Open relationship adalah istilah yang mulai banyak dikenal juga dicari tahu oleh beberapa orang saat ini. Istilah tersebut muncul untuk menunjukkan status hubungan yang lebih 'bebas'.
Namun, masih banyak orang awam yang belum paham apa itu open relationship dan mengapa hubungan semacam itu diminati. Nah, di bawah ini, Popbela akan menjelaskan pengertian open relationship dan apa saja risiko yang mungkin terjadi bila kamu menerapkan prinsip hubungan tersebut.
Pengertian open relationship
Secara sederhana, open relationship adalah hubungan yang punya nilai prinsip berterbalikan dari monogami. Sebab, dalam open relationship, kamu diperbolehkan untuk menjalin hubungan asmara dengan orang lain, di luar pasanganmu saat ini.
Tentu saja, hal ini jauh berbeda dengan selingkuh, ya. Soalnya, selingkuh atau main serong dilakukan tanpa sepengetahuan pasanganmu, dan kamu berusaha untuk menyembunyikannya. Sedangkan, open relationship adalah hubungan terbuka yang telah disepakati dan diketahui oleh masing-masing kalian.
Lalu, apakah open relationship diperbolehkan untuk berhubungan seksual dengan orang lain pula? Jawabannya, tergantung pada kesepakatan yang kamu buat dengan pasanganmu.
Sebagian orang yang memakai prinsip open relationship dalam hubungannya, mengizinkan pasangan mereka untuk berhubungan seksual dengan orang lain. Namun, sebagian lainnya membangun kesepakatan hanya boleh untuk bergonta-ganti pasangan kencan.
Alasan orang melakukan open relationship
Sering kali, open relationship dianggap sebagai jalan keluar bagi mereka yang telah terikat dalam suatu hubungan, namun belum bisa menjalankan komitmen sepenuhnya. Mereka selalu kesulitan untuk bertahan dengan satu pasangan, dan selalu melakukan selingkuh.
Alhasil, mereka berpikir bahwa open relationship adalah pilihan terbaik. Mereka bisa mempertahankan hubungan utamanya, sekaligus tetap membiarkan jiwa bebasnya mencari-cari pasangan lain.
Kendati demikian, tidak semua orang bisa serta-merta menerapkan open relationship ini, ya. Pastikan bahwa kamu dan pasangan sama-sama punya prinsip serupa, sehingga tidak akan ada yang dirugikan dalam penerapan open relationship ini.
Risiko melakukan open relationship
Pastinya, akan ada berbagai risiko yang bisa terjadi saat kamu dan pasangan memutuskan untuk melakukan open relationship. Maka dari itu, sebelum saling menyetujui hubungan tersebut, pikirkanlah terlebih dahulu risikonya. Apa sajakah itu?
1. Cemburu
Walaupun sejak awal kamu dan pasangan sudah sepakat untuk open relationship, tidak menutup kemungkinan akan tetap muncul rasa cemburu. Apalagi, jika kamu merasa kasih sayang yang ia berikan kepada orang lain jauh lebih besar daripada rasa perhatiannya kepadamu.
Hal-hal semacam ini tentu akan merugikan salah satu pihak di kemudian hari. Sebab, kamu merasa bahwa kecemburuan itu tidak patut diutarakan karena kamu juga menyetujui adanya open relationship ini.
2. Penyakit menular
Jika prinsip open relationship-mu adalah membiarkan pasangan bisa melakukan apa pun kepada orang lain, termasuk hubungan seks, maka besar risikonya terjadi penularan penyakit seksual. Apabila kamu khawatir atas risiko ini, sebaiknya kamu memberikan batasan-batasan dalam hubungan terbukamu itu sejak awal.
Selain itu, rutinlah melakukan pemeriksaan fisik untuk mencegah sekaligus memastikan bahwa pasanganmu memang dalam kondisi yang sehat.
3. Kerahasiaan
Risiko lainnya dari open relationship adalah pudarnya kepercayaan di antara kalian. Bisa saja, salah satu di antara kamu mulai melanggar perjanjian dan batasan yang telah dibuat.
Alhasil, secara tiba-tiba saja, hubunganmu menjadi hubungan sekunder yang tidak lagi diprioritaskan. Juga, hilangnya kejujuran dan berubah menjadi aksi perselingkuhan.
Bisa disimpulkan bahwa open relationship adalah hubungan yang tidak mudah untuk dilakukan. Terutama, bagi kamu penganut monogami atau seseorang yang mudah cemburu dengan orang lain. Jadi, pastikan kamu dan pasangan telah bicara dari hati ke hati, sebelum putuskan untuk open relationship, ya!