Nggak dapat dipungkiri, beberapa perempuan memiliki timeline tertentu tentang seperti apa kehidupan mereka seharusnya. Akui saja, kamu pun demikian, bukan? Apalagi, saat-saat di mana seharusnya kamu menemukan tambatan hati dan menikah.
Meski merancang timeline sedemikian rupa dapat membantu mencapai mimpi dan harapan, terlalu berpatokan dan dan kaku dalam menyikapi hal ini justru dapat menambah tekanan yang nggak seharusnya ada dalam hubungan maupun kehidupan, lho! Untuk itu, bersantailah dan buang jauh-jauh tenggat waktu yang kamu punya tentang cinta, deh.
1. Kamu nggak pernah bisa memberi tenggat waktu untuk cinta
Percayalah, kamu nggak selalu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan, Bela. Menetapkan cinta harus muncul dalam kehidupan kamu pada bulan atau tahun tertentu bukanlah keputusan yang bijak. Katakanlah kamu benar-benar ingin menikah pada usia 30. Namun, apa jadinya apabila si dia sosok yang kamu nanti-nanti tak kunjung datang juga? Love has no deadline, bersantailah sejenak dan nikmati hidup.
2. Kamu nggak memiliki tanggal kedaluwarsa
Minta temanmu untuk memberi tahu jika ada tanggal kedaluwarsa di belakang leher kamu, deh. Of course, kamu tak akan menemukan apa pun di sana, bukan? So, berhentilah memperlakukan dirimu sendiri seolah kamu adalah sekotak susu atau sepotong roti, deh.
Memberi tenggat waktu tertentu untuk menikah mengisyarakatkan bahwa terdapat batas akhir tertentu dalam diri yang akan berakhir sebagai perempuan lajang. Tenang saja, menikah di usia berapa pun nggak mendefinisikan dirimu yang sejati, kok. Just love yourself dan cinta akan menghampirimu dengan sendirinya.
3. Kamu nggak akan bisa mengontrol kehidupan
Terobsesi terhadap rencana yang kamu sendiri telah tetapkan dapat membuatmu stres di kemudian hari, lho. Bagaimana tidak? Biasanya, ketika seseorang berharap berlebihan terhadap sesuatu dan ternyata tak membuahkan hasil, perasaan kecewa akan lebih mudah untuk bersarang di hati. So, lepaskan seluruh beban yang ada di pundak, ya. Tenggat waktu dan tujuan yang nggak tepat dapat membawamu ke situasi yang nggak sehat.
4. Seharusnya, kamu nggak benar-benar ingin tenggat waktu dalam cinta
Apakah kamu benar-benar menginginkan jenis cinta yang dikemas dengan sempurna tiba di depan pintu rumahmu guna memenuhi tenggat waktu yang ada? Apakah kamu yakin kedalaman cinta dan pernikahan hanya sampai di situ saja? It's so boring, Bela! Cinta dan kehidupan jauh lebih mengasyikkan dari itu. Kamu hanya perlu mencoba bersikap lebih terbuka pada kemungkinannya.
5. Risiko untuk terjebak pada cinta yang salah akan jauh lebih besar
Terlalu fokus untuk menemukan orang yang tepat pada usia tertentu dapat mengantarmu pada risiko menerima siapa pun yang datang saat itu. Padahal, jika kamu mau menunggu sedikit lebih lama, kamu bisa mendapatkan sosok yang lebih baik dan sempurna. Percayalah, cinta yang sejati benar-benar layak untuk ditunggu, kok. Selain itu, hidup melajang akan jauh lebih baik untukmu daripada menerima seseorang yang sesungguhnya nggak kamu cintai.
6. Terkadang, tidak apa-apa apa untuk menolak tekanan dari orang lain
Ada begitu banyak tekanan yang ditujukan kepada perempuan untuk menikah di usia tertentu. Nggak jarang, hal tersebut justru datang dari keluarga atau kerabat terdekat. Meski demikian, nggak ada salahnya apabila kamu nggak mengikuti tekanan yang dibebankan kepadamu, kok. Bagaimanapun juga ini adalah hidup kamu. Kamu yang akan menjalankannya, bukan orang lain. Di luar sana ada banyak hal yang dapat membuatmu stres. Jangan sampai kamu menambahnya lagi dengan permasalahan yang seharusnya tak ada, ya.
Itu dia beberapa alasan kenapa kamu harus buang-buang jauh deadline untuk menikah. Ingat, ya, Bela, pernikahan itu bukan perlombaan. Setiap orang punya waktunya sendiri-sendiri dalam menemukan cinta.