Tidak peduli seberapa cantik atau seberapa tinggi status sosialmu, semua orang berhak untuk mendapatkan perlakuan yang baik dari pasangannya. Sebab faktanya, masih banyak perempuan yang merasa pantas menerima ketidakadilan yang dilakukan pasangannya.
Kalau saat ini kamu sedang berada dalam hubungan yang tidak memprioritaskanmu, maka kamu perlu melakukan sebuah tindakan. Berikut ini, hal-hal yang bisa dilakukan jika kamu hanya dijadikan pilihan dan bukan prioritas oleh pasanganmu!
1. Menjadi tegas dalam hubungan
Kalau selama ini kamu hanya menjadi sosok yang menerima semua permintaan kekasihmu, maka sekarang saatnya kamu melakukan hal yang serupa. Cobalah untuk bercerita tentang apa yang kamu rasakan selama ini dalam hubungan kalian.
Setelah itu, ungkapkan pula bahwa kamu ingin tetap menjadi prioritasnya tanpa mengganggu aktivitas sehari-harinya. Maksudnya, kamu tetap ingin mendapatkan kabar, meskipun ia sedang bersama temannya.
Bersikaplah teguh soal hak yang memang seharusnya kamu dapatkan sebagai seorang pasangan. Sebab, memang sudah seharusnya kamu diprioritaskan oleh orang yang tepat.
2. Yakinlah apa yang kamu lakukan itu benar
Saat membicarakan hal ini kepada pasangan, adakalanya kamu akan berpikir bahwa apa yang kamu lakukan ini berlebihan. Penilaian seperti terlalu sensitif atau terlalu banyak menuntut, akan terus menghantui perasaanmu.
Padahal, kondisi dan perasaan yang kamu rasakan saat ini nyata adanya. Kamu tidak perlu sungkan untuk mengatakannya kepada pasangan, jika memang kamu merasa tidak diprioritaskan. Lagi pula, laki-laki yang menyayangi dan mencintai kamu, akan meluangkan waktunya dengan sendirinya untuk membuatmu merasa dicintai.
3. Lupakan perlahan
Berhentilah menganggap laki-laki yang tidak memprioritaskanmu sebagai pasangan. Kamu bisa mulai melupakannya dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.
Nantinya, jika laki-laki tersebut mulai menghubungimu terlebih dahulu, kamu bisa menyampaikan tujuanmu menghindar saat ini. Ingatlah bahwa kamu tidak perlu memprioritaskan seseorang yang tidak memprioritaskanmu.
4. Beri dia ultimatum
Apabila dengan cara berdiskusi tidak membuahkan hasil, maka kamu perlu mengambil keputusan yang berani terhadap pasanganmu. Katakan bahwa kamu ingin putus atau berhenti jika ia tidak berubah untuk menjadikanmu prioritas.
Keputusan seperti ini memang membutuhkan keberanian yang cukup besar. Sebab, kamu harus menyiapkan kemungkinan terburuk kalau si dia benar-benar tak ingin berubah.
5. Tutup diri jika ia menghindar
Kebenaran yang menyedihkan tentang bersikap jujur kepada laki-laki yang tidak tahu cara memperlakukan perempuan adalah dia mungkin akan melarikan diri. Sikap melarikan diri itu ia lakukan karena pada dasarnya dia mengetahui bahwa apa yang dilakukannya selama ini salah.
Akan tetapi, alih-alih meminta maaf dan berubah, dia justru semakin membuatmu bersedih dengan melarikan diri. Jika sudah begini, maka kamu juga harus melakukan hal yang sama dengan menutup diri darinya. Kabur dan diam juga bisa menjadi alasan untuk kamu beranjak dari hubungan tersebut.
6. Ambil pelajaran darinya
Apa gunanya menjalani sesuatu jika kamu tidak mau belajar dari kesalahan masa lalu? Ingatlah betapa menyakitkannya dijadikan sebagai pilihan oleh pasanganmu.
Oleh karena itu, jadikanlah pengalamanmu saat ini sebagai prinsip di masa depan. Berjanjilah untuk tidak lagi membiarkan dirimu dijadikan sebagai pilihan, dan tidak pula menjadikan pasanganmu sebagai pilihan.
7. Jangan menoleh ke belakang
Laki-laki yang tidak memperlakukanmu sebagai prioritas adalah laki-laki yang tidak akan pernah menjadi pasangan yang baik. Jika kamu kembali bersamanya, maka tidak akan ada perbedaan jalan cerita di dalam hubunganmu.
Kecuali, jika ia telah menunjukkan perubahan yang lebih baik. Sayangnya, mengubah seseorang bukanlah kewajiban atau sesuatu yang bisa kamu lakukan tanpa keinginan dari dirinya sendiri.
Tidak dijadikan prioritas oleh pasangan memang menimbulkan kesedihan yang mendalam. Maka dari itu, kamu perlu melakukan sebuah tindakan untuk menyuarakan perasaanmu kepada si dia. Semoga berhasil, ya, Bela!
