menjadi sesuatu yang harus mereka telan mentah-mentah. Itulah alasan mengapa kebanyakan anak tunggal butuh lebih banyak perhatian dari orang-orang sekitar, terutama pasangan. Mereka nggak akan segan untuk sekadar mengirimkan pasangannya pesan singkat sepanjang waktu, lho.
2. Terbiasa mandiri
Meski kerap dicap sebagai anak manja, seorang anak tunggal ternyata justru terbiasa melakukan segala sesuatunya seorang diri, lho. Mulai dari bermain, belajar, sampai dengan menghibur diri sendiri. Mereka berusaha untuk terus memperkuat kemandiriannya sampai lupa bahwa terkadang mereka juga membutuhkan orang lain untuk dapat bertumbuh. Akibatnya, anak tunggal memiliki kecenderungan untuk tertutup dan sulit untuk didekati. Jadi, kamu tentu perlu melakukan pendekatan khusus jika ingin berpacaran dengan anak tunggal.
3. Memiliki kecenderungan untuk bicara apa adanya
Memiliki saudara kandung memberi kamu kesempatan belajar untuk lebih mengenal batasan. Misalnya, seperti membedakan tentang apa yang bisa dibicarakan kepada orang lain secara gamblang dengan yang tidak. Sementara, pada beberapa anak tunggal nggak berlaku demikian. Pasalnya, mereka yang terbiasa sendiri dalam keluarga memiliki kecenderungan untuk bicara apa adanya walau menyakitkan. Oleh karenanya, siapkan diri dan kuatkan hati sebelum memutuskan untuk berkencan dengan anak tunggal, ya.
4. Orangtua adalah satu-satunya sahabat bagi mereka
Ya, anak tunggal memiliki pemikiran bahwa orangtua mereka adalah sahabat bagi mereka. Sehingga, ketika ada sesuatu hal yang dirasa mengganjal, kemungkinan besar mereka akan membaginya kepada orangtua alih-alih kepada seorang teman atau pasangan.
Pada intinya, anak tunggal beranggapan bahwa orangtua akan selalu dapat diandalkan. Meski nggak jarang mereka juga jengah dengan segudang peraturan yang orangtuanya sendiri buat. Maka dari itu, kamu harus bisa dekat dan menyayangi orangtua mereka jika ingin memenangkan hati anak tunggal tersebut.
5. Sulit berbagi dan berkompromi
Kemudian, sebelum memutuskan untuk melangkah lebih jauh kamu juga harus tahu bahwa anak tunggal bukanlah sosok yang pandai dalam berbagi maupun berkompromi. Sebagai anak satu-satunya dalam keluarga, mereka tidak terbiasa untuk mengalah atau mencari jalan tengah, lho. Pasalnya, mereka si anak tunggal hanya tahu bahwa segala sesuatunya harus selalu terlaksana secara mutlak. Padahal, dalam beberapa situasi sudah pasti kompromi perlu terjadi. Bagaimana, sudah siapkah kamu dengan hal yang satu ini?
6. Lebih suka memendam emosi
Kita semua pasti pernah melakukan ini. Namun, sedikit berbeda dari yang lain, anak tunggal lebih sering memendam gejolak emosinya karena tak tahu kepada siapa harus berbagi. Meraka tidak pernah memiliki kakak atau adik perempuan untuk sekadar mencurahkan isi hati. Sehingga, jika kamu memang mencintai dia setulus hati, kamu harus bisa memberinya ruang untuk bercerita tanpa merasa takut dihakimi. Percayalah, itu akan benar-benar membuatnya merasa lega dan terbebas sejenak dari beban yang selama ini dipikul olehnya seorang diri.
Itulah beberapa hal yang perlu ketahui tentang karakter anak tunggal, seandainya kamu akan berkencan dengannya. Sebenarnya, baik anak tunggal, sulung, maupun bungsu memiliki karakternya masing-masing. Tergantung pada apakah kamu mau memahaminya atau tidak.